IKM Adalah: Pengertian, Dasar Hukum, Bedanya dengan UKM

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

ikm adalah
Isi Artikel

IKM adalah singkatan dari Industri Kecil dan Menengah yang merupakan sektor ekonomi yang penting dalam pembangunan suatu negara. Industri ini telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. 

Namun, meskipun perannya yang vital, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami apa itu Industri Kecil dan Menengah dan bagaimana perbedaannya dengan UKM. 

Oleh karena itu, dalam artikel LinovHR ini, kami akan membahasnya secara dalam untuk Anda!

 

 

Apa Itu IKM?

IKM adalah sektor usaha yang terdiri dari berbagai kegiatan produksi barang dalam skala kecil hingga menengah.

Umumnya melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah yang beroperasi dalam berbagai sektor ekonomi, seperti industri food and beverage, kerajinan tangan, tekstil, elektronik, dan lain sebagainya.

Industri Kecil Menengah memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. IKM memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan lapangan kerja, menggerakkan pertumbuhan ekonomi regional, serta berperan sebagai basis pengembangan industri yang lebih besar.

Selain itu, industri ini juga sering dianggap sebagai tulang punggung ekonomi karena jumlahnya yang banyak dan peranannya dalam menjaga keberagaman ekonomi.

 

Ciri-ciri IKM

Industri Kecil dan Menengah adalah sektor bisnis yang memiliki beberapa ciri khas. Berikut adalah penjelasan komprehensif mengenai ciri-ciri IKM:

 

1. Modal Usaha yang Kecil

Industri Kecil Menengah umumnya dimulai dengan modal yang terbatas. Pemilik usaha sering kali memulai dengan sumber daya terbatas atau pendanaan sendiri.

Sehingga, modal yang digunakan untuk memulai usaha ini relatif kecil dibandingkan dengan perusahaan besar.

 

2. Penggunaan Cara Produksi Sederhana

IKM masih mengandalkan cara produksi yang sederhana dengan menggunakan peralatan dan teknologi yang terjangkau.

Penggunaan teknologi canggih masih terbatas, dan sebagian besar proses produksi masih dilakukan secara manual atau dengan peralatan sederhana.

 

3. Produk yang Sederhana

Hasil produksi IKM umumnya adalah produk dengan tingkat kekompleksan yang rendah. Produk-produk tersebut seringkali memiliki desain yang sederhana dan fungsi yang terbatas.

Namun, meskipun sederhana, produk IKM tetap memiliki kualitas yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasar tertentu.

 

4. Pasar yang Terbatas

Industri ini biasanya memiliki pasar yang terbatas. Keterbatasan ini bisa disebabkan oleh keterbatasan jangkauan geografis, keterbatasan saluran distribusi, atau keterbatasan daya saing dengan perusahaan-perusahaan besar.

Dalam beberapa kasus, IKM hanya melayani pasar lokal atau regional.

 

5. Jumlah Tenaga Kerja yang Minimum

IKM biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang terbatas, meskipun tidak ada batasan pasti. Namun, untuk memenuhi standar definisi IKM di Indonesia, IKM umumnya memiliki minimal 20 orang tenaga kerja atau lebih.

Meskipun memiliki keterbatasan dalam beberapa aspek, IKM memiliki peran penting dalam perekonomian dengan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan lokal maupun regional.

 

 

Perbedaan UKM dan IKM

Industri Kecil Menengah mengacu pada aktivitas produksi berbagai jenis barang yang digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

IKM biasanya melibatkan proses manufaktur atau produksi dalam skala yang lebih kecil, tetapi memiliki potensi pasar yang luas.

Sedangkan, Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah aktivitas pemasaran dari produk-produk yang sudah diproduksi sebelumnya oleh IKM atau berbagai jenis usaha lainnya.

UKM fokus pada kegiatan pemasaran, distribusi, dan penjualan produk kepada konsumen atau pelanggan.

