Fenomena Jam Koma, Kelelahan Ekstrem di Kalangan Gen Z

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Fenomena Jam Koma, Kelelahan Ekstrem di Kalangan Gen Z
Isi Artikel

Istilah โ€œJam Koma Gen Zโ€ dapat menggambarkan kondisi seseorang merasa sangat lelah setelah menjalani rutinitas yang berdampak hilangnya semangat, berkurangnya fokus, dan kesulitan untuk berinteraksi.

Pada artikel kali ini LinovHR akan mengulas secara lebih detail mengenai pengertian jam koma, faktor penyebabnya, serta cara untuk mengatasinya. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini.

Apa itu Jam Koma?

Jam koma adalah kondisi seseorang yang terkuras tenaganya (overwhelmed) setelah melakukan kegiatan, sehingga kesulitan untuk fokus, mengambil keputusan tepat, dan berpikir jernih.ย 

Fenomena ini sering terjadi setelah seseorang menjalani aktivitas yang sangat padat atau menuntut sepanjang hari, seperti pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, jadwal rapat yang padat, atau tugas yang memerlukan energi emosional besar. 

Waktu terjadinya biasanya sore hingga malam hari, terutama saat tubuh mulai kehilangan energi dan memasuki fase “pemulihan alami”.

Tanda Pekerja Mengalami Jam Koma

Jam koma tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga mental dan emosional pekerja. Kondisi ini sering kali tidak disadari, padahal dampaknya bisa signifikan terhadap kinerja dan hubungan di tempat kerja. 

Berikut adalah tanda-tanda pekerja yang mengalami jam koma:

Kurangnya Motivasi

Pekerja yang kehilangan motivasi cenderung menunjukkan penurunan energi dan semangat dalam menyelesaikan tugas. Mereka mungkin terlihat enggan memulai pekerjaan atau sering menunda-nunda tugas yang seharusnya prioritas. Hal ini berdampak pada produktivitas harian dan target tim secara keseluruhan.

Sulit Berkonsentrasi

Kehilangan fokus menjadi salah satu tanda utama jam koma. Andak mungkin tampak melamun, mudah teralihkan, atau kesulitan menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan perhatian detail. Akibatnya, kesalahan dalam pekerjaan bisa meningkat.

Kelelahan Fisik

Rasa lelah yang terus-menerus sering kali diiringi dengan gejala fisik, seperti sakit kepala, nyeri otot, atau ketegangan pada tubuh.

Bahkan setelah istirahat singkat, pekerja tetap merasa tidak bertenaga, yang menandakan perlunya istirahat lebih intensif.

Tanda Emosional

Secara emosional, karyawan yang mengalami jam koma sering kali lebih sensitif, mudah tersinggung, atau mengalami perubahan suasana hati secara drastis.

Hal ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal, baik dengan rekan kerja maupun keluarga. Lingkungan kerja yang penuh tekanan dapat memperparah kondisi ini.

Pembicaraan Tidak Selaras

Saat diajak berbicara, pekerja mungkin terlihat mendengarkan, tetapi jawaban yang diberikan tidak relevan atau tidak sesuai konteks.

Hal ini menandakan bahwa otaknya mengalami “overload” sehingga sulit memproses informasi dengan baik.

Dampak Jam Koma pada Produktivitas

Jika tanda-tanda ini dibiarkan tanpa penanganan, jam koma dapat menyebabkan penurunan performa kerja secara keseluruhan. Selain memengaruhi produktivitas individu, kondisi ini juga dapat menimbulkan dampak negatif pada dinamika tim dan hasil perusahaan.

Baca Juga: Fenomena Karoshi: Saat Karyawan Terlalu Lelah Bekerja

Kapan Seseorang Bisa Mengalami Jam Koma?

Situasi jam koma dapat terjadi pada generasi Z, ketika tubuh dan pikiran mengalami kelelahan ekstrem, beberapa faktor pemicunya sebagai berikut.

Kurangnya Kualitas Jam Tidur

Memiliki jam tidur berantakan dapat menyebabkan tubuh tidak cukup pulih, akibatnya akan mengalami penurunan energi dan fokus.

Stres Berlebihan

Tekanan untuk selalu produktif dapat memicu terjadinya kecemasan serta overthinking, sehingga dapat menguras energi fisik dan mental.

Pola Hidup yang Tidak Seimbang

Aktivitas yang terlalu padat dan tidak diimbangi dengan waktu istirahat dapat memicu terjadinya rasa lelah, sehingga dapat memicu terjadinya jam koma.

Kelelahan Digital

Hal ini biasa dilakukan oleh generasi muda yang terlalu sering bermain gadget, terutama sebelum tidur, dapat menyebabkan siklus tidur terganggu, dan memicu kelelahan akibat paparan layar pada gadget.

Cara Mengatasi Jam Koma

Berikut beberapa cara menjaga keseimbangan energi, hal ini tepat diterapkan oleh Gen Z.

Tingkatkan Kualitas Tidur

Tidur yang cukup sangat krusial untuk menghindari terjadinya jam koma, dengan menjaga rutinitas tidur secara konsisten dan mengurangi paparan layar sebelum tidur.

Gaya Hidup Seimbang

Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat dapat membantu tubuh untuk menghindari kelelahan secara fisik.

Pola Makan Sehat

Batasi konsumsi kafein agar tidak kelelahan, konsumsi makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, dan protein.

Rutin Melakukan Olahraga

Aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen mendukung energi dan kesehatan tubuh. Cobalah untuk olahraga ringan, seperti yoga atau jogging.

Baca Juga: Memahami Perilaku Gen Z di Dunia Kerja

Kesimpulan

Sekian pembahasan dari LinovHR mengenai jam koma, pada intinya Jam koma adalah kondisi kelelahan mental dan fisik yang sering dialami para gen z setelah menjalani aktivitas yang padat, terutama di sore hingga malam hari.

dan untuk mencegah dan mengatasi jam koma, penting untuk menerapkan pola hidup sehat, mengelola beban kerja dengan baik, dan memberi ruang untuk istirahat yang cukup. Dengan begitu, individu dapat menjaga performa kerja yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Tentang Penulis

Picture of Ucy Sugiarti
Ucy Sugiarti

Memiliki ketertarikan menulis pada dunia kerja dan bidang IT.
Find her on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Ucy Sugiarti
Ucy Sugiarti

Memiliki ketertarikan menulis pada dunia kerja dan bidang IT.
Find her on Linkedin

Artikel Terbaru