Apa Itu Inflasi: Pengertian, Jenis, Penyebab dan Cara Mengatasinya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

inflasi
Isi Artikel

Perekonomian dan tingkat penjualan yang tidak stabil dalam sebuah negara rentan menimbulkan naik turunnya harga-harga barang di pasaran.

Kondisi inilah yang sering disebut dengan istilah Inflasi. Inflasi adalah salah satu faktor penting dalam menentukan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari di pasaran. 

Inflasi memiliki efek besar pada perekonomian seluruh negara. Hal itu tidak hanya berdampak pada pemerintah, tetapi hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari orang kebanyakan.

Sebagai pelaku bisnis, Inflasi juga sangat mempengaruhi kegiatan operasional sebuah perusahaan. Dan akhirnya, akan memicu terjadinya krisis ekonomi ringan hingga berat dalam suatu negara.

Setiap negara harus mampu mencegah terjadinya inflasi karena dapat menimbulkan berbagai masalah yang tidak diinginkan.

Pada artikel kali LinovHR akan membahas mengenai apa itu inflasi, jenis, penyebabnya, dan apa saja pengaruhnya terhadap karyawan & perusahaan.

 

 

Pengertian Inflasi

inflasi
inflasi

 

Inflasi adalah suatu kondisi perekonomian negara dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang atau jasa secara umum dalam waktu yang panjang (continue) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara arus uang dan barang.

Kenaikan harga barang dan jasa yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam kategori inflasi, contohnya seperti : kenaikan harga yang terjadi menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Menurut Bank Indonesia (BI) yang bertindak selaku Bank sentral pemegang otoritas kebijakan moneter, inflasi berarti kenaikan harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Akan tetapi, kenaikan harga yang terjadi pada beberapa barang atau jasa saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali meluas atau menyebabkan kenaikan harga barang-barang lainnya. 

Inflasi atau kenaikan harga barang atau jasa ini merupakan imbas dari naiknya biaya produksi, sudah dipastikan karena adanya kenaikan harga bahan baku serta upah buruh setiap tahunnya menjadikan biaya produksi kian membengkak.

Di sisi lain, meningkatnya jumlah permintaan barang padahal jumlah barang tetap mengakibatkan barang tersebut menjadi terbatas dan langka, yang akhirnya mengalami kenaikan harga.

Adanya penambahan jumlah peredaran uang di pasaran yang dilakukan oleh pemerintah sebagai solusi untuk menutup kekurangan anggaran, juga memicu terjadinya inflasi. Logikanya, jika peredaran uang di pasaran sebanyak dua kali lipat, maka harga barang pun akan mengalami kenaikan seratus persen.

 

Baca Juga: 10 Tanda Buruknya Manajemen Keuangan Perusahaan Anda

 

Jenis-jenis Inflasi

jenis inflasi
Jenis

 

Berikut adalah jenis-jenis inflasi dari berbagai aspek.

 

Berdasarkan Tingkat Keparahan

 

1. Inflasi Ringan

Inflasi ringan terjadi ketika tingkat inflasi berkisar antara 1-10% per tahun. Meskipun tingkat inflasi ini masih dianggap wajar dan dapat dikelola oleh bank sentral, tetapi apabila terus terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan mengurangi nilai uang.

 

2. Inflasi Sedang

Inflasi sedang terjadi ketika tingkat inflasi berkisar antara 10-30% per tahun. Inflasi ini dapat mempengaruhi harga barang dan jasa, dan mengurangi daya beli masyarakat. Bank sentral harus mengambil tindakan untuk menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga.

 

3. Inflasi Tinggi

Inflasi tinggi terjadi ketika tingkat inflasi berkisar antara 30-100% per tahun. Inflasi ini menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan mempengaruhi kondisi sosial-politik negara.

 

4. Hiperinflasi

Hiperinflasi terjadi ketika tingkat inflasi sangat tinggi, yaitu lebih dari 100% per tahun. Mengatasi hiperinflasi perlu lebih dari sekedar kebijakan moneter.

 

Berdasarkan Sumber atau Asalnya

 

1. Inflasi Domestik

Inflasi domestik terjadi ketika terjadi kenaikan harga barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Faktor-faktor yang menyebabkan inflasi domestik antara lain kenaikan biaya produksi, permintaan yang tinggi, atau ketidakmampuan produksi untuk memenuhi permintaan.

 

2. Infasi dari Luar Negeri

Inflasi dari luar negeri (imported inflation) terjadi ketika terjadi kenaikan harga barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri. Hal ini dapat disebabkan oleh kenaikan harga barang impor di pasar internasional, atau kenaikan nilai tukar mata uang negara.

 

Penyebab Inflasi

Pastinya, inflasi tidak terjadi begitu saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya inflasi.

Beberapa faktor penyebab inflasi, diantaranya adalah sebagai berikut.

 

1. Meningkatnya Jumlah Permintaan Barang (Demand Pull Inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah permintaan untuk jenis barang atau jasa tertentu.

Peningkatan jumlah permintaan barang atau jasa yang dimaksud adalah apabila terjadi secara menyeluruh (agregat demand).

 

2. Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation)

Inflasi yang terjadi karena jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Dikatakan apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang pun akan menjadi dua kali lipat lebih mahal atau mengalami kenaikan harga hingga seratus persen.

 

3. Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)

Penyebab inflasi ini adalah karena kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu yang terjadi secara terus menerus atau disebabkan oleh desakan biaya produksi yang terus naik.

Kenaikan harga bahan bakar adalah salah satu contoh kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku.

 

4. Kenaikan Jumlah Penawaran dan Permintaan (Mixed Inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah penawaran dan permintaan. Ketika jumlah permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, yang akhirnya mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara, pengganti barang atau jasa tersebut terbatas atau tidak ada. 

Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan harga barang atau jasa menjadi naik. Inflasi ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan sampai adanya kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan jumlah permintaan.

 

5. Struktur Ekonomi yang Kaku (Structural Theory Inflation)

Yang dimaksud dengan struktural ekonomi yang kaku adalah ketika produsen tidak bisa mencegah dengan cepat kenaikan jumlah permintaan yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk. Sehingga jumlah permintaan akan sulit untuk dipenuhi, dan akhirnya mengakibatkan kenaikan harga.

Inflasi ini terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang atau jasa tertentu, bisa juga karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang atau jasa yang tersedia di pasaran.

Beberapa faktor penyebabnya adalah :

  • Bertambahnya belanja pemerintah
  • Bertambahnya jumlah permintaan barang untuk diekspor
  • Bertambahnya jumlah permintaan barang untuk swasta

 

Pengaruh Inflasi Terhadap Karyawan & Perusahaan

inflasi
Pengaruh Terhadap Karyawan & Perusahaan

 

Lazimnya, Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK ditetapkan atas dasar survei biaya hidup yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).

Di Indonesia, Inflasi berdasarkan IHK dikategorikan dalam 7 kelompok pengeluaran, yaitu :

  1. Bahan makanan
  2. Makanan jadi, minuman, rokok
  3. Perumahan, biaya air, listrik, dan bahan bakar
  4. Sandang (pakaian)
  5. Biaya Kesehatan
  6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga
  7. Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan

 

Pada umumnya, inflasi menunjukkan indeks harga konsumen yang mengalami peningkatan secara terus menerus. Kondisi ini mengakibatkan harga barang melambung tinggi sehingga menyulitkan rakyat kecil.

Bagi yang berstatus sebagai karyawan sebuah perusahaan dengan jumlah pendapatan bulanan tetap, tentunya akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di saat kenaikan harga barang atau jasa terjadi, mengingat kenaikan gaji tidak dapat diberikan secara langsung oleh perusahaan.

Laju inflasi setiap tahun biasanya diimbangi dengan kenaikan upah/gaji karyawan. Hal ini bertujuan agar karyawan tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu, kenaikan gaji karyawan umumnya ditetapkan di atas angka inflasi. 

 

Baca Juga: Cara Tepat Menentukan Besar Kecilnya Gaji Karyawan

 

Dengan demikian, perusahaan harus benar-benar memperhatikan tingkat inflasi sebagai dasar peninjauan upah karyawan secara berkala.

Karena, inflasi berfungsi sebagai parameter yang bisa memberi gambaran seberapa besar kenaikan harga kebutuhan hidup karyawan.

Bagi perusahaan, bagian keuangan perusahaanlah yang pertama kali akan mengalami dampak dari adanya inflasi. Inflasi akan memberikan dampak yang besar jika tidak segera dilakukan pencegahan dengan menerapkan kebijakan yang tepat.

 

Cara Mengatasi Inflasi

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, umumnya oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan inflasi. Beberapa caranya adalah sebagai berikut.

 

1. Mengeluarkan Kebijakan Moneter

yang pertama untuk cara mengatasi inflasi adalah dengan mengeluarkan kebijakan monoter. Kebijakan ini bertujuan untuk menstabilkan peredaran uang dalam suatu negara.

Dalam hal ini yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah mengurangi peredaran uang yang ada di masyarakat. Salah satu caranya bisa dengan menjual surat hutang negara atau obligasi.

 

2. Mengeluarkan Kebijakan Fiskal

Langkah ini dijalankan guna mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran anggaran negara. Pemerintah dapat memberlakukan kenaikan tarif pajak dan juga meminimalisir pengeluaran anggarannya.

 

3. Mengeluarkan Kebijakan Non-Moneter dan Fiskal

Segala kebijakan yang tidak terkait dengan keuangan maupun anggaran negara. Contoh dari kebijakan ini adalah mendorong peningkatan produksi dan juga menetapkan harga maksimal di perekonomian masyarakat

 

Lihat lebih lengkap cara mengatasi inflasi disini

 

Kesimpulan

Pada akhirnya inflasi ringan akan mendorong perekonomian negara menjadi semakin baik dengan adanya peningkatan pendapatan nasional.

Akan tetapi, jika laju inflasi melebihi angka tiga puluh persen dan hampir mencapai seratus persen, maka keadaan perekonomian bisnis akan semakin kacau.

Jika laju inflasi melebihi angka seratus persen, maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan investasi saham, defisit neraca pembayaran, mendorong kenaikan suku bunga, spekulasi penanaman modal, terhambatnya pembangunan ekonomi, ketidakstabilan ekonomi, hingga menurunnya kesejahteraan masyarakat.

Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika terjadi inflasi, karena biaya ekspor akan menjadi lebih mahal. Daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan negara dari devisa pun berkurang.

Nah, sekarang sudah lebih jelas bukan, bahwa dengan kebiasaan belanjamu saja bisa berdampak kepada perekonomian negara. Apalagi bagi perusahaan yang besar, tentunya sangat penting untuk melakukan pencatatan keuangan. 

 

Baca Juga:  Mengenal Stagflasi dari pengertian hingga dampaknya 

 

Sebagai pengusaha, menyadari akibat dan tanda-tanda munculnya inflasi merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan bisnisnya. Karena inflasi dapat berpengaruh buruk pada sebuah usaha, mulai dari pengaruh kecil hingga besar.

Gejala perekonomian seperti ini tidak mungkin dihilangkan secara tuntas, oleh karena itu, pintar-pintarlah dalam mengelola keuangan sebuah perusahaan.

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter