Dalam mengatur keuangan perusahaan, job costing berperan penting terutama untuk mengelola biaya dan meningkatkan profitabilitas.
Namun apa sebenarnya job costing itu dan bagaimana cara melakukannya? Mari simak artikel LinovHR berikut ini hingga tuntas!
Apa Itu Job Costing?
Job costing adalah metode yang digunakan untuk melacak semua biaya dan pendapatan yang terkait dengan proyek tertentu, seperti pekerjaan satu kali, pengembangan produk baru, atau produksi simultan beberapa item.
Metode ini melibatkan penghitungan biaya produksi kumulatif yang kemudian dialokasikan ke harga pokok unit, menjadi dasar penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan dan manajemen operasional.
Selain itu, metode ini juga berguna untuk menghitung biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead secara kumulatif.
Penetapan biaya berbasis aktivitas sangat bermanfaat bagi perusahaan besar yang memproduksi atau menyediakan berbagai barang dan jasa, namun juga dapat diterapkan pada perusahaan lain, seperti perusahaan jasa.
Metode ini efektif dalam melacak biaya per unit dan memberikan informasi yang lebih akurat dibandingkan metode lainnya.
Tujuan Job Costing
Tujuan metode job costing adalah menghitung semua biaya berdasarkan setiap pesanan. Selain itu, ada beberapa tujuan lainnya, seperti:
1. Mengidentifikasi dan Mengendalikan Biaya
Metode job costing memungkinkan perusahaan untuk memantau biaya yang dikeluarkan untuk setiap proyek secara terperinci. Dengan begitu, perusahaan bisa mengetahui secara jelas ke mana uang mereka pergi.
Informasi ini juga membantu mereka untuk mengendalikan anggaran lewat mengidentifikasi area mana yang menelan biaya berlebih. Setelahnya, penanganan dan tindakan korektif bisa segera dilakukan
2. Memasang Harga yang Tepat
Data keuangan yang rinci bisa memberikan informasi akurat mengenai total biaya yang dihabiskan untuk produksi atau proyek.
Hal ini kemudian membantu perusahaan untuk menetapkan harga jual yang sesuai supaya menghasilkan keuntungan.
3. Mengelola Sumber Daya Secara Lebih Efisien
Metode ini membantu perusahaan dalam mengalokasi sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, serta peralatan dengan lebih efisien.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui area mana yang memerlukan peningkatan efisiensi operasional untuk menghemat biaya dan meningkatkan produktivitas.
4. Mengevaluasi Profitabilitas
Tujuan selanjutnya adalah mengevaluasi kemungkinan laba yang bisa diperoleh saat menerima suatu pesanan. Lewat metode ini, perusahaan akan tahu seberapa besar biaya produksi yang dihasilkan dari besarnya biaya pesanan.
Dari sana, perusahaan bisa membuat keputusan strategis mengenai proyek mana yang harus dilanjutkan atau dihentikan berdasarkan profitabilitasnya.
5. Menyediakan Data untuk Perencanaan dan Anggaran
Simpanan data mengenai pengelolaan biaya di proyek-proyek sebelumnya bisa digunakan untuk memperkirakan biaya pada proyek di masa mendatang.
Hal ini akan membantu perusahaan dalam menyusun anggaran yang lebih akurat untuk menekan kelebihan biaya.
6. Transparansi dan Akuntabilitas
Oleh karena laporan keuangan yang jelas dan mendetail, pengelolaan biaya menjadi lebih transparan. Hal ini kemudian turut meningkatkan akuntabilitas karyawan dan manajer proyek lewat pembagian tanggung jawab yang jelas untuk mengelola biaya dan menyelesaikan proyek.
Baca Juga: Bagaimana Rumus Activity Based Costing
Manfaat Job Costing
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan pekerjaan menawarkan berbagai keuntungan bagi bisnis. Pertama, metode ini memungkinkan estimasi biaya yang akurat untuk setiap pekerjaan, sehingga organisasi dapat menetapkan harga yang kompetitif, memaksimalkan keuntungan, dan membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.
