Perusahaan memiliki sebuah tujuan dan sasaran yang menjadi panduan perusahaan dalam menjalankan operasional. Penentuan tujuan dan sasaran ini biasa disebut juga dengan goal setting. Diharapkan nantinya perusahaan mampu meningkatkan dan menjaga pencapaiannya menuju tujuan dan sasaran.
Penetapan ini pun juga menjadi parameter apakah tiap divisi dalam perusahaan mampu menjalankan kegiatannya dengan maksimal atau tidak. HRD adalah salah satu divisi yang tidak akan lepas dari penentuan tujuan.
Hal tersebut dikarenakan HRD bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola karyawan agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Jadi, apa yang dimaksud dengan goal setting? Dan apa hubungannya dengan HRD?
Pengertian Goal Setting
Goal setting adalah sebuah metode yang berisi proses untuk menentukan tujuan baik itu perusahaan maupun individu. Setiap perusahaan berhasil untuk mencapai titik tertentu, maka goals-nya akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih besar.
Sebaliknya ketika perusahaan belum mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka perusahaan akan melakukan peninjauan ulang untuk mencari tahu hal apa yang menyebabkan kegagalan tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Â
Tujuan secara umum bisa dijadikan panduan kerja bagi divisi dan karyawan. Setiap divisi mempunyai goals yang berbeda dan akan mempengaruhi job desk karyawan.
Contohnya divisi HRD yang memiliki goals untuk melakukan rekrutmen karyawan berkualitas untuk posisi finance staff dan mengambangkan pelatihan karyawan untuk divisi production.
Berdasarkan goals tersebut, HRD akan bekerja dengan maksimal dan tidak menelantarkan pekerjaannya. Apabila HRD tidak dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah diharapkan dan direncanakan, akan dilakukan pengecekan mengapa goals tersebut tidak tercapai dengan baik. Â
Kebijakan penentuan tujuan dan sasaran menjadi bagian penting dan harus mempertimbangkan beberapa aspek dan hal dilematis yang sukar dihindari. Oleh karenanya, penentuan tujuan tersebut harus mampu mengantisipasi hal yang sekiranya akan menghambat proses perjalanan perusahaan dan bersifat tidak realistis untuk diwujudkan.Â
Baca Juga: Fungsi Aplikasi HRM bagi Perusahaan
Jenis Goal Setting
Outcome Goal
Outcome goal adalah tujuan akhir dari perencanaan yang sudah disusun suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan ini tentu sangat bisa diusahakan. Namun, faktor penentu dari tercapainya tujuan ini bukan hanya perencanan dan effort Anda. Banyak faktor eksternal yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan ini.
Contoh dari goal setting jenis ini adalah, “menjadi market leader dalam industri teknologi”.
Performance Goal
Performance goal adalah standar performa yang Anda atau perusahaan Anda tentukan untuk dicapai dalam rangka usaha untuk menggapai goal utama (outcome goal).
Contoh dari jenis goal setting ini adalah, “menyediakan beberapa produk teknologi yang dibutuhkan banyak perusahaan untuk menunjang efisiensi”
Process Goal
Proses goal lebih terfokus pada hal apa yang Anda atau perusahaan Anda bisa lakukan, terlepas dari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi goal akhir (outcome goal). Hal ini tentunya dapat Anda kendalikan. Penentuan tujuan ini berisikan hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk menunjang performance goal Anda.
Contoh dari goal setting ini adalah, “Selalu melakukan riset akan kebutuhan perusahaan lain dalam hal teknologi”, “melakukan pengembangan produk agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh klin”.
Goal Setting SMART
Tanpa tujuan yang jelas, proses bisnis perusahaan tidak akan berjalan mulus. Perusahaan akan kesulitan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan jenis pekerjaan yang harus ada dalam perusahaanya.
Sementara penentuan tujuan yang tidak realistis dan sesuai dengan inti perusahaan justru akan menyulitkan proses bisnis.
Tujuan yang tidak realistis biasanya terbentuk akibat perencanaan yang kurang spesifik dan rinci. Proses kerja menuju tujuan yang tidak realistis terasa berat bagi seluruh elemen perusahaan dan tidak bisa dicapai.
Oleh karena itu, ada yang disebut framework goal setting SMART. Framework tersebut akan memandu perusahaan membuat dan menetapkan tujuan lebih spesifik dan realistis.Â
1. Specific = Spesifik
Jelaskan dan tuliskan tujuan perusahan sejelas, serinci, dan sespesifik mungkin. Semakin rinci dan detail tujuan, semakin perusahaan paham termotivasi untuk menjalankan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.Â
2. Measureable = Dapat diukur
Apabila perusahaan telah menetapkan tujuan dengan spesifik, perusahaan akan menentukan parameter pengukuran proses tujuan yang telah dibuat.
