Pengertian Kompetensi Inti dan Langkah Menerapkannya Dalam Perusahaan

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Kompetensi Inti
Isi Artikel

Untuk menjadi sebuah perusahaan yang sukses, tidak hanya dibutuhkan strategi marketing yang baik. Tapi juga diperlukan metode untuk mengoptimalkan kemampuan perusahaan agar memiliki nilai lebih dari kompetitornya. Inilah yang disebut dengan kompetensi inti atau core competency.

Dengan mengoptimalkan core competency ini, perusahaan mampu menghubungkan nilai-nilai dari inti bisnis dengan kompetensi utama bisnisnya. Sehingga perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dan siap untuk menghadapi tantangan bisnis di masa depan. 

Tapi, sebenarnya seperti apa itu kompetensi inti? Apakah hal tersebut penting dan bagaimana cara meningkatkannya? Simak selengkapnya dalam artikel LinovHR berikut ini!

 

Apa Itu Kompetensi Inti?

Kompetensi inti adalah kemampuan dalam mengkombinasi sumber daya dan kapabilitas dengan tujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang membedakannya dengan perusahaan lain.

Selain menjadi pembeda, core competency menjadi nilai tambah perusahaan yang bisa menambah keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan kemampuan inti ini, perusahaan Anda tidak mudah ditiru oleh perusahaan karena kompetensi ini cenderung unik.

Kompetensi inti kerap disamakan dengan dengan keterampilan, padahal kedua hal ini berbeda. Keterampilan lebih mengarah pada pengetahuan detail. Sedangkan kompetensi inti lebih besar dan jauh dari konsep keterampilan. 

Karena dalam kompetensi inti memperhitungkan serangkaian perilaku, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan untuk membangun nilai unik.

Metode kompetensi inti sendiri diperkenalkan pada tahun 1990 oleh C;.K Prahalad dan Gary Hamel. Mereka mengenalkan istilah ini dalam sebuah artikel berjudul “Core Competence of Corporation”.

 

Baca juga: Tips Membangun Manajemen SDM Berbasis Kompetensi yang Tepat

 

Mengapa Perusahaan Membutuhkan Kompetensi Inti?

Menerapkan kompetensi inti bagi setiap perusahaan sangatlah penting. Adanya kompetensi inti perusahaan membuat identitas perusahaan tidak mudah ditiru oleh perusahaan lainnya. Selain itu, perusahaan bisa dengan mudah memperluas jangkauan inovasi.

Contohnya seperti yang dilakukan Samsung, yang menawarkan berbagai macam produk elektronik yang lengkap mulai dari smartphone, TV, kulkas, dan masih banyak lainnya. Semua itu bisa terwujud dengan implementasi kompetensi inti di dalam perusahaan.

Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa core competency bisa membantu perusahaan menjadi leader atau pemimpin dengan mempengaruhi keputusan bisnis utamanya.

Selain itu, kompetensi inti ini juga memberi kejelasan kepada karyawan mengenai nilai-nilai perusahaan, tujuan, serta visi misi dalam pengembangan karyawan.

Namun, hal yang paling penting adalah mampu menggerakan seluruh manajemen, mulai dari level bawah sampai level tinggi untuk menjadikan perusahaan sebagai prioritas.

 

Baca juga: Tata Cara Melaksanakan Uji Kompetensi Untuk Karyawan

 

Bagaimana Kompetensi Inti Bekerja?

Implementasi dari kompetensi inti adalah bagaimana perusahaan bisa mengkoordinasikan dan mengintegrasikan sumber daya internal. Tidak hanya dengan mempekerjakan para karyawan yang cerdas dan inovatif. Tapi juga bagaimana mengatur tim agar dapat bekerja sama dan menguatkan satu sama lain.

Lalu, dalam implementasinya diperlukan juga koordinasi yang baik. Tujuannya agar anggota tim tidak saling bersaing untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan dan tujuan bersama.

Tidak sampai di situ, kompetensi ini juga berfokus pada pembelajaran kolektif terutama dalam mengkoordinasikan aliran teknologi dan juga keterampilan produksi.

 

Berikut ini beberapa contoh kompetensi inti yang dimiliki perusahaan global.

  • Toyota: Memiliki teknik produksi yang ramping (lean production) sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya produksi yang lebih rendah.
  • Apple: Dengan imajinasi teknologi yang cerdas dan tahu bagaimana memasarkan produknya dengan tepat.
  • Walmart: Memiliki manajemen rantai pasok yang andal, sehingga memiliki jaringan distribusi yang luas tapi tetap efisien.
  • Google: Kombinasi karyawan terampil, lingkungan kerja yang nyaman yang mendorong inovasi.

 

Cara Meningkatkan Kompetensi Inti di Perusahaan

Kompetensi inti perlu terus dipantau dan diperbarui sesuai misi perusahaan dan kondisi pasar. Salah satu tantangan yang sering dihadapi perusahaan dalam menerapkan kompetensi inti adalah kurangnya dukungan dari karyawan.

Hal ini terjadi karena banyak karyawan yang tidak memahami konsepnya karena perusahaan tidak mampu mendefinisikannya dengan baik.

