Kondisi bisnis perusahaan memang mengalami perubahan sewaktu-waktu. Untuk menghadapi tantangan dan perubahan pasar yang ada, perusahaan perlu melakukan perencanaan. Tanpa perkiraan, tentunya perusahaan akan kesulitan untuk melakukan perencanaan yang matang.
Nah, perencanaan tersebut berasal dari perkiraan berdasarkan kondisi pasar atau lebih sering disebut forecasting dalam dunia bisnis. Apa itu forecasting dan bagaimana cara perusahaan melakukannya?Â
Pengertian forecasting
Seperti yang dijelaskan di atas, kondisi pasar di sekitar perusahaan tidaklah dalam kondisi yang selalu sama. Forecasting adalah cara perusahaan untuk memprediksikan kondisi pasar yang akan mempengaruhi penawaran dan permintaan produk.
Berdasarkan ramalan terhadap kondisi yang ada, perusahaan dapat menetapkan strategi pengendalian produksi untuk kondisi yang akan datang.Â
Contohnya dalam menghadapi bulan Ramadhan, permintaan pasar terhadap produk sirup pandan diprediksikan akan meningkat dibandingkan bulan-bulan biasa. Sebab utama meningkatnya permintaan dikarenakan sirup rasa pandan merupakan salah satu bahan utama untuk membuat menu buka puasa.
Berdasarkan perkiraan tersebut, perusahaan sirup akan memproduksi sirup rasa pandan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat. Â
Tujuan Forecasting
Perusahaan melakukan perkiraan agar perusahaan mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada di masa depan. Tak hanya agar mampu menghadapi, perusahaan juga melakukan forecasting dengan tujuan tertentu, yaitu:Â
- Mengevaluasi kebijakan saat ini dan periode sebelumnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan;
- Mengatasi time lag atau delay saat kebijakan perusahaan dan implementasi;
- Dasar penyusunan bisnis agar mampu meningkatkan efektifitas bisnis.Â
Jenis ForecastingÂ
Perusahaan dapat melakukan forecasting tergantung bagaimana kondisi pasar dan perusahaan. Ada beberapa jenis perkiraan yang dilakukan perusahaan tergantung berdasarkan apa perkiraan dilakukan. Jenis-jenisnya antara lain:Â Â
1. Berdasarkan WaktuÂ
Jika dilihat dari waktu penggunaannya, jenis forecasting dapat dibedakan menjadi 3.
Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi waktu yang panjang. Biasanya waktu yang panjang lebih dari 18 bulan dan berhubungan dengan penanaman modal, merencanakan pembangunan sebuah fasilitas dan merencanakan penelitian dan pengembangan.
Jangka Menengah
Jangka menengah dalam perencanaan memakan waktu 3 sampai 18 bulan. Kegiatan yang paling umum dilakukan dalam perkiraan jangka menengah adalah perkiraan untuk perencanaan penjualan, produksi, rekrutmen tenaga kerja tidak tetap.
Jangka Pendek
Perkiraan jangka pendek kurang dari 3 bulan. Kegiatan yang terlibat di dalamnya pun tidak memakan waktu terlalu lama, seperti pembelian bahan baku, membuat jadwal kerja, dan memberi tugas luar kota kepada karyawan.Â
2. Berdasarkan Sifat Penyusunan
Sifat penyusunan juga mempengaruhi jenis forecasting. Jika dilihat dari penyusunan, berikut jenis-jenisnya:Â
Subjektif
Perkiraan secara subjektif berdasarkan pada perasaan atas intuisi dari orang yang menyusunnya. Jadi, pengalaman dan wawasan seseorang mengambil peran besar dalam perkiraan ini.Â
Objektif
Berbeda dengan perkiraan secara subjektif, perkiraan secara objektif mewajibkan penggunaan data. Perkiraan objektif didasari data yang relevan dengan teknik dan metode forecasting untuk menganalisa data tersebut.Â
Metode ForecastingÂ
Seperti yang dijelaskan, metode perkiraan akan mempengaruhi hasil perkiraan. Metode ini dibagi menjadi 2, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif menggunakan pendapat dan analisis yang deskriptif. Sementara kuantitatif berkaitan dengan data dan hitungan matematis.
1. Metode Kuantitatif
Adapun yang berikut merupakan golongan metode prediksi kuantitatif adalah:
Time Series
Metode time series adalah metode yang menghubungkan keterkaitan antara variabel dependen dengan variabel independen kemudian dihubungkan dengan waktu berupa minggu, bulan, atau tahunan. Jadi, metode ini menghasilkan variabel berupa waktu.Â
Kasual (Casual Methods)
Metode selanjutnya adalah metode kausal (casual methods) atau disebut juga dengan metode sebab akibat. Metode ini berdasarkan keterkaitan variabel dengan variabel lain yang mempengaruhinya. Namun, hasil dari perkiraan bukanlah dalam bentuk waktu.
2. Metode Kualitatif
Metode kualitatif bersifat lebih lebih objektif karena dipengaruhi intuisi, pengalaman, dan wawasan sehingga hasilnya pasti akan berbeda. Namun, hasil metode kualitatif tetap mendekati tingkat akurasi metode kuantitatif.Â
Survei pasar
Survei kepada pasar melibatkan konsumen dan akan berpengaruh terhadap rencana pembelian pada saat periode forecasting. Survei dilakukan dengan kuesioner online, wawancara, dan telepon.
Baca Juga: Kuesioner untuk Mengevaluasi Kinerja Karyawan
OpiniÂ
Opini yang diminta bukanlah opini dari sembarang orang, melainkan opini dari jajaran manajerial sales, production, logistik, finance, dan teknik. Kemudian, hasil opini akan digabungkan menjadi model statistik.
Tenaga Penjualan
Seperti namanya, metode ini menggunakan tenaga penjualan yang dimiliki perusahaan. Tenaga penjualan tentunya sudah langsung memahami dan mengetahui bagaimana mekanisme penjualan di pasar. Analisis penjualan dari berbagai daerah lokasi penjualan akan digabungkan dan dijadikan dasar bagi perusahaan untuk merencanakan strategi.
Metode Delphi
Metode delphi hampir serupa dengan kuesioner pada umumnya. Namun, untuk melakukan metode ini perusahaan perlu menyebar kuesioner dan kumpulan jawaban kuesioner disederhanakan terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada pihak terkait untuk diproses menjadi prediksi yang akurat. Hasil metode ini cukup akurat dan profesional, tetapi membutuhkan waktu yang lama.Â
Baca Juga: Mengenal Kartel dan Mengapa Kartel Dilarang oleh Pemerintah?
Demikianlah penjelasan mengenai forecasting untuk perusahaan. Dengan perkiraan yang tepat, maka perusahaan akan kuat dan mampu bertahan menghadapi kondisi yang akan datang. Forecasting yang tepat dihasilkan dari staf karyawan yang terampil dan berkualitas.
Tak hanya kondisi pasar, perusahaan pun harus memperhatikan aspek pengelolaan karyawan dengan baik dan benar.
Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan juga memperhatikan aspek pengelolaan karyawan dengan menggunakan Software HRIS Indonesia dari LinovHR yang mampu mengelola karyawan lebih optimal. Kinerja karyawan pun semakin membaik dan dapat memberikan perkiraan kondisi pasar yang tepat.