Pada setiap perusahaan, tentunya terdapat suatu transaksi keuangan yang melewati siklus akuntansi. Dimana tahapan akhir dari siklus tersebut adalah membuat laporan keuangan dan menutupkan dengan membuat jurnal penutup. Namun, perlu Anda perhatikan bahwa membuat jurnal penutup adalah suatu kegiatan yang kompleks.
Hal ini dilakukan untuk memindahkan saldo pada akun sementara ke akun permanen perusahaan. Sehingga, menghindari bercampurnya saldo akun sementara dengan saldo periode berikutnya.
Kegiatan penutupan jurnal ini dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan serta ukuran perusahaan Anda. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai apa yang dimaksud dengan jurnal penutup. Dimulai dari pengertian, fungsi, ketentuan, cara membuat dan contohnya.
Pengertian Jurnal Penutup
Secara sederhana, closing entries journal atau jurnal penutup adalah suatu tahapan terakhir siklus akuntansi dengan menutup akun sementara yang dipindahkan saldonya ke akun permanen agar tidak saldo perusahaan tidak tercampur.
Dengan kata lain, perusahaan perlu mengatur ulang saldo akun sementara ke titik nol agar membuatnya bersih dan dapat digunakan untuk periode akuntansi berikutnya. Dengan begitu proses pencatatan akuntansi pada periode selanjutnya dapat dilakukan dengan baik.
Terdapat dua istilah kunci dalam memahami jenis jurnal yang satu ini, yaitu akun sementara dan akun permanen.
Akun sementara atau temporary accounts yaitu akun-akun yang menunjukkan besarnya keuntungan perusahaan yang dihasilkan melalui sejumlah aktivitas selama satu periode akuntansi. Beberapa akun sementara dalam laporan keuangan yaitu pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi, dan akun prive.
Sementara itu, akun permanen atau permanent accounts merupakan akun-akun yang menunjukkan keuangan perusahaan tersebut dalam neraca. Khusus untuk akun ini, tidak membutuhkan jurnal penutup karena saldo akhir dari akun permanen menjadi awal saldo pada periode akuntansi berikutnya.
Beberapa akun yang masuk ke dalam akun permanen seperti piutang, utang, modal, persediaan, dan laba ditahan.
Dengan melakukan penutupan jurnal, maka perusahaan dapat mengetahui jumlah saldo sebenarnya yang dapat digunakan pada periode akuntansi selanjutnya.
Baca juga: Tak Perlu Ribet, Begini Tata Cara Menyusun Laporan Keuangan Sederhana
Fungsi Jurnal Penutup
Berikut adalah beberapa fungso atau tujuan dari jurnal penutup.
1. Menutup Semua Akun Perkiraan Menjadi Nol
Namun, perlu Anda ketahui bahwa membuat jurnal penutup memiliki tujuan utama yaitu untuk menutup semua akun yang sebelumnya hanya ada pada perkiraan sementara hingga saldonya menjadi nol. Hal ini dilakukan guna mengetahui saldo yang ada pada akun riil atau akun permanen menunjukkan kondisi saldo yang sesungguhnya.
Hal tersebut dilakukan agar akun permanen perusahaan dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat periode akuntansi berikutnya. Maka dari itu penutupan akun sementara membuat jumlah akun permanen perusahaan sama dengan neraca akhir periode.
2. Memisahkan Akun Pendapatan dan Beban
Fungsi kedua dari melakukan penutupan saldo yaitu untuk memisahkan antara akun pendapatan dengan akun beban. Jika kedua akun tersebut bercampur, maka perusahaan tidak dapat menyusun periode akuntansi berikutnya.
Dengan melakukan penutupan jurnal, maka diharapkan akun-akun sementara perusahaan dapat dipisahkan dari akun riil atau permanen sehingga jumlah pendapatan serta beban perusahaan dapat dipisahkan secara jelas.
3. Memudahkan Audit Perusahaan
Fungsi jurnal penutup yang ketiga yaitu untuk memudahkan proses auditing perusahaan. Hal ini karena setiap transaksi yang telah dicatat dalam periode tertentu sudah dipisahkan. Sehingga pihak auditor dapat dengan mudah mengetahui transaksi yang terdapat pada periode akuntansi sekaligus.
4. Keperluan Laporan Keuangan
Fungsi terakhir dari membuat jurnal penutup adalah untuk menyajikan hasil laporan keuangan yang terdiri dari beberapa akun riil, seperti aktiva, ekuitas, dan kewajiban.
Baca juga: Apa Saja Metode Analisis Laporan Keuangan Beserta Tujuan dan Tahapannya
Ketentuan Umum Jurnal Penutup
Tidak semua akun dalam siklus akuntansi membutuhkan jurnal penutup. Terdapat beberapa akun yang Anda harus ketahui yang membutuhkan jurnal penutup agar siklus akuntansi dapat dilakukan untuk periode selanjutnya.
Berikut beberapa akun yang membutuhkan jurnal penutup pada akun-akun sementara.
