Fluktuasi adalah istilah yang umum digunakan dalam konteks ekonomi, terutama ketika berhubungan dengan mata uang. Secara singkat, hal ini mengacu pada variasi atau perubahan harga pasar yang tidak menentu.
Munculnya ketidakstabilan ini memiliki potensi untuk memiliki dampak signifikan pada kondisi ekonomi. Kejadian ketidakstabilan ini tentu saja perlu diatasi dengan cara-cara yang tepat. Mari kita bahas lebih dalam artikel LinovHR kali ini!
Apa Itu Fluktuasi?
Fluktuasi secara erat terkait dengan ketidakpastian atau tidak stabilnya suatu kondisi. Dalam konteks ekonomi, kondisi ini khususnya berkaitan dengan harga atau nilai. Dengan kata lain, kondisi ini menggambarkan ketidakpastian atau ketidakstabilan harga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fluktuasi dapat dijelaskan dengan dua makna. Pertama, fluktuasi adalah “perubahan harga yang naik-turun; perubahan harga dan kondisi lainnya yang naik-turun; perubahan harga (tersebut) disebabkan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran.” Kedua, dapat diartikan sebagai “ketidakstabilan” atau “ketidakpastian.”
Para ahli di bidang ekonomi juga memiliki pandangan mereka sendiri tentang fluktuasi. Berikut adalah definisi fluktuasi menurut beberapa ahli:
- Serra & Gil (2013) menjelaskan bahwa fluktuasi adalah perubahan nilai suatu variabel yang terjadi karena perubahan dalam mekanisme pasar, yang mengakibatkan naik-turunnya variabel tersebut.
- Surya, Yohannes (2007) juga berpendapat serupa, yaitu fluktuasi adalah perubahan nilai suatu variabel yang naik-turun karena pengaruh dari perubahan dalam mekanisme pasar.
- Andini, Widi (2018) menggambarkan fluktuasi sebagai kondisi dalam perekonomian yang tidak menunjukkan pola tertentu, melainkan perubahan yang naik atau turun yang dapat terjadi kapan saja.
Dengan demikian, fluktuasi dalam konteks ekonomi merujuk pada perubahan yang tidak stabil dalam nilai atau harga, yang seringkali dipicu oleh dinamika pasar yang berubah.
Jenis-jenis Fluktuasi
Fluktuasi memiliki dua jenis yaitu teratur dan tidak teratur. Berikut ini penjelasannya:
1. Teratur (Siklus)
Jenis fluktuasi siklus ini merujuk pada periode kenaikan dan penurunan yang berulang terjadi dalam sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu.Â
2. Tidak Teratur
Seperti yang disiratkan oleh namanya, jenis ini terjadi tanpa mengikuti pola perubahan yang bisa diprediksi sebelumnya. Fluktuasi tidak teratur ini sering kali dipicu oleh berbagai faktor eksternal yang beragam.
Faktor yang Menyebabkan Fluktuasi
Fluktuasi dapat berasal dari beberapa faktor. Penyebabnya meliputi hal-hal berikut ini:
1. Kondisi Ekonomi Suatu Negara
Kondisi ekonomi suatu negara memiliki dampak besar terhadap fluktuasi harga. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti bencana alam, konflik, dan sebagainya, serta faktor internal seperti tingkat pengangguran, pendapatan, dan sebagainya.
Kondisi ekonomi yang stabil di suatu negara cenderung mengurangi kemungkinan fluktuasi harga.
2. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dalam menjalankan ekonomi suatu negara memiliki berbagai kebijakan, baik fiskal maupun moneter. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat memengaruhi ketidakstabilan ekonomi, terutama saat mata uang mengalami inflasi atau menghadapi krisis ekonomi.
3. Transaksi Internasional
Dalam transaksi antarnegara atau dalam konteks global, aliran dana masuk atau keluar berperan penting dalam menggerakkan harga. Transaksi ini termasuk ekspor-impor, utang, investasi, dan lainnya.
4. Ekspektasi dan Spekulasi
Ekspektasi terhadap nilai harga memainkan peran besar dalam tingkat fluktuasi. Ekspektasi ini mencerminkan perkiraan dan spekulasi mengenai pergerakan harga di masa depan.
5. Permintaan dan Penawaran
Jumlah permintaan dan penawaran terhadap suatu barang dapat menyebabkan harga barang tersebut naik atau turun. Permintaan dan penawaran juga dapat dipengaruhi oleh ekspektasi dan spekulasi terhadap barang tersebut.
