Kirkpatrick model merupakan salah satu jenis evaluasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai efektivitas dari pelatihan karyawan yang sudah dilakukan oleh perusahaan.
Penilaian terhadap efektivitas dari pelatihan karyawan sendiri perlu untuk dilakukan oleh perusahaan. Agar perusahaan dapat mengetahui mengenai pelatihan apa saja yang berguna dan tidak berguna bagi karyawan yang dimilikinya.
Hal tersebut juga akan berguna bagi perusahaan untuk mengurangi biaya pelatihan karyawan yang tidak memberikan efektivitas terhadap karyawan.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai model kirkpatrick, simak penjelasan artikel LinovHR berikut sampai tuntas ya!
Baca Juga: Contoh Surat Pengajuan Pelatihan Karyawan yang Baik dan Benar
Apa Itu Kirkpatrick Model?
Model Kirkpatrick adalah metode evaluasi pelatihan yang dikenal karena kelebihannya yang komprehensif, sederhana, dan fleksibel untuk diterapkan dalam berbagai jenis pelatihan. Keunggulan dari model ini adalah kemampuannya untuk mengevaluasi semua aspek dari sebuah program pelatihan dan pembelajaran secara menyeluruh.
Kirkpatrick Model pertama kali dikembangkan oleh Profesor Donald Kirkpatrick di University of Wisconsin pada tahun 1959.
Hingga saat ini pun model ini masih digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan yang mereka lakukan terhadap karyawan yang dimilikinya.
Baca Juga: 5 Langkah Membuat SOP Pelatihan Karyawan
4 Langkah Model Krikpatrick
Model evaluasi Kirkpatrick diterapkan melalui empat tahapan. Berikut adalah penjelasan dari 4 level model kirkpatrick tersebut:
1. Level 1: Reaction
Kriteria pertama dari model ini adalah reaction atau reaksi. Di mana pada level ini perusahaan akan mengukur apakah para peserta menganggap pelatihan yang diberikan itu menarik, menyenangkan, dan relevan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan.
Tahap ini dinilai paling sering dilakukan setelah perusahaan melaksanakan pelatihan dengan meminta para karyawan untuk menilai pengalaman yang mereka miliki setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Model kirkpatrick lebih mendorong pertanyaan survei yang berkonsentrasi pada hal apa saja yang dapat diambil oleh para peserta. Melalui cara ini, perusahaan bisa mendapatkan feedback yang efektif untuk proses pelatihan selanjutnya.
2. Level 2 Learning
Pada level kedua ini, perusahaan akan mengukur pengetahuan apa saja yang diperoleh para peserta pelatihan. Baik selama pelatihan maupun pada akhir dari pelatihan.
Jenis evaluasi ini memungkinkan bagi perusahaan untuk mengetahui perbandingan pengetahuan karyawan sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan.
Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat mengetahui efek dari pelatihan yang dilakukan terhadap karyawan.
3. Level 3 Behaviour
Salah satu langkah terpenting dalam kirkpatrick model terdapat pada langkah yang ketiga ini. Di mana pada level ini, perusahaan akan mengukur apakah peserta pelatihan benar-benar terpengaruh oleh pembelajaran dan apakah mereka menerapkan apa yang mereka pelajari ketika melaksanakan pekerjaan yang mereka miliki.
Dengan menganalisis perubahan perilaku karyawan, maka perusahaan dapat mengetahui apakah pelatihan yang diberikannya memberikan dampak terhadap perilaku karyawan atau tidak.
Hal ini juga dapat membantu perusahaan untuk merancang ulang pelatihan maupun meningkatkan pelatihan yang akan dilakukan di kemudian hari.
4. Level 4 Results
Langkah terakhir adalah dengan melakukan evaluasi terhadap apa yang dipelajari oleh peserta dan bagaimana hal tersebut dapat membantu mereka dalam bidang pekerjaan yang dimilikinya, serta memberikan pengoptimalan lebih lanjut dan keuntungan bagi perusahaan.
Dampak dari hasil ini akan tercermin dalam tindakan karyawan, biaya dan anggaran organisasi, kinerja karyawan, serta produktivitas karyawan.
