Divisi HR memiliki tugas untuk mengelola sumber daya manusia di perusahaan. Salah satu aspek dalam tugas ini adalah melakukan evaluasi karyawan setiap tahun.
Evaluasi dilakukan untuk melihat dan memantau kinerja karyawan, apakah mencapai target atau tidak. Di akhir evaluasi, HR perlu membuat laporan.
Laporan ini disebut sebagai laporan monitoring dan evaluasi. Laporan ini pada umumnya berisi target dan capaian kerja karyawan pada suatu periode tertentu, misalnya per tahun.
Meski sudah menjadi kewajiban HR untuk melakukan evaluasi karyawan, masih banyak HR yang melakukan kesalahan ketika melakukannya.
Apa saja kesalahan tersebut? Anda dapat membacanya di artikel LinovHR berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Istilah Halo Effect Saat Interview
Kesalahan HR Saat Melakukan Evaluasi Karyawan
Supaya bisa membuat laporan monitoring dan evaluasi karyawan yang baik, terlebih dahulu HR harus melakukan evaluasi karyawan dengan tepat. Jika proses evaluasi tidak tepat, maka laporan yang dihasilkan pun menjadi tidak benar.
Oleh sebab itu, HR perlu mengetahui kesalahan yang biasa terjadi ketika melakukan evaluasi karyawan. Dengan mengetahui hal ini, HR dapat menghindarinya.
Berikut ini adalah 7 kesalahan HR saat mengevaluasi karyawan:
1. Tidak Menghilangkan Bias
Secara sadar atau tidak sadar, HR mungkin melakukan bias ketika mengevaluasi karyawan. Bias ini dilakukan dengan menyerang atau melawan karyawan berdasarkan prasangka atau intuisi yang tidak dapat dibuktikan.
Misalnya, HR memutuskan untuk memberi penilaian yang buruk kepada karyawan semata-mata karena tidak menyukainya. Padahal, karyawan tersebut selalu mengerjakan tugasnya dengan baik.
Prasangka yang menimbulkan bias tidak boleh dibiarkan ketika melakukan penilaian kinerja. Prasangka hanya akan membuat penilaian kinerja menjadi tidak objektif.
2. Halo Effect
Halo effect merupakan salah satu kesalahan yang sering dilakukan HR dalam evaluasi karyawan. Kesalahan ini dilakukan dengan menggeneralisasi satu aspek dari karyawan untuk semua aspek penilaian kinerja.
Misalnya, karyawan selalu mencapai target hingga melebihi ekspektasi. HR yang melakukan halo effect akan menggeneralisasi keberhasilan ini kepada seluruh aspek penilaian kinerja.
HR pun akan menganggap karyawan berhasil di aspek lainnya, padahal kenyataannya belum tentu demikian.
3. Distribution Error
Biasanya, tidak hanya satu orang HR yang melakukan penilaian kinerja. Tidak menutup kemungkinan beberapa HR akan mengevaluasi karyawan yang sama.
Penilaian yang dilakukan oleh orang yang berbeda tersebut bisa menimbulkan distribution error. Kesalahan ini akan menyebabkan penilaian antara satu HR dengan HR lainnya jauh berbeda.
Terdapat tiga jenis kesalahan distribusi yang biasa terjadi, yaitu sebagai berikut:
- Severity: HR yang mengevaluasi karyawan memberi penilaian di bawah rata-rata kepada semua atau hampir semua karyawan.
- Central: HR yang melakukan penilaian kinerja menganggap semua atau hampir semua karyawan berada di angka rata-rata, tidak terlalu bagus atau tidak terlalu buruk.
- Leniency: HR yang mengevaluasi karyawan memberi penilaian di atas rata-rata kepada semua atau hampir semua karyawan.
Software HR LinovHR memiliki modul Performance Management System yang dapat digunakan untuk mengelola penilaian kinerja karyawan di perusahaan.
Melalui modul ini, Anda bisa mengatur evaluasi karyawan dengan mudah. Laporannya pun akan dibuat secara otomatis, sehingga Anda bisa langsung menganalisisnya.
4. Recency Error
Recency error terjadi ketika HR hanya mempertimbangkan kinerja karyawan beberapa minggu terakhir dalam melakukan penilaian kinerja satu tahun.
Misalnya, beberapa minggu terakhir ini karyawan menunjukkan penurunan kinerja. Pekerjaannya selalu mencapai target, meski tidak melebihinya.
HR yang melakukan penilaian kinerja menganggap karyawan biasa-biasa saja, padahal bulan-bulan sebelumnya karyawan selalu melebihi target dan mengambil inisiatif.
5. Membandingkan Dua Karyawan
Membandingkan dua karyawan adalah kesalahan evaluasi karyawan selanjutnya. Hal ini merupakan kesalahan karena setiap karyawan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Seharusnya, HR membandingkan karyawan dengan standar penilaian kinerja yang sama untuk seluruh karyawan. Dengan demikian, evaluasi karyawan akan mendapatkan hasil yang adil.
6. Attribution Error
Asumsi menyebabkan laporan monitoring dan evaluasi karyawan menjadi tidak objektif. Oleh karena itu, asumsi perlu dihilangkan ketika melakukan penilaian kinerja karyawan.
HR yang menggunakan asumsi terhadap sikap atau sifat karyawan ketika melakukan penilaian akan memunculkan attribution error.
Misalnya, HR berasumsi bahwa karyawan membenci pekerjaannya ketika karyawan tidak menjawab positif suatu pertanyaan dalam penilaian kinerja.
7. Similarity Error
HR mungkin merasa beberapa karyawan memiliki kepribadian yang mirip dengan dirinya. Kemiripan ini kemudian membuat HR cenderung memberikan penilaian kinerja yang positif, tak peduli kinerja karyawan yang sebenarnya.
Kesalahan demikian disebut dengan similarity error. Untuk menghilangkan similarity error, HR membutuhkan objektivitas dan pendapat orang lain dalam mengevaluasi karyawan.
Baca Juga: Mengenal Employee Monitoring untuk Mengetahui Kinerja Karyawan
Kriteria Penilaian Kinerja Karyawan
Setiap organisasi memiliki standar atau Key Performance Indicator (KPI) yang berbeda-beda. Namun, secara umum, beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
- Pengetahuan karyawan tentang pekerjaan mereka.
- Ketepatan waktu atau kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas sesuai tenggat.
- Kualitas hasil kerja karyawan.
- Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
- Kemampuan karyawan bekerja secara mandiri.
- Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.
- Kemampuan berkomunikasi dengan rekan kerja.
- Keterampilan dalam membangun kerja sama tim.
- Pengelolaan waktu yang baik.
- Keterampilan kepemimpinan yang dimiliki.
Contoh Form Monitoring Karyawan
Berikut contoh formulir monitoring karyawan yang bisa digunakan untuk mengawasi tugas dan proyek karyawan dengan lebih efektif.
Mudahkan Pembuatan Laporan Monitoring dan Evaluasi Karyawan Bersama LinovHR
Menghindari kesalahan dalam mengevaluasi karyawan akan membuat HR bisa menghasilkan laporan monitoring dan evaluasi karyawan yang objektif dan akurat.
Dengan demikian, laporan ini pun bisa digunakan untuk menentukan kebijakan dan strategi baru terkait pengelolaan SDM di perusahaan.
Kini, Anda tak perlu lagi menggunakan cara manual untuk membuat laporan penilaian kinerja. Anda bisa mendapatkan laporan ini dengan mudah jika menggunakan Software HRIS Indonesia LinovHR.