Sebagai contoh, jika terdapat spekulasi bahwa sebuah barang akan menjadi langka, maka harga barang tersebut kemungkinan besar akan naik.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Deflasi dengan Tepat?
Contoh Fluktuasi
Berikut adalah contoh-contoh fluktuasi yang umum sekali ditemukan dalam kegiatan ekonomi:
1. Harga Minyak
Harga minyak dunia memiliki potensi besar untuk memicu krisis ekonomi global. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa naik atau turunnya harga minyak memiliki dampak signifikan pada penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Selain itu, ketidakpastian harga minyak juga berdampak pada besaran subsidi yang diberikan oleh pemerintah untuk mendukung produksi dan konsumsi masyarakat serta perusahaan.
Misalnya, invasi Rusia ke Ukraina menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga minyak dunia. Perang dapat menghambat ekspor dari negara-negara pemasok utama, memaksa negara-negara importir untuk mencari alternatif lainnya.
2. Harga Saham di Pasar Modal
Fluktuasi harga saham di pasar modal adalah contoh yang umum terjadi. Saham adalah bentuk kepemilikan dalam modal suatu perusahaan.
Harga saham yang fluktuatif dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk permintaan dan penawaran, nilai tukar mata uang asing, kondisi ekonomi, kinerja perusahaan, peristiwa perang, dan banyak faktor lainnya.
3. Nilai Mata Uang
Fluktuasi nilai mata uang dapat diilustrasikan dengan perubahan dalam nilai tukar mata uang asing.Â
Perubahan ini dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan penawaran di pasar. Sebagai contoh, pergerakan nilai tukar antara Dollar Amerika Serikat (US$) dan Rupiah (Rp) yang fluktuatif selama berbagai periode waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai mata uang meliputi kondisi ekonomi suatu negara, peristiwa bencana alam, konflik atau perang, situasi politik, dan kebijakan pemerintah.
Cara Mengatasi Fluktuasi
Memang benar bahwa fluktuasi ekonomi kadang-kadang sulit untuk dihindari, namun bukan berarti tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi fluktuasi:
1. Menjaga Stabilitas Kondisi Ekonomi
Fluktuasi ekonomi dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Keadaan sosial suatu negara memiliki dampak besar pada kondisi ekonomi.
Oleh karena itu, menjaga stabilitas sosial seperti mencegah konflik di dalam negara dapat menciptakan iklim ekonomi yang lebih kondusif.
Menjaga hubungan yang baik dengan pihak-pihak eksternal juga dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi.
2. Merumuskan Kebijakan yang Sesuai dengan Kondisi Ekonomi
Kebijakan inklusif dapat mendorong stabilitas ekonomi. Contohnya adalah meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dalam negeri. Mengubah perundang-undangan untuk menarik lebih banyak investasi juga dapat berkontribusi pada stabilitas ekonomi.
Kebijakan bea untuk perdagangan internasional juga dapat mendukung stabilitas ekonomi. Selain itu, kebijakan perpajakan yang tepat dapat meningkatkan pendapatan negara, yang pada gilirannya dapat memperkuat stabilitas ekonomi.
3. Merencanakan Jumlah Penawaran dan Permintaan
Ketika harga barang mengalami ketidakstabilan, langkah-langkah dapat diambil untuk mengatur jumlah penawaran dan permintaan terhadap barang tersebut.
Pengaturan ini harus didasarkan pada analisis pasar yang mendalam dan perhitungan yang matang.
Kontrol terhadap ekspektasi dan spekulasi masyarakat juga dapat memengaruhi jumlah penawaran dan permintaan terhadap barang. Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan, sosialisasi, pemberian subsidi, dan langkah-langkah lainnya.
Dengan demikian, meskipun fluktuasi ekonomi merupakan tantangan, upaya yang tepat dalam menjaga stabilitas ekonomi dan merumuskan kebijakan yang bijak dapat membantu mengatasi dampak fluktuasi tersebut.
Kesimpulan
Fluktuasi ekonomi memang merupakan bagian alami dari sistem ekonomi global, tetapi dengan tindakan yang tepat, dampak negatifnya dapat diminimalkan. Contoh dari ketidakstabilan ini bisa kita temukan dalam harga minyak, mata uang, serta harga saham.
Menjaga kestabilan ekonomi adalah salah satu cara bagaimana suatu negara bisa mengatasi fluktuasi yang terjadi.