Memiliki passion tinggi dalam satu bidang kerja umumnya baik, tapi tak selalu. Untuk beberapa alasan, passion bisa memicu obsesi tak sehat. Banyak perusahaan menuntut pekerjanya supaya punya passion tinggi pada tugasnya. Ini karena passion selalu dikaitkan dengan sesuatu yang positif dan performa baik.
Passion memang penting untuk perusahaan, dan merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam diri tiap pekerja, tapi dalam porsi yang pas. Hal itu pernah diungkapkan dalam sebuah hasil kajian dari Ide Katrine Birkeland yang merupakan mahasiswi tingkat doktoral dari BI Norwegian Business School.
Dari hasil kajian tersebut, tak semua passion dalam pekerjaan punya efek baik, sehingga penting untuk mengidentifikasi penyebab munculnya passion. Dalam hal ini, didapati dua jenis passion yang berkaitan dengan profesi, yaitu harmonious passion dan obsessive passion.
Harmonious passion dan Obsessive passion
Masih dalam makalah yang sama, Bikerland sudah menguji tentang peran yang dimainkan passion untuk kebaikan dan performa bagus dalam tempat kerja. Di sisi lain, kajian ini juga menyatakan bahwa passion juga tak selalu memberi efek baik, dan tak bisa diterapkan dalam semua bidang pekerjaan.
Harmonious passion merupakan jenis passion yang dapat dikontrol, dan sering dikaitkan dengan performa baik, kreatif, dan komitmen tinggi pada tugas. Semua tugas yang dikerjakan didasari atas kerelaan dan kenikmatan. Ibaratnya, passion semacam ini dihasilkan dari cinta pekerjaan.
Karyawan dengan harmonious passion dapat mengontrol passion dalam hal pekerjaan, dan apa yang dilakukan bisa menciptakan harmoni antara dunia kerja dan aktivitas di luar kerja. Di saat bersamaan, karyawan semacam ini tahu kapan harus menjauh dan berpaling dari pekerjaan saat ingin menikmati aktivitas lain atau saat pekerjaan terlalu berisiko.
Baca Juga : [ InfoGrafis ] Cara Mengatasi Migrain Saat Bekerja
Harmonious passion bisa dicirikan dengan pekerja yang punya dedikasi, secara fisik dan psikis sehat, punya kepercayaan diri, lebih kreatif, dan punya tingkat konsentrasi tinggi. Pekerja semacam ini akan banyak disukai, karena bakal mampu mengangkat mood dan energi.
Melihat sisi lain, terdapat obsessive passion yang seringnya memberi efek buruk pekerja. Passion semacam ini hanya muncul saat dibutuhkan saja, semisal untuk popularitas atau penegasan status. Obsessive passion sering dikaitkan dengan ‘kecanduan’, stress, dan konflik keluarga.
Seolah pekerjaan mengambil alih porsi hidup tanpa alasan masuk akal. Obsessive passion tak hanya negatif untuk pekerja yang mengalami kondisi ini, tapi juga memberi konsekuensi tak baik terhadap yang lain, entah saat berada di lingkungan juga atau saat berada di lingkungan keluarga.
Pekerja dengan obsessive passion dicirikan dengan pribadi yang tak terkontrol, tak jujur saat menyelesaikan tugas, dan sikap lain yang pada akhirnya memicu konflik antara kehidupan kerja dan aktivitas personal dalam hidup. Efek lain berupa rendahnya tingkat kepuasan karir yang dipunyai.
Obsessive passion juga menciptakan kondisi yang mana pekerja akan merasa memiliki kepercayaan diri rendah, mengembangkan sikap defensif, dan kadang agresif. Inilah tipe karyawan yang sering memicu stress di lingkungan kerja, dan keberadaannya sebaiknya dihindari.
Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Singkatnya, tak baik bekerja di antara karyawan dengan obsessive passion dalam karir yang dimiliki. Lebih lanjut, Birkeland mencoba menginvestigasi apakah ada perusahaan yang dapat menangani konsekuensi negatif dari karyawan yang memiliki obsessive passion.
Baca Juga : Tentang Fenomena Pelecehan Seksual Dalam Dunia Kerja
Ada dua elemen penting yang didapat dari hasil investigasi, yaitu dukungan dari kolega dan atasan, juga pentingnya menguasai suasana ruang kerja. Dalam hal menguasai suasana tempat kerja, sukses dicirikan dengan usaha keras, pengembangan diri, kemauan belajar, menguasai tugas, dan aktif berkolaborasi dengan rekan kerja.
Berkebalikan dengan pekerja yang punya obsessive passion, yang mana sukses adalah jika unggul dari pekerja lain. Sikap seperti ini hanya memicu rivalitas dan kompetisi internal yang berfokus untuk saling mengalahkan dengan beragam cara.
Suasana ruang kerja dan dukungan dari rekan kerja terbukti punya efek positif untuk performa kinerja menjadi lebih baik dalam lingkungan kerja. Studi menunjukkan bahwa rekan kerja yang punya kepedulian pada karyawan yang mengalami obsessive passion, bisa memperlambat kecanduan.
Dalam tulisan lain berjudul How to Love Your Job, Bikerland menggaris-bawahi, jika pekerjaan memang memberi kebahagiaan, maka lanjutkan. Tapi jika mencintai pekerjaan karena dapat memberi status dan ego, sebaiknya berhati-hati. Untuk yang satu ini, kesadaran diri perlukan untuk menilai suatu passion.
Dan pada akhirnya anda pun harus mengerti, ternyata tidak semua hal yang dikerjakan sesuai passion itu adalah hal-hal yang positif, Ternyata ada hal negatif dibalik bekerja sesuai passion .