IKM beroperasi dalam skala produksi yang lebih kecil dan umumnya berpusat pada proses manufaktur di tingkat yang lebih terbatas.

Sedangkan UKM beroperasi dalam skala pemasaran yang dapat mencakup wilayah yang lebih luas, baik secara regional, nasional, maupun internasional.

 

Baca Juga: Apa Kriteria dan Contoh Sebuah UMKM?

 

Dasar Hukum IKM

Dasar hukum untuk Industri Kecil dan Menengah di Indonesia didasarkan pada Peraturan Menteri No. 64/M-IND/PER 7/2016.

Peraturan ini menjelaskan aturan terkait kegiatan industri sebagai berikut:

  • Industri mencakup semua kegiatan ekonomi yang melibatkan pengolahan bahan baku dan pemanfaatan sumber daya industri guna menghasilkan barang dengan nilai tambah dan manfaat yang lebih tinggi.
  • Tenaga kerja dalam konteks ini merujuk pada pekerja yang dipekerjakan secara tetap dan menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.
  • Nilai investasi mencakup nilai dari tanah, bangunan, mesin, peralatan, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan industri. Modal kerja tidak termasuk dalam perhitungan nilai investasi.

 

Kegiatan industri dibagi berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai investasi sebagai berikut:

 

  • Industri Kecil

Industri kecil mempekerjakan paling banyak 20 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi kurang dari Rp1 miliar (tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha).

 

  • Industri Menengah

Industri menengah memiliki nilai investasi antara 1 miliar hingga 15 miliar, termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha.

Selain itu, industri menengah juga dapat memiliki nilai investasi di bawah 1 miliar, tetapi mempekerjakan 20 orang tenaga kerja atau lebih.

Peraturan ini memberikan pedoman bagi industri kecil dan menengah di Indonesia dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan investasi.

Hal ini membantu mengklasifikasikan dan mengatur industri kecil dan menengah berdasarkan ukuran dan tingkat investasinya, sehingga dapat memberikan perlindungan dan kemudahan yang sesuai bagi pengusaha IKM.

 

Peran Penting IKM untuk Indonesia

IKM memiliki peran yang sangat penting bagi Indonesia. IKM adalah sektor ekonomi yang terdiri dari usaha kecil dan menengah yang beroperasi dalam skala yang relatif kecil. 

Peran IKM mencakup tiga aspek utama yaitu mengoptimalkan teknologi, inovasi, dan kreativitas, menyediakan peluang kerja, serta menggunakan sumber daya alam lokal dengan efisien.

 

1. Mengoptimalkan Teknologi, Inovasi, dan Kreativitas

Pertama, IKM berperan dalam mengoptimalkan teknologi, inovasi, dan kreativitas. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, IKM perlu terus beradaptasi dan mengadopsi teknologi terkini.

Dengan memanfaatkan teknologi yang tepat, IKM dapat meningkatkan kualitas produk dan proses produksi mereka, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya produksi.

Selain itu, inovasi dan kreativitas juga menjadi faktor penting dalam membantu IKM membedakan produk mereka dari pesaing dan menciptakan nilai tambah yang unik.

 

2. Menyediakan Peluang Kerja

Kedua, Industri Kecil Menengah memiliki peran penting dalam menyediakan peluang kerja. Sebagai sektor ekonomi yang bergerak dalam skala yang relatif kecil, IKM mampu menyerap tenaga kerja lokal dengan lebih besar.

Industri ini sering kali menjadi sumber lapangan kerja bagi penduduk setempat, terutama di daerah pedesaan.

Dengan memberikan kesempatan kerja, IKM membantu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

 

3. Menggunakan Sumber Daya Alam Lokal dengan Efisien

Ketiga, industri ini berkontribusi pada pemanfaatan sumber daya alam lokal dengan efisien. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti hasil pertanian, perkebunan, dan kerajinan tradisional.

Melalui IKM, sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan bernilai tambah. 

Industri Kecil Menengah dapat menggunakan bahan baku lokal untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai ekonomi daerah dan negara secara keseluruhan.