Selain itu, job costing mendukung pengendalian biaya yang lebih efektif dengan mengidentifikasi varians biaya, menganalisis penyebabnya, dan menerapkan langkah-langkah perbaikan.
Job Costing juga membantu bisnis menilai profitabilitas setiap pekerjaan, klien, atau proyek, serta mendukung pengambilan keputusan strategis dan alokasi sumber daya yang lebih efisien.
Cara Melakukan Job Costing
Berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda lakukan dalam melakukan job costing. Berikut langkah-langkahnya.
1. Kategorikan Setiap Proyek
Pertama, beri tanda atau nomor unik untuk mengkategorikan setiap proyek untuk memudahkan pelacakan dan pencatatan biaya.
Kemudian, buat deskripsi terperinci mengenai proyek tersebut, termasuk tujuan, lingkup, dan hasil yang diharapkan.
2. Mengumpulkan Data dan Mencatat Biaya
Catat seluruh biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek, termasuk untuk bahan baku, tenaga kerja, serta overhead. Pencatatan biaya mengenai bahan baku mencakup juga pembelian bahan, pengiriman, dan biaya lain yang terkait.
Pencatatan biaya tenaga kerja langsung mencakup upah dan gaji yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam proyek. Pastikan juga untuk melacak jam kerja dan tarif upah.
Sementara itu, alokasi untuk biaya overhead mencakup biaya listrik, sewa alat atau bangunan, dan biaya administrasi.
Meski tidak dapat dilacak langsung ke satu proyek, tetapi hal ini juga perlu dialokasikan untuk memberikan gambaran biaya yang lebih akurat.
3. Lakukan Evaluasi dan Tindak Lanjut
Gunakan laporan biaya untuk mengevaluasi kinerja proyek dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki supaya efisiensi meningkat.
Kemudian, ambil tindakan korektif untuk mencapai hal tersebut, seperti mengubah proses kerja, menyesuaikan anggaran, atau memberi pelatihan tambahan kepada para pekerja.
Kemudian, pantau terus perkembangannya untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai anggaran dan rencana.
4. Memakai Teknologi atau Perangkat Lunak
Untuk mempermudah pekerjaan, gunakan software manajemen proyek yang bisa membantu Anda mencatat biaya, melacak waktu, dan menyusun laporan.
Anda juga bisa memanfaatkan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang terintegrasi untuk mempermudah pengelolaan data seputar biaya dan informasi proyek.
Kelola SDM Perusahaan Lebih Praktis dengan Software HRIS LinovHR
Mengetahui besaran biaya yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan atau proyek, akan membantu mengetahui besaran profit perusahaan.
Salah satu biaya yang amat perlu diperhatikan adalah biaya penggajian yang termasuk dalam biaya langsung. Dari biaya penggajian ini, perusahaan bisa mengetahui apakah SDM yang dimiliki sudah efektif atau belum.
Dari sini, perusahaan pun bisa memetakan kembali bagaimana membagi tugas atau proyek kepada karyawan sehingga hasilnya lebih optimal.
Penggunaan Software HRIS dari LinovHR bisa membantu perusahaan dalam hal ini. Dilengkapi dengan modul Payroll yang memiliki fitur Report yang akan membantu dalam mengetahui biaya yang digunakan untuk penggajian karyawan.
Lalu, terdapat juga modul Competency Management, dari sini perusahaan dapat melihat kompetensi karyawan yang mendukung mereka dalam mengerjakan suatu proyek.
Dengan software berbasis Cloud, Anda tidak perlu khawatir karena penyimpanan data terjamin aman. Penggunaannya yang berbasis website juga membuat Anda tidak perlu meng-install aplikasi apapun sehingga lebih praktis dan mudah.
Ayo, ajukan demo gratisnya sekarang juga!