Akun Pendapatan
Seperti namanya, akun ini berfungsi untuk mencatat besarnya pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan. Saat membuat laporan keuangan, saldo akun pendapatan akan dipindahkan ke dalam ikhtisar laba/rugi.
Anda hanya perlu membalik posisi saldonya ketika hendak melakukan penutupan akun.
Akun Beban
Akun beban merupakan besaran pengeluaran perusahaan menjalankan kegiatan bisnisnya dalam periode waktu tertentu. Ketika Anda sedang melakukan penutupan jurnal, akun beban perlu dipindahkan ke dalam jurnal dan diletakkan pada sisi kredit jurnal penutup.
Ikhtisar Laba/Rugi
Salah satu komponen yang wajib dimasukkan ke dalam jurnal penutup adalah ikhtisar laba/rugi. Dimana akun ikhtisar laba/rugi ini ditutup setelah dilakukan penyusunan laporan keuangan dengan memindahkan saldonya ke dalam rekening modal. Akun ini nantinya perlu dihapus dari laporan keuangan.
Akun Prive
Prive merupakan suatu pengeluaran milik pribadi oleh pemilik perusahaan. Akun prive nantinya akan mempengaruhi posisi modal perusahaan walaupun pengeluarannya cukup kecil. Oleh karena itu, akun prive harus diposting ke dalam buku besar sebelum dilakukan penutupan jurnal.
Cara Membuat Jurnal Penutup
Dalam melakukan closing entries Anda perlu menyesuaikan dengan jenis akun yang ingin ditutup. Setiap akun tentunya memiliki perbedaan perlakuan dengan akun lainnya sehingga Anda perlu pengetahuan serta ketelitian yang cukup dalam melakukannya.
Berikut cara melakukan penutupan jurnal berdasarkan jenis akunnya.
Akun Pendapatan
Untuk melakukan penutupan jurnal pada akun pendapatan, Anda perlu memasukkan total pendapatan perusahaan pada sisi debit, serta ikhtisar laba/rugi pada sisi kredit. Hal ini dilakukan agar Anda dapat menguranginya menjadi nol.
Nama Akun | Debet | Kredit |
Pendapatan Jasa | Rp5.000.000 | |
Ikhtisar Laba Rugi | Rp12.000.000 |
Akun Beban
Cara untuk melakukan penutupan jurnal pada akun beban yaitu dengan memasukkan seluruh beban atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada sisi kredit. Sementara itu, ikhtisar laba/rugi Anda perlu masukkan pada sisi debit. Hal ini dilakukan sebab saldo asli perusahaan berada di posisi debet sehingga harus dibalik.
Nama Akun | Debet | Kredit |
Ikhtisar Laba Rugi | Rp9.000.000 | |
Beban Gaji | Rp6.000.000 | |
Beban Perlengkapan | Rp1.500.000 | |
Beban Penyusutan | Rp750.000 | |
Beban Bunga | Rp750.000 |
Ikhtisar Laba/Rugi
Untuk dapat menutup akun ikhtisar laba/rugi, Anda perlu memindahkan saldonya ke dalam rekening modal. Secara umum, terdapat dua cara yang dilakukan tergantung kondisi perusahaan, apakah sedang profit atau mengalami risiko.
Jika perusahaan sedang mengalami laba, maka akun ikhtisar laba/rugi dicatat pada posisi debet. Namun, jika perusahaan sedang mengalami kerugian, maka akun ikhtisar laba/rugi perlu dimasukkan pada sisi kredit.
Ikhtisar laba/rugi saat perusahaan untung.
Nama Akun | Debet | Kredit |
Ikhtisar Laba Rugi | Rp9.000.000 | |
Modal | Rp9.000.000 |
Ikhtisar laba/rugi saat perusahaan rugi.
Nama Akun | Debet | Kredit |
Modal | Rp9.000.000 | |
Ikhtisar Laba Rugi | Rp9.000.000 |
Hal ini menandakan modal yang dimiliki oleh perusahaan akan bertambah atau berkurang berdasarkan posisi pada jurnal penutupnya. Maka dari itu, setiap kondisi akun ikhtisar laba/rugi harus diposting sebab memiliki pengaruh terhadap periode akuntansi perusahaan berikutnya.
Akun Prive
Ketika proses penutupan jurnal, akun prive atau pengeluaran yang berasal dari pemilik perusahaan berada di posisi kredit. Sementara itu, modal berada di posisi debit.
Nama Akun | Debet | Kredit |
Modal | Rp9.000.000 | |
Prive | Rp9.000.000 |
Baca juga: 5 Jenis Laporan Keuangan Perusahaan
Contoh Jurnal Penutup
Berikut contoh jurnal penutup pada sebuah perusahaan jasa bernama Pioneer Advertising Agency Inc.
Neraca Saldo
Berdasarkan neraca saldo pada gambar di atas, berikut hasil penutupan jurnalnya:
Jurnal Penutup
Itulah penjelasan mengenai jurnal penutup yang perlu Anda ketahui. Dengan menyusun penutupan jurnal, maka memungkinkan Anda dapat memperhitungkan segala aktivitas baik pendapatan maupun pengeluaran perusahaan.
Semoga artikel ini bermanfaat!