Key Performance Indicator (KPI) merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan bisnis. Namun, sebagian besar perusahaan belum sepenuhnya memahami tentang bagaimana cara menggunakan KPI dalam bisnis mereka.
Di perusahaan, KPI menjadi aspek yang punya peran penting untuk mengukur kinerja karyawan, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kinerja karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Pada artikel ini, akan menjelaskan secara mendetail mengenai KPI, jenis, dan strategi penerapannya.
Apa itu Key Performance Indicator (KPI)?
Key Performance Indicator merupakan sebuah alat ukur kuantitatif yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi kinerja jangka panjang perusahaan secara menyeluruh. Biasanya berperan dalam menilai pencapaian strategis, keuangan, dan operasional.
Selain itu, KPI juga dapat dinilai untuk dapat mengukur kemajuan atau pencapaian berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) perusahaan.
Dengan begitu, penggunaan KPI untuk mengukur kinerja tim sangat bermanfaat untuk dapat memahami sejauh mana upaya yang telah dilakukan memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnis.
Apabila seluruh karakteristik di atas terpenuhi, KPI akan mempermudah HRD melacak tingkat keberhasilan visi misi perusahaan, sekaligus memprediksi kapan kiranya tujuan-tujuan bisnis tercapai.
Baca juga: 9 Langkah Mudah Membuat KPI Karyawan
Jenis-Jenis Key Performance Indicator
Pada dasarnya KPI terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu KPI finansial, non-finansial, operasional, dan pertumbuhan. Berikut penjelasannya.:
1. KPI Finansial, indikator yang berfokus pada kinerja keuangan perusahaan. Beberapa contohnya sebagai berikut.
- Laba Kotor (Gross Profit), mengukur jumlah uang yang tersisa setelah pengurangan harga pokok penjualan (HPP).
- Laba Bersih (Net Profit), mengukur pendapatan yang tersisa setelah dikurangi HPP dan biaya operasional lain, seperti bunga dan pajak.
- Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), mengukur persentase laba kotor terhadap penjualan.
- Rasio Lancar (Current Ratio), dapat mengukur kemampuan keuangan dengan membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar.
2. KPI Non-Finansial, jenis ini tidak berkaitan langsung dengan langsung, tetapi tetap penting untuk kinerja bisnis. Contoh dari KPI non-finansial sebagai berikut.
- Perputaran tenaga kerja (Manpower Turnover)
- Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Metrics)
- Rasio pelanggan berulang dan pelanggan baru (Repeat Customer to New Customer Ratio)
3. KPI Operasional, dapat mengukur aspek terkait pelayanan pelanggan yang bervariasi tergantung dari jenis usahanya. Misalnya dapat berupa:
- Bisnis konsultasi, KPI diukur dari keberhasilan menyelesaikan permasalahan klien.
- Bisnis makanan beku, KPI dapat mengukur kualitas produk dan layanan pengiriman kepada pelanggan.
4. KPI Pertumbuhan, dapat mencakup berbagai metrik yang dapat menunjukkan perkembangan bisnis, seperti jumlah klien, leads, followers media sosial, dan pengunjung situs web
Baca Juga: Keuntungan Menerapkan KPI Software di Perusahaan
Mengapa Key Performance Indicator itu Penting?
Berikut ini alasan utama mengapa pentingnya menggunakan KPI dalam suatu perusahaan.
- Menjaga Keselarasan Tim. KPI dapat membantu untuk mengukur kesuksesan proyek dan kinerja karyawan, sekaligus dapat memastikan tim bekerja menuju tujuan yang serupa.
- Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Organisasi. KPI memberikan gambaran realistis tentang kondisi perusahaan, termasuk identifikasi risiko dan indikator keuangan.
- Melakukan Penyesuaian. KPI dapat memungkinkan untuk menetapkan tujuan yang jelas, serta mengevaluasi strategi agar berhasil atau tidak mencapai target.
