7 Penyebab Terjadinya Just Cause Termination

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

7 Penyebab Terjadinya Just Cause Termination
Isi Artikel

Dalam dunia kerja, istilah just cause termination mengacu pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahaan karena pelanggaran serius yang dilakukan oleh karyawan.

Lalu, apa saja penyebab yang bisa membuat seorang karyawan mengalami just cause termination? Berikut ini adalah 7 penyebab utama yang umum terjadi:

Baca juga: Apa Saja Hak Karyawan Terdampak Pemutusan Hubungan Kerja?

Pengertian Just Cause Termination

Pengertian Just Cause Termination

Just cause termination adalah pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahaan karena karyawan terbukti melakukan pelanggaran berat atau tindakan yang melanggar ketentuan perusahaan.

Pemutusan kerja jenis ini dilakukan berdasarkan alasan yang sah dan umumnya terjadi setelah perusahaan melalui proses evaluasi atau investigasi terkait perilaku atau kinerja karyawan yang bersangkutan.

Dalam kasus ini, perusahaan tidak diwajibkan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan yang dipecat karena sifat dari pelanggaran tersebut dianggap cukup serius untuk memutuskan kontrak kerja secara langsung.

Oleh karena itu, penting bagi karyawan untuk memahami berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya just cause termination agar bisa menghindarinya.

Penyebab Just Cause Termination

Penyebab Just Cause Termination

1. Pelanggaran Kedisiplinan

Salah satu penyebab utama fenomena ini adalah pelanggaran kedisiplinan. Misalnya jika karyawan sering terlambat, tidak hadir tanpa alasan yang jelas, atau tidak mengikuti aturan perusahaan.

Selain mempengaruhi kinerja individu, kedisiplinan yang buruk juga dapat merusak moral tim dan produktivitas perusahaan.

2. Kecurangan atau Penipuan

Penipuan atau tindakan curang, seperti memalsukan dokumen, menggelapkan uang, atau menyalahgunakan informasi internal perusahaan, dianggap sebagai pelanggaran serius.

Hal ini karena tindakan tersebut dapat mengikis kepercayaan perusahaan terhadap karyawan dan merusak reputasi perusahaan.

3. Kinerja yang Tidak Memadai

Kinerja yang buruk secara terus-menerus bahkan setelah adanya pelatihan atau peringatan juga bisa menjadi penyebab.

Jika karyawan tidak mampu memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan meskipun sudah diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, perusahaan dapat mengambil langkah tegas untuk memutuskan hubungan kerja.

Baca juga: Pengukuran Kinerja: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Jenis, Proses

4. Pelanggaran Etika atau Norma Perusahaan

Penyebab berikutnya adalah pelanggaran terhadap kode etik atau norma-norma yang berlaku di perusahaan.

Contohnya pelecehan seksual, diskriminasi, atau perilaku tidak pantas lainnya. Perusahaan haruslah memastikan bahwa lingkungan kerja tetap aman dan menghargai hak-hak semua karyawan.

5. Penyalahgunaan Aset Perusahaan

Karyawan yang menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin juga dapat dikenai tindakan pemutusan hubungan kerja. Penyalahgunaan aset, seperti kendaraan, perangkat elektronik, atau fasilitas kantor dapat dianggap sebagai pelanggaran serius karena merugikan perusahaan.

6. Pelanggaran Kerahasiaan

Setiap perusahaan memiliki informasi rahasia yang harus dijaga oleh karyawan. Jika karyawan membocorkan informasi penting kepada pihak luar, seperti strategi bisnis atau data pelanggan, hal ini dapat berdampak negatif pada perusahaan.

Pelanggaran kerahasiaan sering kali menjadi alasan kuat untuk menjatuhi tindakan pemutusan hubungan kerja.

7. Tindakan yang Merugikan Reputasi Perusahaan

Perilaku yang merusak reputasi perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga dapat memicu just cause termination.

Misalnya, berbicara negatif tentang perusahaan di media sosial atau terlibat dalam kegiatan yang merugikan nama baik perusahaan.

Kesimpulan

Just cause termination dilakukan sebagai langkah tegas oleh perusahaan terhadap pelanggaran serius yang dilakukan karyawan.

Tindakan serius seperti pelanggaran kedisiplinan secara berulang, kinerja yang buruk, pelanggaran etika, penyalahgunaan aset, hingga perilaku yang merusak reputasi perusahaan adalah beberapa faktor yang sering menjadi alasan utama pemutusan hubungan kerja ini.

Maka, sebagai karyawan, penting untuk selalu mengikuti aturan perusahaan dan menjaga profesionalisme dalam bekerja.

Atur Segala Aspek SDM dengan HRIS System Canggih

Mengelola SDM secara efektif adalah kunci menjaga produktivitas dan kelancaran operasional perusahaan. Dengan berbagai tantangan seperti kedisiplinan karyawan, evaluasi kinerja, dan pelacakan absensi, perusahaan membutuhkan solusi yang praktis dan efisien.

LinovHR hadir sebagai HRIS system canggih yang dirancang untuk membantu perusahaan mengelola segala aspek SDM, mulai dari rekrutmen, penggajian, manajemen waktu, hingga penilaian kinerja.

Dilengkapi berbagai fitur, LinovHR dapat membuat proses pengelolaan SDM menjadi lebih mudah dan terintegrasi. Pastikan pengelolaan SDM Anda berjalan optimal dengan LinovHR!

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Artikel Terbaru