Tidak dapat dipungkiri bahwa kita bisa terkena musibah atau kecelakaan di mana saja, termasuk di tempat kerja. Risiko kecelakaan kerja cenderung lebih tinggi bagi mereka yang bekerja di lapangan.
Penyebab kecelakaan kerja pun beragam, mulai dari kesalahan manusia hingga faktor lain di luar kendali manusia. Oleh sebab itu, diperlukan SOP dan penggunaan alat pelindung diri (APD) sebagai langkah pencegahan.
Lantas, apa sebenarnya kecelakaan kerja itu? Simak penyebab dan tips menghindari kecelakan kerja disini!
Apa itu Kecelakaan kerja
Definisi kecelakaan kerja bisa beragam, namun secara umum, kecelakaan kerja adalah insiden atau kejadian di tempat kerja yang menyebabkan cedera fisik. Selain itu, kecelakaan dalam perjalanan menuju tempat kerja juga termasuk dalam kategori kecelakaan kerja.
Menurut Permenaker No. 5 Tahun 2021, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam konteks hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi selama perjalanan dari rumah ke tempat kerja atau sebaliknya, serta penyakit yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab mutlak akan keselamatan karyawan mereka dalam menjalani kerja di lingkungan kerja, dengan menyediakan peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja guna melindungi karyawan dari hal yang tak diinginkan.Â
Baca Juga: Fatigue Management: Pengelolaan Karyawan untuk Hindari Lelah Kerja
Jenis-Jenis Kecelakan Kerja
Jenis kecelakaan kerja cukup beragam dan terbagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok memiliki kriteria tertentu yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Menurut BPJS Ketenagakerjaan, terdapat 4 jenis kecelakaan yang umum terjadi di tempat kerja. Berikut adalah daftarnya:
Tertimpa Objek
Jenis kecelakaan ini biasanya terjadi di pabrik atau lokasi proyek yang penuh dengan material. Insiden ini sering kali disebabkan oleh objek yang tidak sengaja jatuh akibat kesalahan manusia atau kerusakan pada objek tersebut.
Terjatuh dan Terpeleset
Terjatuh dan terpleset merupakan penyebab yang sering terjadi di area kerja yang licin atau tidak rata. Meskipun terlihat sepele, cedera akibat jatuh bisa menjadi serius, terutama jika jatuh dari ketinggian.
Terkena Benda Tajam
Jenis kecelakaan ini sering terjadi di sektor pekerjaan yang menggunakan banyak benda tajam atau mesin. Karena itu, kehati-hatian ekstra diperlukan untuk menghindari cedera akibat benda tajam.
Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas sering terjadi selama perjalanan menuju atau pulang dari tempat kerja. Jenis kecelakaan ini lebih sering dialami oleh pekerja di sektor transportasi dan perdagangan.
Baca Juga: Cara Membuat Jadwal Shift Kerja Karyawan dan Rumusnya
Penyebab Kecelakaan Kerja
Berikut Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yang perlu diketahui agar bisa dihindari antara lain adalah:
1. Faktor Manusia
Faktor ini berkaitan dengan perilaku, sikap, dan keterampilan pekerja saat menjalankan tugasnya. Contoh perilaku yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja meliputi kurangnya konsentrasi, kesalahan dalam pengoperasian mesin, tidak mematuhi aturan keselamatan, atau mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang sebelum bekerja.
Sikap yang acuh, malas, atau terlalu percaya diri juga bisa meningkatkan risiko kecelakaan.
Keterampilan yang kurang memadai, tidak terlatih, atau tidak sesuai dengan pekerjaan yang ditugaskan dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
2. Kurangnya Pelatihan dan Edukasi
Biasanya, sebelum mulai bekerja, pekerja akan diberikan pelatihan dan edukasi terkait tugas yang akan dilakukan, seperti cara mengoperasikan mesin atau benda tajam di lokasi kerja.
Namun, jika pelatihan dan edukasi ini tidak mencukupi, risiko kecelakaan kerja bisa meningkat. Oleh karena itu, mengikuti pelatihan sangat penting.
3. Faktor Lingkungan
Faktor ini meliputi kondisi fisik, kimia, biologis, atau psikologis di lingkungan kerja. Lingkungan yang tidak mendukung bisa menyebabkan kecelakaan kerja, seperti suhu yang terlalu ekstrem, kebisingan berlebihan, pencahayaan yang buruk, polusi udara, atau kelembapan tinggi.
Selain itu, lingkungan kerja juga bisa mempengaruhi kesehatan mental pekerja, seperti stres, tekanan, konflik, atau kebosanan, yang dapat menurunkan kinerja, motivasi, dan kewaspadaan mereka.
4. Faktor Kondisi Peralatan
Penyebab kecelakaan kerja yang terakhir adalah terkait dengan kualitas, kelayakan, dan pemeliharaan peralatan yang digunakan di tempat kerja. Peralatan yang rusak, tidak berfungsi dengan baik, tidak sesuai standar, atau tidak dirawat secara rutin dapat menjadi penyebab kecelakaan.