- Meningkatkan Motivasi. KPI dapat memberikan umpan balik yang positif kepada karyawan saat target terpenuhi dan ini dapat meningkatkan motivasi dan rasa pencapaian.
Cara Membuat Key Performance Indicator
Membuat KPI bukanlah tugas yang mudah, sehingga biasanya hanya orang-orang tertentu dalam perusahaan, seperti manager, supervisor, kepala tim, atau posisi strategis lainnya.
KPI yang efektif mampu memberikan panduan bagi bisnis dalam menilai kinerja berdasarkan data yang dikumpulkan dan mengevaluasi kinerja bisnis secara keseluruhan.
1. Identifikasi Kinerja Bisnis yang Akan Diukur
Biasanya sebelum menyusun KPI, penting untuk mengetahui proyek bisnis atau tugas yang akan dilakukan terlebih dahulu. Hal ini diperlukan untuk menerapkan skala prioritas untuk dicapai perusahaan.
2. Menentukan Tolok Ukur
KPI bertujuan untuk dapat mengukur kinerja karyawan dan proyek bisnis, sebaiknya menetapkan tolok ukur kuantitatif di setiap KPI yang direncanakan.
3. Breakdown KPI Sampai ke Peran Terkecil
KPI perusahaan dapat dipecah lagi menjadi KPI individu, hal ini penting untuk karena dapat membantu melacak siapa yang bertanggung jawab untuk KPI yang lebih besar, baik KPI tersebut tercapai atau tidak.
4. Evaluasi Perubahan Target/Kinerja
Langkah selanjutnya adalah dapat meninjau KPI dari periode sebelumnya. Jika KPI tercapai dapat meningkatkan target guna mendorong hasil yang lebih baik. Sebaliknya, jika tidak terpenuhi maka identifikasi penyebabnya dan atur dengan lebih baik lagi.
Baca Juga: Rumus dan Cara Menghitung KPI Karyawan yang Benar
Contoh Penerapan Key Performance Indicator
Secara sederhana, KPI adalah sebuah tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, Anda pemilik perusahaan sepatu dan ingin meningkatkan profit di bulan ini, targetnya bisa menjual 1.000 sepatu.
Sebagai KPI, Anda bisa menetapkan target seperti menjual 1.000 sepatu di bulan Januari 2024 dengan rencana menjual 250 per minggu atau berhasil mencapai penjualan 1.000 sepatu dalam 3 hari pertama liburan anak sekolah.
Dengan begitu, KPI Anda mencapai angka 1.000 jika pada tanggal 19 Januari Anda baru terjual 550 sepatu, dari sini bisa melakukan evaluasi apakah sudah di jalur yang benar atau sudah mencapai target.
Oleh karena itu, KPI sangat penting bagi perusahaan karena perusahaan tidak hanya dapat mengevaluasi sejauh mana target kuantitatif tercapai, tetapi dapat menilai kompetensi setiap bagian dari timnya.
Baca Juga: KPI Tree: Bagaimana Cara Membuatnya dengan Tepat?
Kelola KPI Perusahaan dengan Modul Performance Appraisal Management dari LinovHR
Mengelola Key Performance Indicators (KPI) merupakan tantangan bagi banyak perusahaan. Tanpa sistem yang baik, pengelolaan KPI menjadi proses yang rumit dan memakan waktu, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran area mana yang perlu perbaikan.
Hal ini dapat menyebabkan penilaian kinerja yang tidak akurat, mengurangi motivasi karyawan, dan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan Modul Performance Appraisal Management dari LinovHR, Anda dapat mengelola KPI perusahaan dengan lebih mudah dan efisien.
Sistem ini memungkinkan Anda untuk mengevaluasi KPI karyawan, memberikan feedback, dan memastikan kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, Anda dapat meningkatkan transparansi, akurasi penilaian, dan motivasi karyawan.