Dengan demikian, IKM berperan dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.

IKM dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi masyarakat Indonesia.

 

Contoh IKM (Industri Kecil Menengah)

Berikut adalah contoh-contoh IKM yang meliputi usaha kuliner, konveksi, dan usaha kerajinan:

 

1. Usaha Kuliner

Usaha kuliner adalah salah satu contoh IKM yang populer di Indonesia. Contohnya adalah warung makan, kedai kopi, restoran kecil, atau usaha katering.

IKM kuliner dapat mencakup berbagai jenis makanan dan minuman, seperti masakan tradisional, makanan ringan, kue, roti, minuman jus, dan sebagainya. 

Biasanya, usaha kuliner IKM didirikan dengan skala kecil dan mengandalkan pemasaran lokal serta promosi melalui media sosial atau mulut ke mulut.

 

2. Konveksi

Konveksi adalah industri yang bergerak dalam bidang pakaian dan tekstil. Contohnya adalah perusahaan yang memproduksi pakaian siap pakai, seragam, pakaian olahraga, atau produk tekstil lainnya. 

Biasanya, konveksi IKM memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan industri besar, namun tetap menjaga kualitas produk yang baik.

Beberapa konveksi IKM juga melayani permintaan khusus atau jasa jahit untuk desain tertentu.

 

3. Usaha Kerajinan

Usaha kerajinan adalah contoh lain dari IKM yang melibatkan produksi barang-barang kerajinan tangan. Contohnya termasuk kerajinan anyaman, keramik, perhiasan, tas tenun, boneka, lukisan, atau dekorasi rumah.

IKM kerajinan sering kali dijalankan oleh pengrajin mandiri atau kelompok kecil yang menggunakan keterampilan tradisional atau inovasi kreatif untuk menciptakan produk yang unik dan bernilai estetika tinggi.

Pemasaran produk kerajinan sering dilakukan melalui toko-toko offline, pameran, atau platform online.

Itulah contoh-contoh Industri Kecil Menengah yang meliputi usaha kuliner, konveksi, dan usaha kerajinan.

 

Gunakan Software Payroll LinovHR untuk Manajemen Gaji

 

payroll

 

Industri Kecil Menengah memainkan peran penting dalam roda perekonomian Indonesia. Seperti industri lainnya, menjalankan industri ini pun perlu dilakukan dengan efektif dan efisien agar bisa memaksimalkan keuntungan.

Salah satu upaya untuk membuat operasional bisnis efektif dan efisien adalah dengan manajemen gaji karyawan berbasis teknologi software payroll.

Software Payroll LinovHR menawarkan fitur-fitur yang lengkap dan mudah digunakan, mulai dari menyimpan data bank karyawan, penyusunan komponen gaji, pengelompokkan karyawan, dan menghitung gaji.

Dengan menggunakan Software Payroll LinovHR, IKM dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses penggajian.

Software ini menyediakan antarmuka yang intuitif, memungkinkan pengguna untuk dengan mudah memasukkan data gaji karyawan, termasuk informasi mengenai absensi, lembur, dan tunjangan khusus.

Selain manajemen gaji yang efisien, Software Payroll LinovHR juga menyediakan laporan gaji yang komprehensif. IKM dapat dengan mudah menghasilkan laporan-laporan seperti slip gaji, laporan pajak, dan laporan pengeluaran gaji. 

Laporan ini memberikan informasi yang jelas dan terperinci mengenai pembayaran gaji karyawan serta status perpajakan yang relevan. Dengan adanya laporan ini, IKM dapat memastikan kepatuhan perpajakan dan memudahkan proses audit.

Software Payroll LinovHR merupakan solusi yang efektif dan efisien untuk manajemen gaji dalam konteks IKM. Dengan menggunakan software ini, IKM dapat mengoptimalkan proses penggajian, mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan gaji karyawan.

Daftarkan demonya sekarang dan rasakan manfaatnya!

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Artikel Terbaru