Dalam dunia kerja, ada berbagai jenis kompensasi yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan kondisi dan sifat pekerjaannya. Salah satu bentuk kompensasi yang kerap menjadi perbincangan adalah hazard pay.
Dalam konteks berbagai sektor industri, kebijakan kompensasi ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa karyawan yang berada dalam situasi berisiko mendapatkan kompensasi yang pantas.
Untuk menjamin keadilan dan kepatutan, ada kriteria dan metode khusus dalam menentukan besaran kompensasi darurat ini.
Artikel LinovHR ini akan membahas lebih lanjut tentang kebijakan hazard pay dan bagaimana cara menentukannya dengan tepat dan adil.
Apa Itu Hazard Pay?
Hazard pay adalah tambahan upah atau kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang bekerja di lingkungan atau kondisi yang berisiko tinggi atau berbahaya.
Tujuan dari hazard pay adalah untuk memberi pengakuan dan kompensasi tambahan kepada karyawan yang mungkin menghadapi risiko kesehatan, keselamatan, atau bahaya lainnya yang melebihi kondisi kerja normal.
Hal ini bisa berkaitan dengan risiko fisik, seperti paparan bahan kimia berbahaya, radiasi, atau kondisi ekstrim. Kompensasi ini juga bisa diberikan dalam situasi konflik atau karyawan yang bekerja di daerah yang rawan konflik.
Dengan kata lain, hazard pay menjadi bentuk apresiasi finansial bagi mereka yang mengambil risiko ekstra dalam pekerjaannya.
Contoh Situasi Diberlakukannya Hazard Pay
Meskipun belum ada definisi hukum mengenai kondisi berbahaya, pekerjaan yang dianggap berisiko biasanya meliputi kondisi berikut:
Lokasi Rawan Konflik
Tempat kerja di daerah yang tidak ramah atau berpotensi konflik, seperti daerah perbatasan atau lokasi dengan keamanan yang tidak stabil.
Kondisi Iklim Ekstrim
Seperti pekerja konstruksi yang bekerja di cuaca sangat panas. Mereka mungkin berhak mendapatkan hazard pay untuk beberapa jam tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Tambang atau Kondisi Industri Lainnya
Tempat kerja di tambang bawah tanah atau pabrik dengan paparan bahan kimia berbahaya. Juga bisa mendapatkan kompensasi ini.
Fasilitas Kesehatan
Terutama saat terjadi wabah penyakit atau situasi darurat medis lainnya. Seperti pada Covid lalu, di mana nakes mendapatkan kompensasi langsung dari pemerintah.
Zona Perang
Seperti personel militer yang bekerja di daerah konflik atau zona perang mungkin juga mendapatkan gaji tambahan karena risiko yang mereka hadapi.
Industri atau pekerjaan lain yang sering menawarkan hazard pay meliputi:
- Penebangan kayu (Logging)
- Penangkapan ikan komersial
- Pilot
- Pertanian, terutama saat menggunakan mesin atau bahan kimia berbahaya.
- Konstruksi, khususnya di ketinggian atau di bawah tanah.
- Pertamanan (Landscaping)
Baca Juga: Apa Itu Incentive Pay dan Bagaimana Contohnya?
Bagaimana Membuat Kebijakan Hazard Pay?
Jika perusahaan Anda beroperasi dalam kondisi yang berbahaya, Anda mungkin memutuskan untuk membuat kebijakan hazard pay, baik melalui kesepakatan dengan serikat pekerja atau secara independen.
Kebijakan hazard pay harus memuat informasi sebagai berikut:
- Karyawan dan pekerjaan yang memenuhi syarat: Tentukan siapa saja atau posisi apa saja yang berhak mendapatkan hazard pay.
- Kondisi yang dianggap berbahaya: Misalnya, cuaca panas, lingkungan yang bermusuhan, atau paparan bahan kimia.
- Kompensasi hazard pay dan informasi distribusi pembayaran: Tentukan besaran dan bagaimana cara distribusi pembayaran hazard pay kepada karyawan.
- Hukum hazard pay sesuai legislasi lokal: Sertakan informasi terkait peraturan atau hukum yang berlaku di wilayah Anda.
- Pengecualian terhadap hazard pay rate: Jika ada kondisi-kondisi tertentu di mana hazard pay tidak berlaku atau informasi relevan lainnya, sebaiknya dijelaskan dengan jelas.
