Belakang ini sudah banyak sekali perusahaan yang menerapkan employee wellbeing. Hal ini adalah tanda bahwa perusahaan mengerti bahwa karyawan adalah aset yang dapat memajukan perusahaan.
Maka dari itu, kebahagiaan dari setiap karyawan yang bekerja harus diperhatikan secara hati-hati oleh perusahaan.
Karyawan yang tertekan dan tidak merasa nyaman di lingkungan kerja, akan berdampak pada produktivitas yang menurun. Akibatnya, kinerja dari perusahaan juga akan ikut menurun dan meruginya perusahaan karena hal tersebut.
Untuk Anda yang mungkin masih asing dengan apa itu employee wellbeing dan bagaimana menerapkannya di dalam perusahaan, simak penjelasannya yang sudah disiapkan LinovHR di bawah ini!
Apa Itu Employee Wellbeing?
Employee wellbeing itu sendiri diartikan sebagai kesehatan dari mental, fisik, emosional, dan ekonomi dari setiap karyawan secara keseluruhan.
Hal-hal di atas dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Seperti hubungan yang terjalin antara sesama pekerja, keputusan yang diambil, serta berbagai macam sumber daya atau alat yang dapat mereka gunakan dalam melakukan pekerjaannya.
Selain itu, jam kerja, jumlah gaji atau upah yang didapat, dan juga keselamatan kerja, memegang peranan yang cukup penting atau signifikan terhadap kesejahteraan karyawan di sebuah perusahaan.
Employee wellbeing sendiri berkaitan erat dengan produktivitas dan efektivitas perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian yang memaparkan hubungan langsung antara produktivitas karyawan dengan kesehatan dan kesejahteraannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Employee Wellbeing
Seperti yang telah disinggung di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi employee wellbeing di perusahaan. Pada dasarnya faktor tersebut berasal dari perusahaan dan juga karyawan itu sendiri.
Faktor karyawan
- Kepribadian atau karakteristik dari karyawan bersangkutan.
- Kondisi keluarga dari karyawan bersangkutan.
- Lingkungan tempat karyawan itu berada setiap harinya.
- Kondisi kesehatan dari karyawan bersangkutan.
Faktor perusahaan
- Budaya kerja atau organisasi.
- Sistem manajemen perusahaan (promosi, penilaian kinerja, kebijakan, dll).
- Gaya kepemimpinan atasan.
- Beban kerja karyawan (jam kerja dan besarnya tanggung jawab).
- Gaji atau upah.
- Keamanan lingkungan kerja.
Baca juga: Job Crafting: Definisi, Manfaat, dan Metodenya
5 Komponen Utama dalam Employee Wellbeing
Terdapat sebuah pilar atau komponen utama di dalam employee wellbeing yang menjadi indikator atau penilaian utama dari kesejahteraan karyawan di sebuah perusahaan. Komponen-komponen tersebut, yakni:
Physical Wellbeing
Komponen atau pilar utama yaitu berkaitan dengan kesehatan tubuh atau fisik dari karyawan itu sendiri. Kesehatan tubuh di sini mencangkup gaya hidup, waktu tidur, olahraga, serta makanan yang dikonsumsi oleh karyawan.
Sebagai perusahaan, Anda bisa mengambil langkah untuk mengkomunikasikan dan menggunakan pendekatan yang tepat kepada setiap karyawan yang Anda miliki. Agar memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan tubuhnya masing-masing.
Perusahaan juga bisa menyediakan fasilitas kesehatan seperti gym, mengadakan jadwal olahraga rutin bersama karyawan, maupun memberikan fasilitas kepada karyawan berupa makanan yang bergizi.
Emotional Wellbeing
Komponen kedua yaitu kesehatan emosional atau mental yang dimiliki oleh setiap karyawan. Kondisi mental dari seseorang dapat mempengaruhi kondisi fisik maupun kinerja yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan.
Perusahaan perlu untuk memperhatikan kesehatan mental dari para pekerjanya. Selain memberikan dampak yang efektif kepada perusahaan, melakukan hal ini juga dapat membantu atau bahkan mencegah karyawan untuk menjadi tertekan dan depresi.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan mental para pekerjanya. Seperti menerapkan jam kerja yang fleksibel, menyediakan layanan konsultasi gratis untuk karyawan, mengadakan program kesejahteraan mental dan emosional, serta beban kerja yang manusiawi.
Financial Wellbeing
Para karyawan cenderung akan mencari perusahaan yang peduli dan memperhatikan kesejahteraan finansialnya, dibandingkan dengan yang tidak.
Uang adalah salah satu sumber utama yang dapat membuat orang-orang sejahtera dalam menjalankan hidupnya. Seringkali faktor finansial atau keuangan, menjadi masalah utama yang menyebabkan terjadinya stres pada karyawan.
Sebagai perusahaan, Anda bisa mengambil beberapa langkah yang dapat membantu mensejahterakan keuangan karyawan. Seperti mengadakan program tabungan darurat, menyediakan asuransi bagi para pekerjanya, mengadakan workshop tentang financial management, maupun program pensiun.
Social Wellbeing
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain di dalam hidupnya.
Berkaca dari pandemi, banyak sekali karyawan yang merasakan kesepian dan hidup sendiri, jauh dari keluarga mereka masing-masing. Hal ini tentunya akan berdampak pada kebahagiaan mereka dalam jangka waktu yang panjang.
Menjalin persahabatan dengan orang-orang sekitar, akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupan sosial seseorang, baik dalam kehidupan pribadi maupun di dalam pekerjaan.
Guna meningkatkan kesejahteraan sosial dari setiap karyawan, perusahaan dapat mengambil sebuah tindakan seperti menciptakan lingkungan kerja yang saling terhubung, membangun sebuah komunitas yang solid di perusahaan, atau mengadakan program-program sosial lainnya.
Career Wellbeing
Kesejahteraan dalam berkarir tentunya juga menjadi perhatian utama yang dilakukan oleh para karyawan di perusahaan. Setiap orang pastinya ingin memiliki jenjang karir yang baik dan sesuai dengan harapan mereka masing-masing.
Tidak sanggupnya perusahaan dalam memberikan kepastian terhadap jenjang karir bagi para karyawannya akan menjadi faktor utama dari banyaknya karyawan yang resign dan mencari pekerjaan yang baru.
Agar mencegah karyawan Anda untuk pergi dari perusahaan, Anda bisa melakukan langkah yang dapat meyakinkan karyawan untuk tetap berada di perusahaan. Seperti meningkatkan kompensasi, menciptakan cara baru dalam bekerja, meningkatkan program pembelajaran dan pengembangan, dan sejenisnya.
Baca Juga: Berkenalan dengan Employee Assistance untuk Kelola Kesehatan Mental Karyawan
Bagaimana Langkah Penerapan Strategi Employee Wellbeing?
Agar penerapan strategi kesejahteraan karyawan dapat berjalan sesuai dengan harapan perusahaan dan juga karyawan. Maka Anda perlu untuk mengikuti beberapa langkah di bawah ini, yaitu:
1. Identifikasi Kondisi dan Kebutuhan Karyawan
Langkah paling penting dan utama yang harus dilakukan sebelum menerapkan strategi kesejahteraan karyawan yaitu mengetahui kebutuhan dan kondisi dari karyawan itu sendiri di perusahaan.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan karyawan yaitu melalui survei. Dengan melakukan survei, diharapkan strategi yang dijalankan nantinya sesuai dengan harapan, kebutuhan, dan keinginan karyawan, serta perusahaan.
2. Buat Program yang Sesuai
Setelah Anda selesai melakukan survei terhadap karyawan di perusahaan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat sebuah program yang sesuai dengan hasil dari survei yang telah dilakukan sebelumnya.
Pastikan bahwa program yang dibuat, dapat menjangkau karyawan yang tepat atau yang membutuhkan.
3. Melibatkan Karyawan dalam Setiap Program
Mendorong keterlibatan karyawan pada setiap program yang dibuat dapat membuat perusahaan mengetahui apakah program yang dibuat sudah sesuai dan efektif.
Perusahaan juga bisa mendiskusikan program-program yang akan dibuat lainnya, berdasarkan usulan atau hasil diskusi antara perusahaan dengan karyawannya. Dengan begitu, karyawan akan merasa dirinya diperhatikan dan diperhitungkan suaranya.
4. Melakukan Review Terhadap Program yang Ada
Langkah terakhir yaitu melakukan review terhadap program-program yang telah dijalankan perusahaan. Review tersebut mencangkup peserta, mentor, hingga sisi administratif.
Tujuan dilakukannya review yaitu agar perusahaan dalam membuat program yang lebih baik lagi kedepannya. Sehingga program employee wellbeing yang dibuat akan semakin efektif dan efisien.
Strategi Pendekatan Employee Wellbeing Lebih Sistematis dengan HRIS LinovHR
Menerapkan strategi employee wellbeing bukanlah hal yang mudah. Diperlukan sebuah pertimbangan dan perencanaan yang matang, agar strategi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan.
Terlebih dulu perusahaan harus memastikan sistem kerja yang mereka miliki memang sudah memudahkan para karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Perusahaan harus mampu membuat tim berkolaborasi demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, Software HRIS LinovHR hadir dalam mendukung perusahaan Anda dalam menerapkan strategi employee wellbeing tersebut.
Melalui modul Performance Management dan Performance Review, perusahaan dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengetahui performance atau kinerja dari setiap karyawan yang ada di perusahaan.
Dengan mengetahui kinerja yang dilakukan, Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi kondisi dan juga kebutuhan dari karyawan yang bersangkutan berupa pemberian kompensasi yang sebanding dengan kinerjanya.
Selain itu, di dalam Software HRIS LinovHR juga terdapat Person Modul yang memungkinkan manajemen melakukan pemberian dan pencatatan reward kepada karyawan. Dengan pemberian reward yang terukur, karyawan akan termotivasi untuk memiliki kinerja baik sehingga kesejahteraan mereka akan meningkat.
Dengan begitu, Anda dapat melakukan komunikasi dan diskusi bersama dengan karyawan, untuk menciptakan program employee wellbeing yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan karyawan.
Jadi, tunggu apa lagi? Coba demonya sekarang juga, GRATIS!