Baca Juga: Seperti Apa Tips Manajemen Pelatihan dalam Perusahaan
Kelebihan dan Kekurangan Model Kirkpatrick
Setiap cara yang digunakan oleh perusahaan dalam menilai sesuatu tentu akan memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Termasuk juga model kirkpatrick.
Adapun beberapa kelebihan dari model kirkpatrick, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Memiliki langkah-langkah evaluatif yang jelas untuk diikuti
- Lebih bersifat komprehensif karena mencakup aspek kognitif, skill dan efektif dalam penilaiannya
- Memberikan wawasan berharga bagi HR dan pemimpin bisnis tentang program pelatihan mereka secara keseluruhan dan dampaknya terhadap hasil bisnis
Sedangkan kekurangan dari kirkpatrick model di antaranya adalah sebagai berikut.
- Sulit untuk menghubungkan hasil bisnis dengan pelatihan khusus
- Sulit untuk membuktikan kemanjuran dan laba atas investasi (ROI) karena penyebabnya seringkali kompleks
- Dapat memakan waktu dan membutuhkan investasi yang mahal untuk melakukan semua pre-test, post-test, dan analisis pembelajaran
Transformasi Evaluasi Kirkpatrick
Evaluasi model kirkpatrick telah diubah oleh James dan Wendy Kirkpatrick dalam buku Evaluasi Pelatihan Empat Tingkat Kirkpatrick.
Dalam buku ini, mereka memberikan usulan terhadap metodologi baru dengan fokus yang lebih dalam pada pelatihan orang dalam pekerjaan sehari-hari.
Metodologi ini berusaha untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap tujuan dan kebutuhan dari perusahaan yang ingin dicapai melalui pelatihan tersebut.
Karena nilai pelatihan adalah bisnis plus yang dalam beberapa tahun terakhir telah dipertaruhkan oleh perusahaan untuk mencapai kesuksesan.
Baca juga: Cara mengukur efektivitas pelatihan dan pengembangan karyawan
Buat Pelatihan Perusahaan Lebih Tepat Sasaran dengan Learning Management System LinovHR
Mengadakan pelatihan adalah salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh karyawan.
Dalam melaksanakan pelatihan karyawan, tentu perusahaan perlu merencanakan pelatihan-pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh para karyawan yang sesuai dengan kebutuhan mereka ketika melaksanakan pekerjaan.
Namun, pelatihan karyawan ini adalah salah satu kegiatan yang memakan biaya yang besar. Maka sangat penting bagi perusahaan untuk dapat merumuskan kegiatan pelatihan apa saja yang diperlukan oleh karyawan agar pelaksanaannya dapat berjalan efektif.
Untuk mempermudah perusahaan dalam membuat pelatihan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, maka perusahaan dapat menggunakan sebuah software yang dapat mengelola segala hal yang berkaitan dengan proses pengembangan karyawan dalam satu tempat.
Software yang dapat Anda gunakan adalah Software HRIS LinovHR yang memiliki modul Learning Management System LinovHR. Melalui modul ini, perusahaan akan mendapat kemudahan dalam merencanakan, mengadakan, sampai dengan mengevaluasi keberhasilan pelatihan karyawan.
fitur Go to E-Learning yang memungkinkan perusahaan untuk mengadakan pelatihan secara online dan dapat diakses melalui website atau aplikasi ESS LinovHR.
Lalu, agar proses pelatihan karyawan lebih teratur dan punya goals yang jelas, perusahaan pun dapat membuat silabus menggunakan fitur Course. Jika dalam pelatihan ini perusahaan ingin mengadakan kuis, Anda hanya tinggal menggunakan fitur Quiz.
Untuk mengukur kesuksesan dari pelatihan, perusahaan bisa mengevaluasinya berdasarkan Feedback Theme yang disediakan oleh modul Learning Management System.
Bahkan, karyawan bisa mengusulkan secara mandiri sekiranya ada pelatihan yang ingin mereka ikuti.
Segera gunakan Software HRIS LinovHR sekarang juga untuk merasakan kemudahannya!