Perusahaan perlu meninjau banyak hal sebelum merekrut karyawan baru. Peninjauan ini dapat dari berbagai sudut dan aspek. Untuk memaksimalkan pertimbangkan tersebut, HRD harus memahami teori kompetensi knowledge, skill, attitude atau lebih dikenal dengan KSA.
Pengertian KSA (Knowledge Skill Attitude)
Konsep KSA adalah suatu deskripsi atas kualifikasi yang dimiliki oleh calon kandidat karyawan untuk menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam proses rekrutmen. Konsep ini akan memudahkan Human Resources Department dalam mengidentifikasi kepribadian calon karyawan.
Teori kompetensi Knowledge Skill Attitude dirancang oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dalam sebuah sidang American Psychological Association. Dalam komite tersebut menghasilkan tiga komponen utama dalam pendidikan, meliputi:
- Cognitive (Knowledge)
- Psychomotor (Skills)
- Affective (Attitude)
Umumnya, dokumen KSA disertakan oleh HRD ketika hendak melakukan penentuan calon karyawan baru. Namun, belum banyak perusahaan yang mengharuskan para pelamar kerja untuk menyisipkan lembar KSA dalam arsip lamaran.
Saat ini perusahaan lebih berorientasi pada resume dan CV (Curriculum Vitae) pelamar ketika membuka lowongan kerja. Jadi, praktik penggunaan KSA sudah mulai ditinggalkan. Akan tetapi, masih ada sejumlah badan usaha yang meminta pelamar kerja menyertakan dokumen ini. Jadi, tidak ada salahnya Anda membuat dokumen KSA sesuai kepribadian diri.
Baca Juga: Otak Kanan VS Otak Kiri, Mana yang Lebih Unggul?
Â
Komponen-Komponen KSA
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, KSA merupakan singkatan dari istilah komponen Knowledge, Skill, dan Attitude. Untuk memahaminya lebih lanjut, LinovHR akan membahas masing-masing komponen di bawah ini.
Knowledge (Pengetahuan)
Knowledge adalah komponen pembangun yang berfokus dalam pemahaman seorang karyawan atas suatu teori atau praktik ilmu pengetahuan. Segala hal pembentuk komponen ini perlu disajikan secara fakta.
Salah satu cara untuk membuktikan bahwa Anda memiliki suatu ilmu pengetahuan adalah dengan dokumen pendukung. Misalnya, seperti Anda memiliki pengetahuan di bidang Jurnalistik. Maka, Anda bisa menyertakan dokumen berupa ijazah kelulusan di suatu perguruan tinggi jurusan Jurnalistik.
Dengan begitu, pihak perekrut di perusahaan yang Anda lamar akan paham atas segala pengetahuan yang dimiliki melalui dokumen tersebut. Serta, perekrut pun tidak akan curiga atas potensi kebohongan atas penguasaan pengetahuan.
Skill (Keahlian)
Komponen pembangun konsep KSA selanjutnya ialah skill atau keahlian. Melalui unsur keahlian, perekrut dapat lebih mudah menyesuaikannya dengan kebutuhan peran di perusahaan. Misalnya, perusahaan membutuhkan seorang desainer grafis.
Maka, pihak perekrut dapat memilah para kandidat karyawan dengan kemampuan yang mendukung sebagai desainer grafis. Hal tersebut dapat berupa keahlian penggunaan software Adobe Photoshop dan Adobe Illustrator.
Untuk memperoleh suatu keahlian, Anda bisa mengikuti suatu program kursus dengan materi terkait. Atau, Anda bisa juga menempuh pendidikan di suatu instansi perguruan tinggi.
Agar bisa membuktikan atas suatu kepemilikan kemampuan, pelamar kerja bisa menyisipkan dokumen berupa sertifikat kursus pelatihan atau ijazah pendidikan. Jadi, perekrut bisa memastikan bahwa Anda benar-benar mempunyai keterampilan terkait.
Adapun beberapa contoh kemampuan baik hard skill maupun soft skill, yaitu:
- Hard skill : Desain grafis, IT programmer, Montir, dan lain-lain.
- Soft skill : Kepemimpinan, penyelesaian masalah, public speaking, dan sejenisnya.
Baca Juga: Apa Saja Hard Skill Paling Dicari Perusahaan?Â
Attitude (Sikap Perilaku)
Attitude adalah suatu pola pikir seseorang yang diimplementasikan dalam bentuk sikap perilaku. Komponen ini tidak kalah penting dengan yang sebelumnya. Pasalnya, tingkat kinerja dan produktivitas seorang karyawan cukup dipengaruhi oleh attitude yang dimiliki oleh pribadi bersangkutan.
Jika seorang karyawan memiliki attitude yang kurang baik, dikhawatirkan bisa menyebabkan penurunan produktivitas. Hal tersebut terjadi lantaran rekan kerja karyawan yang bersangkutan merasa terganggu dengan sikap pribadi di lingkungan kantor.
Sebaliknya, apabila perusahaan merekrut karyawan dengan attitude yang baik, maka dapat meningkatkan suasana kerja yang lebih positif. Jadi, penting untuk seorang HRD untuk merekrut calon kandidat pegawai dengan attitude menyenangkan.
Gunakan Manajemen SDM dari LinovHR untuk Meningkatkan Kualitas Karyawan
Manajemen sumber daya manusia (SDM) perlu dilakukan secara tertata dan terstruktur. Bila tidak dilakukan dengan demikian, dikhawatirkan terjadi hambatan dalam rangka peningkatan kualitas karyawan.
Seperti diketahui, setiap perusahaan perlu meningkatkan kualitas para pekerjanya. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kinerja dan produktivitas organisasi. Untuk memaksimalkan manajemen SDM di perusahaan Anda, gunakanlah software HRD dari LinovHR.
Melalui software LinovHR, perusahaan Anda dapat melakukan manajemen pengelolaan SDM dengan lebih optimal. Alhasil, program peningkatan kualitas karyawan dapat berjalan secara maksimal.
Mari segera gunakan software HRD dari LinovHR demi manajemen SDM yang lebih teratur dan terukur. Hubungi tim kami melalui tautan berikut untuk menjadwalkan demo software HRD dari LinovHR!