Dalam dunia kerja, terdapat berbagai istilah untuk mengkategorikan pekerja berdasarkan jenis pekerjaan mereka. Salah satu yang mulai populer adalah grey collar worker.
Istilah ini muncul sebagai respons terhadap dinamika dunia kerja yang semakin kompleks dan tidak dapat lagi sepenuhnya dikelompokkan ke dalam kategori white collar atau blue collar worker.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang pengertian dari pekerja grey collar dan perbedaannya dengan white dan blue collar worker. Ayo simak!
Apa Itu Grey Collar Worker?
Grey collar worker adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pekerja yang tidak sepenuhnya masuk dalam kategori white collar atau blue collar.
Mereka biasanya memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan persoalan teknis, tetapi juga terlibat dalam pekerjaan administratif atau manajerial.
Dengan kata lain, jenis pekerja kerah abu-abu bisa dianggap sebagai jembatan antara pekerjaan fisik (blue collar) dan pekerjaan profesional yang lebih bersifat administratif atau manajerial (white collar).
Pekerja grey collar sering kali memiliki keterampilan yang memadukan aspek-aspek teknis dan administratif.
Mereka biasanya bekerja dalam industri yang membutuhkan keterampilan khusus, seperti teknologi informasi, kesehatan, atau pekerjaan yang berhubungan dengan keselamatan publik, seperti polisi dan petugas pemadam kebakaran.
Perbedaan Grey Collar Worker dengan White dan Blue
Untuk memahami perbedaan antara pekerja kerah abu-abu dengan pekerja kerah putih atau kerah biru, kita perlu memperhatikan karakteristik utama dari setiap kategori:
- White Collar Worker: Pekerja white collar biasanya merupakan pekerja kantoran atau para profesional yang lebih banyak terlibat dalam pekerjaan administratif, manajerial, atau berbasis pengetahuan. Contoh: akuntan, pengacara, dan manajer.
- Blue Collar Worker: Sebaliknya, blue collar worker adalah mereka yang melakukan pekerjaan fisik atau manual. Kategori ini umumnya bekerja di sektor industri atau jasa yang memerlukan keterampilan teknis. Contoh: pekerja konstruksi, operator mesin, atau buruh pabrik.
- Grey Collar Worker: Sementara itu, pekerja grey collar menjalankan kedua peran di atas sekaligus. Mereka memiliki tanggung jawab teknis yang serupa dengan blue collar worker, tetapi juga memiliki elemen administratif seperti white collar worker. Contoh: teknisi, staf IT, atau perawat.
Faktor Meningkatnya Grey Collar Worker
Pertumbuhan pekerja grey collar tidak terlepas dari beberapa faktor utama yang memengaruhinya, antara lain:
1. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi telah menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru yang membutuhkan kombinasi antara keterampilan teknis dan administratif.
Misalnya, pekerjaan di divisi teknologi informasi (IT) sering kali tak hanya melibatkan peran-peran teknis yang memerlukan pemahaman mendalam tentang sistem, tetapi juga membutuhkan kemampuan untuk mengelola proyek atau berkomunikasi dengan tim manajemen.
2. Pekerjaan di Bidang Kesehatan dan Keselamatan Publik
Pekerjaan di bidang kesehatan dan keselamatan publik juga berkontribusi dalam meningkatkan jumlah pekerja grey collar. Profesi seperti perawat, petugas pemadam kebakaran, dan polisi adalah contoh pekerjaan yang memerlukan keterampilan fisik sekaligus administratif.
3. Globalisasi dan Kompleksitas Ekonomi
Peningkatan globalisasi dan semakin kompleksnya ekonomi dunia mendorong banyak perusahaan untuk mencari pekerja dengan kemampuan multidimensional.
Hal ini kemudian mendorong munculnya lebih banyak pekerja yang memiliki keterampilan teknis dan juga administratif, yang sering kali dikategorikan sebagai pekerja kerah abu-abu.
Contoh Grey Collar Worker
Beberapa contoh profesi yang termasuk dalam kategori grey collar worker meliputi:
- Teknisi IT: Selain bertanggung jawab untuk memperbaiki dan memelihara perbaikan sistem komputer perusahaan, mereka juga sering terlibat dalam perencanaan sistem dan proses administrasi.
- Perawat: Selain melakukan tindakan medis, perawat juga bertanggung jawab atas dokumentasi pasien dan keperluan administrasi lainnya.
- Polisi: Selain menjalankan tugas keamanan, polisi juga terlibat dalam penyusunan laporan dan tugas administratif lainnya.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan pekerja yang memiliki keterampilan lintas bidang, pekerja kerah abu-abu semakin mendapatkan pengakuan dalam dunia kerja modern.
Baca juga: Staff Administrasi: Pengertian, Tugas, Kualifikasi, Skill, dan Gajinya
Kelola Gaji Jadi Lebih Teratur dengan LinovHR
Dengan semakin berkembangnya berbagai jenis pekerjaan, termasuk grey collar worker, pengelolaan gaji menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Maka dari itu, LinovHR hadir sebagai solusi untuk mengelola penggajian secara lebih mudah dan efisien.
Dengan sederet fitur yang komprehensif, LinovHR memastikan bahwa proses penggajian karyawan berjalan dengan lancar dan teratur, sehingga perusahaan dapat fokus pada mengembangkan sumber daya manusia dan bisnisnya. Jadikan pengelolaan gaji lebih teratur dan efisien dengan LinovHR!