Misalnya, mesin yang meledak, kabel yang terkelupas, tangga yang patah, atau alat pelindung diri yang tidak sesuai. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa kondisi peralatan sebelum digunakan dan segera melakukan perbaikan atau penggantian jika diperlukan.
Baca Juga: Schedule Exception LinovHR: Mudahkan Ganti Jadwal Shift Kerja
Tips Mencegah Kecelakaan Kerja
Penting juga untuk menerapkan beberapa tips terkait upaya pencegahan kecelakaan kerja di tempat kerja. Berikut beberapa tips mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja:
1. Penyuluhan dan Pelatihan Keselamatan Berkala
Mencegah kecelakaan kerja menjadi lebih mudah jika setiap pekerja memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengelola risiko. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyediakan pelatihan keselamatan secara rutin kepada semua karyawan.
Pelatihan ini harus mencakup pemahaman tentang prosedur keselamatan, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan langkah-langkah darurat dalam situasi berisiko tinggi.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
APD adalah peralatan yang digunakan untuk mengurangi paparan terhadap bahaya di tempat kerja. Pastikan karyawan memakai APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan potensi bahaya di area kerja mereka.
Peralatan ini mencakup helm, pelindung mata, sarung tangan, sepatu pengaman, dan peralatan pelindung lainnya yang relevan dengan risiko yang ada. Untuk mencegah kecelakaan kerja, pastikan setiap pekerja menggunakan APD yang dalam kondisi baik dan terawat.
3. Memahami dan Melaksanakan K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) penting untuk memastikan perlindungan dan keamanan pekerja saat bekerja. K3 diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang sering dianggap sebagai dasar penerapan K3.
Dengan pemahaman yang baik tentang K3, baik perusahaan maupun karyawan akan lebih mudah melakukan pencegahan kecelakaan kerja. Jika perusahaan merasa belum cukup memahami aturan ini, banyak pelatihan dan pendidikan K3 tersedia untuk membantu mereka.
4. Membuat SOP dan Pembagian Kerja
Pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur) bertujuan untuk mengatur dan memastikan bahwa semua aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan baik dan efisien. SOP mencakup aturan dan panduan tentang bagaimana karyawan seharusnya bekerja.
SOP berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan kerja dan harus memperhatikan aspek K3. Dalam SOP, pembagian kerja juga dijelaskan dengan jelas untuk mencegah kecelakaan. Penting untuk membagi tugas kepada orang yang memiliki keahlian atau penguasaan di bidangnya. Selain itu, perusahaan sebaiknya menetapkan aturan mengenai perilaku dan peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh semua pekerja.
5. Manajemen Stres dan Kelelahan
Kelelahan dan stres dapat menurunkan kewaspadaan dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan beban kerja karyawan, menyediakan jadwal istirahat yang cukup, dan memastikan bahwa karyawan memiliki waktu istirahat yang memadai di antara shift kerja.
6. Menciptakan Lokasi Kerja yang Aman
Lokasi kerja dikatakan aman jika memenuhi standar atau syarat yang diatur dalam SSLK (Syarat-Syarat Lingkungan Kerja).
Beberapa ketentuan dalam SSLK meliputi:
- Lokasi kerja harus bebas dari debu dan kotoran.
- Harus bebas dari asap rokok, uap gas, atau asap dari mesin produksi.
- Aman dari radiasi.
- Terhindar dari getaran mesin yang dapat mengganggu.
- Mengurangi kebisingan yang bisa mengganggu konsentrasi atau pendengaran pekerja.
Kesimpulan
Pencegahan kecelakaan di tempat kerja adalah tanggung jawab bersama antara perusahaan dan setiap individu yang terlibat. Dengan meningkatkan kesadaran, menyediakan pelatihan yang memadai, dan menerapkan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman serta melindungi kehidupan dan kesejahteraan semua pekerja. Kecelakaan bisa dicegah, dan bersama-sama kita dapat menciptakan tempat kerja yang bebas dari risiko yang tidak perlu.
Kelola Jadwal Shift Lebih Praktis dengan Software Absensi LinovHR
Mengatur pembagian shift kerja bagi karyawan adalah salah satu solusi untuk mencegah kelelahan, yang bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja. Namun, pembagian shift sering kali menjadi tantangan bagi HR. Tantangan ini meliputi penjadwalan, distribusi jumlah karyawan, perhitungan tunjangan shift malam, dan pengaturan permintaan pertukaran shift dari karyawan.
Mengelola semua ini secara manual bisa sangat memakan waktu. Sebaiknya serahkan tugas ini kepada Software Absensi LinovHR.
Software ini dilengkapi dengan fitur Schedule yang memudahkan HR dalam mengelola jam kerja dan pembagian shift secara fleksibel. HR dapat mengatur durasi kerja, jumlah karyawan, dan masa berlaku shift dengan mudah.
Fitur Employee Calendar memungkinkan HR melihat jadwal kerja secara visual. Jika ada perubahan shift, HR dapat mengelolanya dengan mudah tanpa harus berpindah-pindah sheet Excel.
Nikmati kemudahan manajemen kehadiran karyawan dengan beralih ke Software Absensi LinovHR! Ajukan demo gratis sekarang juga dan manfaatkan penawaran menarik yang tersedia!