Jika dapat diukur dengan baik, perusahaan akan melihat apakah tujuan semakin dekat atau malah menjauh. Kegunaan lain dari pengukuran untuk melihat dan menentukan langkah selanjutnya dari fakta disekitar.Â
3. Achievable = Mampu dicapai
Tujuan dan sasaran tidak boleh terlalu mudah, tetap tidak juga terlalu sulit. Penetapan tujuan yang tidak tercapai akan memakan proses yang lama dan sia-sia. Sedangkan penetapan tujuan yang dapat dicapai secara wajar dalam jangka waktu tertentu akan membantu perusahaan tetap termotivasi dan fokus.Â
4. Relevant = Relevan
Perusahaan memiliki tujuan dan sasaran umum, tetapi juga mempunyai tujuan dan sasaran untuk masing-masing divisi agar mampu bersama mencapai tujuan dan sasaran umum.
Tujuan dan sasaran harus memiliki dampak terhadap tujuan dan sasaran lainnya antar divisi. Pertimbangan yang matang diperlukan dalam hal ini.
Setiap tujuan perusahaan juga diharapkan sejalan dengan nilai-nilai perusahaan untuk jangka panjang dan skala yang lebih luas.
5. Time = Berbasis waktu
Batasan waktu akan membuat perusahaan lebih fokus dan siap untuk menghadapi hambatan atau tantangan dari awal. Perusahaan akan mengklasifikasi mana tujuan yang bersifat urgensi dan harus diprioritaskan, mana tujuan yang memiliki urgensi rendah dan bisa dilakukan nanti.
Hubungan Goal Setting dan Kinerja HRD
Goal setting dalam HRD harus berhubungan dan sejalan dengan tujuan dan sasaran perusahaan secara keseluruhan. Intinya, rencana HRD berguna untuk mendorong pencapaian rencana yang lebih luas.
Wewenang dan tanggung jawab HRD adalah menangani salah satu aset berharga perusahaan, yaitu karyawan. Dengan berpedoman pada goal setting, HRD memainkan peran penting dalam menjaga bisnis dan hubungan dengan karyawan berjalan dengan lancar.
Rekrutmen karyawan adalah salah satu tugas dari HRD dengan cara mencari kandidat berkualitas dan mempersuasi kandidat untuk bergabung dengan perusahaan.
Saat mewawancarai kandidat karyawan, HRD harus mengevaluasi dengan cermat kesesuaian setiap individu untuk memastikan bahwa mereka memilih pekerja yang tepat.
Sering kali saat kandidat bergabung, HRD bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan. HRD harus mengembangkan materi pelatihan yang berkualitas tinggi dan kemudian memberikan materi pelatihan kepada karyawan baru serta memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk keberhasilan perusahaan.
HRD juga diwajibkan untuk mempertahankan karyawan terbaik dalam perusahaan. Untuk melakukan hal ini, HRD harus tetap memperhatikan gangguan kerja yang ada dalam karyawan dan membantu menangani masalah tersebut.
Tugas ini belum termasuk tugas administratif seperti pembuatan laporan, penggajian dan rekap absensi karyawan yang dikenal memakan waktu jika dilakukan secara manual. Tak dipungkiri bahwa rangkaian tugas HRD memerlukan fokus lebih dalam agar tidak melakukan kesalahan atau kekeliruan fatal.
Software HRD: Suksesi Goal Setting Perusahaan
Goal setting dalam perusahaan tidak bisa diabaikan begitu saja. Fitur Goal Management dari Software HRD LinovHR dapat membantu perusahaan dalam mewujudkan manajemen tujuan dalam HRD berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan kinerja karyawan.
Penilaian kinerja karyawan sering kali kurang tepat dan tidak objektif karena menentukan standar penilaian yang sulit diukur seperti seperti sikap, loyalitas atau kepribadian dan mengabaikan indikator pekerjaan.
LinovHR hadir sebagai solusi otomatisasi secara akurat dan efisien dan mampu membantu perusahaan mencapai tujuan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Tidak hanya itu, Software HRD dari LinovHR juga membantu HRD dalam melakukan tugas administrasi yang bersifat repetitif dan periodik seperti payroll dan rekap absensi. Data yang diolah dan dihitung pun jauh lebih akurat tanpa resiko manipulasi data yang ada dalam proses administrasi manual.
Sistem keamanan informasi yang didukung oleh cloud-based server juga akan menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi perusahaan dari tangan tak bertanggung jawab. Dengan demikian, HRD lebih fokus dan menguasai goal setting yang ada demi pencapaian besar perusahaan.