Tidak bisa dipungkiri seiring dengan semakin fleksibelnya dunia kerja, turut juga mengembangkan tren dalam cuti yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Di sini, tentu saja tantangan yang dihadapi HR dalam mengelola berbagai jenis cuti semakin kompleks juga.
Di tengah kompleksitas pengelolaan cuti tentunya HR butuh sebuah policy atau aturan yang membantu dalam mengelola cuti karyawan dan mengatur alur pengajuan dan pembatalannya.
Melihat hal ini, Software Absensi LinovHR menghadirkan satu fitur terbaru yang memungkinkan HR untuk membuat kebijakan cuti melalui fitur Leave & Permit Policy. Ayo, kenali fitur ini lebih jauh!
Tren Pengelolaan Cuti Karyawan
Saat ini, perusahaan semakin memahami bahwa memberikan cuti kepada karyawan bukan hanya sekadar kewajiban menaati peraturan perundang-undangan. Namun, lebih dari itu sekarang cuti juga sudah menjadi bagian dari budaya perusahaan itu sendiri.
Hal ini bisa terlihat dari tren dalam pengelolaan cuti yang berkembang. Misalnya saja semakin banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan cuti yang fleksibel, seperti unlimited vacation days. Serta penggunaan teknologi untuk mengelola cuti karyawan semakin meningkat.
Tantangan dalam Pengelolaan Cuti
Di balik berbagai perkembangan jenis cuti yang terus fleksibel. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini artinya pula menambah tantangan dalam pengelolaan cuti itu sendiri. Beberapa tantangan yang kerap dialami HR dalam pengelolaan cuti antara lain:
1. Menjaga Keseimbangan Kebutuhan Bisnis Dan Karyawan
Perusahaan perlu memastikan bahwa kebutuhan operasionalnya terpenuhi meskipun ada karyawan yang cuti. Di sisi lain, perusahaan juga perlu memberikan hak cuti kepada karyawan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
2. Distribusi Cuti yang Merata
Sering kali terjadi penumpukan permintaan cuti pada periode tertentu, seperti hari raya atau akhir tahun. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan mengganggu alur kerja.
3. Kurangnya Transparansi dan Efisiensi
Proses pengajuan dan persetujuan cuti manual dapat memakan waktu dan berbelit-belit. Hal ini dapat menyebabkan frustasi dan kebingungan bagi karyawan.
4. Ketidakakuratan Data Cuti
Pencatatan data cuti manual rentan terhadap kesalahan dan human error. Hal ini dapat menyebabkan perselisihan antara karyawan dan perusahaan.
Fitur Leave & Permit Policy Software Absensi LinovHR
Dengan semakin beragamnya jenis cuti yang coba diberikan perusahaan kepada karyawannya, tentu perlu ada sebuah teknologi yang memungkinkan pengelolaan cuti dilakukan dalam satu tempat. Termasuk juga mengatur ketentuan pelaksanaan cuti.
Di sinilah Software Absensi LinovHR hadir menawarkan fitur Leave & Permit Policy yang memungkinkan HR mengelola dan menjalankan pemberian cuti dengan efektif dan efisien.
Leave & Permit Policy merupakan menu yang berfungsi untuk melakukan pengaturan kebijakan yang berkaitan untuk proses Leave dan juga Permit, yang berlaku secara general.
Dengan fitur ini HR akan lebih mudah dalam melakukan pengaturan terkait dengan proses cuti dan izin karyawan yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Fitur Attendance Correction Software Absensi LinovHR
Menu yang Ada di Fitur Leave & Permit Policy LinovHR
Fitur Leave & Permit Policy memiliki beberapa menu yang masing-masing memiliki fungsi untuk mendukung ketentuan cuti yang diberikan kepada karyawan. Adapun beberapa menu tersebut antara lain:
- Allowed Cancel of Approved Request: Menu ini menentukan apakah pengajuan cuti yang sudah disetujui bisa dibatalkan.
- Requester Allowed to Cancel The Request: Fitur ini memungkinkan untuk requester (karyawan) bisa membatalkan pengajuan cuti yang telah disetujui.
- Administrator Allowed to Cancel The Request: Menu ini digunakan untuk mengatur apakah admin dapat membatalkan pengajuan cuti yang telah disetujui.
- Superior Allowed to Cancel The Request: Menentukan apakah superior diperbolehkan untuk membatalkan pengajuan cuti yang telah disetujui.
- Duration to Reject: Menentukan durasi hari untuk melakukan penolakan setelah tanggal cuti diajukan.
- Working Month Calculation Type: Menentukan proses kalkulasi untuk menghitung bulan bekerja karyawan baik dari tanggal cut off atau join date.
- Annual Leave: Menentukan tipe cuti apa yang akan dianggap sebagai annual leave.
- Generate Leave in Advance: Menentukan berapa hari kuota cuti yang akan dimunculkan berdasarkan tanggal yang sudah ditentukan pada saat membuat master leave.
- Automatic Approved: Menentukan apakah pengajuan yang masih tertunda dapat dilakukan secara otomatis.
- Auto Approve In (days): Menentukan berapa hari pengajuan akan otomatis disesuaikan dari waktu pengajuan.
- Request Leave When Terminated: Menentukan apakah karyawan diperbolehkan mengajukan cuti setelah mengajukan terminasi.
Dari Leave & Permit Policy ini Anda telah memiliki aturan yang jelas mengenai bagaimana alur dalam pengajuan dan pembatalan cuti, serta ketentuan cuti bagi setiap karyawan. Kemudian, Anda dapat mengatur pembagian cuti di dalam fitur Leave Setting.
Fitur Leave Setting sendiri adalah fitur yang berkaitan dengan kebijakan Cuti yang akan berlaku di perusahaan, seperti, mengatur kuota cuti, prosedur pengajuan hingga pencairan cuti.
Melalui fitur Leave & Permit Policy, HR tidak akan kesulitan lagi dalam mengelola dan menjalankan pemberian cuti kepada karyawan.Ayo, ajukan demo gratis sekarang juga untuk mengetahui fitur ini lebih jauh!