Setelah Anda membuat kebijakan, pastikan untuk mengkomunikasikannya kepada karyawan baru dan yang sudah ada.
Mintalah karyawan untuk menandatangani salinan kebijakan untuk membuktikan bahwa mereka telah membaca dan menyetujui kebijakan tersebut.
Salinan yang sudah ditandatangani dari kebijakan ini harus disimpan dalam arsip perusahaan.
Informasi mengenai kompensasi ini dan kondisi kerja juga harus mudah diakses oleh karyawan, misalnya melalui buku panduan karyawan.
Menentukan Hazard Pay Rate
Dalam memberikan kompensasi tambahan kepada karyawan yang bekerja di kondisi berisiko, perusahaan perlu menentukan metode perhitungan yang paling sesuai.
Pemilihan metode ini seharusnya mencerminkan keadilan dan pertimbangan risiko yang dihadapi karyawan.
Berikut adalah beberapa cara populer dalam menentukannya:
1. Peningkatan Gaji per Jam (Hourly Pay Increase)
Di sini, karyawan mendapatkan tambahan upah per jam yang mereka kerjakan di lingkungan berisiko.
Misalnya, jika seorang karyawan biasanya mendapatkan Rp50.000 per jam, dengan kompensasi rate tambahan Rp10.000, maka total yang mereka terima saat bekerja di kondisi berisiko adalah Rp60.000 per jam.
2. Persentase Tetap (Flat Percentage)
Dengan metode ini, kompensasi diberikan berdasarkan persentase tertentu dari gaji pokok karyawan.
Sebagai contoh, jika karyawan memiliki gaji pokok Rp5.000.000 per bulan dan persentase kompensasi ditetapkan sebesar 10%, maka karyawan tersebut akan mendapatkan tambahan Rp500.000 sebagai hazard pay.
3. Tarif Bulanan (Monthly Rate)
Beberapa perusahaan mungkin memilih untuk memberikan hazard pay dalam bentuk jumlah tetap setiap bulan, tidak peduli berapa lama karyawan tersebut bekerja dalam kondisi berisiko.
Misalnya, karyawan yang bekerja di area berisiko mungkin mendapatkan tambahan Rp1.000.000 setiap bulannya sebagai hazard pay, selain dari gaji pokok mereka.
Pemilihan metode tergantung pada karakteristik pekerjaan, industri, dan kebijakan internal perusahaan.
Yang terpenting adalah komunikasi yang jelas dengan karyawan tentang bagaimana kompensasi ini ditentukan dan diberikan.
Kelola Kompensasi Karyawan Lebih Mudah dengan Software Payroll LinovHR
Memberikan kompensasi tambahan kepada karyawan atas kondisi darurat atau juga risiko yang mereka bisa alami, bisa menjadi salah satu benefit yang menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan itu sendiri.
Dengan adanya kompensasi ini, karyawan merasa bahwa perusahaan memperhatikan mereka. Bagi perusahaan ini akan menarik minat talenta di luar sana.
Namun, ketika kita membicarakan kompensasi, tentu saja kita harus memperhatikan bagaimana penghitungan dan pengelolaanya. Di sini HR dan divisi keuangan perusahaan harus benar-benar cermat.
Salah hitung kompensasi hanya akan merugikan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Maka dari itu, diperlukan pengelolaan dan penghitungan yang tepat.
Untuk menghindari kesalahan, penggunaan Software Payroll LinovHR dapat menjadi solusi yang tepat. Dilengkapi dengan fitur-fitur mumpuni Software Payroll LinovHR akan memproses kompensasi dan gaji karyawan secara otomatis.
HR hanya perlu memasukkan komponen kompensasi dan gaji karyawan ke dalam fitur Payroll Component, lalu sistem akan menghitungnya secara akurat.
Tidak hanya membantu dalam menghitung dan mengelola gaji, Software Payroll LinovHR juga akan mengotomatisasi slip gaji karyawan, jadi setelah penghitungan selesai, Anda bisa langsung mengirimkan slip gaji tersebut kepada karyawan melalui email.
Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kemudahan mengelola kompensasi karyawan dengan Payroll LinovHR.
Daftarkan diri Anda sekarang untuk mendapatkan demo gratis dan temukan fitur-fitur canggih yang kami tawarkan!