Agar perusahaan Anda tidak mengalami hal demikian saat menerapkan kompetensi inti, berikut ini cara mengembangkannya secara efektif.

 

1. Cobalah Identifikasi Apa yang Jadi Inti Perusahaan Anda

Cara pertama untuk membangun kompetensi inti adalah mengidentifikasi apa yang jadi proposisi nilai perusahaan. Identifikasi ini bisa didapatkan dari proses konsultatif kompetensi mana yang penting bagi keberhasilan perusahaan.

Proses konsultatif ini melibatkan banyak orang mulai dari manajemen puncak, SDM, dan pemangku kepentingan eksternal. Anda bisa membuat kompetensi inti dari berbagai elemen yang melekat pada perusahaan baik aset fisik, paten, ekuitas merek, sampai bakat.

 

2. Bangun Peran Aktif Pemimpin

Agar mampu berjalan dengan baik, seorang pemimpin perusahaan harus berperan aktif dalam membangun strategi serta menentukan dan mengembangkan kompetensi inti. 

 

3. Buat Strategi yang Jelas Kemudian Implementasikan

Dalam core competency, penting sekali untuk memiliki strategi. Tanpa strategi yang jelas, core competency tidak bisa berjalan optimal. Ini karena kompetensi inti akan berfokus pada strategi perusahaan.

Oleh karena itu, cobalah menyusun strategi agar perusahaan bisa memiliki keunggulan daripada kompetitor. Selain itu, susun juga strategi yang berfokus pada inovasi. Setelah menyusun strategi, selanjutnya implementasikan strategi tersebut.

 

4. Sesuaikan Strategi dengan Jenis Industri

Perlu Anda sadari bahwa tidak semua strategi cocok dengan perusahaan. Contohnya, bisnis di bidang farmasi umumnya berfokus pada komersialisasi produk, pengembangan, dan riset agar mudah diserap pasar.

Nah, strategi tersebut tidak akan cocok untuk diimplementasikan pada perusahaan kuliner. Oleh karena itu, dalam penyusunan strategi Anda perlu berorientasi kepada jenis industri yang relevan dengan bisnis Anda.

 

5. Tetap Orisinil

Keunggulan kompetitif hanya bisa dicapai bila Anda memiliki produk atau layanan yang unggul dan unik. Oleh karena itu, cobalah kedepankan orisinalitas. Hal ini karena orisinalitas memiliki peran sebagai alat prediksi tentatif. Anda juga bisa mengukur apakah produk atau layanan yang dimiliki sudah unggul dan orisinal dibanding pesaing.

 

6. Bangun Kemampuan Operasional yang Unik

Setiap bisnis tentu bisa menciptakan suatu produk, tapi yang membedakannya adalah bagaimana proses menciptakan produk tersebut dengan perbedaan unik yang menjadi inti sehingga meningkatkan daya saing perusahaan.

Hal ini bisa tercipta bukan hanya dari mesin-mesin canggih dan kecepatan produksi yang dimiliki perusahaan. Tapi juga mengenai kemampuan orang-orang yang ada di dalam perusahaan. 

 

 

Bagaimana setiap tim mampu bersinergi untuk melakukan inovasi dan menemukan peluang yang tidak bisa ditemukan orang lain. Dengan begitu perusahaan bisa memiliki kompetensi inti yang dapat bersaing dengan kompetitor dan menjaga kepuasan pelanggan di atas rata-rata.

Untuk membangun hal tersebut, tentu perusahaan perlu mengidentifikasi kemampuan apa saja yang perlu dimiliki oleh setiap karyawan. Sehingga setiap unit kerja dalam perusahaan memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan oleh perusahaan.

 

software hris

 

 

Cara manual tentu kurang efektif untuk melakukannya karena Anda tidak bisa mendapatkan data yang komprehensif. Oleh karena itu, software HRIS LinovHR dengan modul Competency Management hadir untuk membantu Anda.

Modul Competency Management memiliki berbagai fitur yang didesain khusus untuk membantu perusahaan dalam mengatur standar kualitas SDM di perusahaan. Sehingga manajemen dapat mengukur kompetensi apa saja yang perlu dikuasai berdasarkan kebutuhan tiap unit kerja.

Perusahaan dapat menggunakan fitur Competency List untuk membuat daftar apa saja kompetensi yang dibutuhkan oleh unit kerja. Kemudian, Anda bisa membagi kompetensi tersebut sesuai dengan proses yang ada dalam perusahaan.

Dalam modul ini, Anda juga bisa menganalisis gap kompetensi antar karyawan dengan fitur Gap Analyst. Fitur ini juga akan membantu Anda untuk proses pengembangan kompetensi yang lebih tertarget.

Semua modul dan fitur ini bisa Anda dapatkan hanya di satu dashboard tanpa perlu banyak software sehingga bisa dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

Untuk mengetahui software HRIS LinovHR lebih jauh, Anda bisa mengajukan demo gratis. Ada juga promo menarik bagi pengguna baru!

Tentang Penulis

Picture of Sella Melati
Sella Melati

Cuma senang menulis, yang suka nonton sama traveling
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Sella Melati
Sella Melati

Cuma senang menulis, yang suka nonton sama traveling
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru