Menciptakan kondisi yang baik bagi para karyawan akan membuat mereka bekerja melebihi kemampuan dan kapasitas biasa-biasa saja.
Employee engagement adalah pendekatan di tempat kerja yang bisa menghasilkan kondisi yang tepat bagi seluruh karyawan perusahaan supaya bisa memberikan kinerja terbaik setiap harinya.
Dengan berkomitmen terhadap tujuan perusahaan, serta termotivasi untuk berkontribusi dalam kesuksesan perusahaan dengan kesadaran akan bermanfaat untuk semua orang yang dalam perusahaan.
Apa itu Employee Engagement?
Employee engagement adalah cara mengukur tingkat keterikatan karyawan dengan pekerjaan, perusahaan, dan tujuan organisasi. Istilah ini berasal dari Bahasa Inggris dan secara harfiah berarti keterikatan karyawan.
Tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah karyawan memiliki engagement tinggi cenderung memberikan usaha ekstra, melebihi harapan tanpa perlu diminta. Hal ini mendorong terciptanya lingkungan kerja yang lebih produktif dan inovatif.
Menurut Bersin by Deloitte, sebuah firma riset dan konsultasi, 85% pemimpin bisnis di seluruh dunia menganggap bahwa employee engagement sangat penting.
Metode yang paling umum digunakan untuk mengukur employee engagement adalah melalui survei keterikatan karyawan. Metode ini melibatkan penyebaran kuesioner kepada karyawan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi dan sikap mereka terhadap pekerjaan, perusahaan, dan manajemen.
Mengapa Employee Engagement Penting?
Memang tidak bisa dipungkiri jika kondisi tempat kerja akan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan.
Artinya ini terkait dengan bagaimana kita menciptakan kondisi di mana karyawan menawarkan potensi dan kapabilitasnya secara lebih.
Secara umum ini adalah tugas dari HRD, karena dalam menciptakan suasana kerja yang bagus itu harus didasarkan dengan mengayomi dan mengenal semua karyawan yang bekerja di perusahaan. Ya, bisa dikatakan pekerjaan ini tidak mudah.
Tetapi bila HRD membangun employee engagement didasarkan pada kepercayaan, integritas, serta komunikasi dan komitmen dua arah antara organisasi dan anggota organisasinya maka akan berhasil.
Pendekatan ini diperlukan dengan bertujuan untuk meningkatkan peluang kesuksesan bisnis, memperbaiki kinerja organisasi dan individu, serta meningkatkan produktivitas.
Sangat banyak HRD perusahaan yang tidak mnghiraukan employee engagement, sehingga atmosfir kerja karyawan dipenuhi dengan perbedaan, rasa cemburu atau iri, saling tidak percaya, dan masih banyak lagi.
Ini menciptakan kondisi tempat kerja yang negatif, suasana kerja menjadi tegang dan cenderung saling menjatuhkan.
Tidak ada perasaan karyawan saling bekerja sama secara tulus dan mau loyal kepada perusahaan. Karyawan cenderung merasa cuek atau tidak memiliki perusahaan.
Indikator Employee Engagement Menurut Teori Maslow
Teori Maslow tentang hierarki kebutuhan menyediakan kerangka kerja yang dapat diterapkan dalam konteks employee engagement.
Berikut ini adalah hubungan antara employee engagement dengan teori hierarki Maslow:
1. Highly Engaged / Aktualisasi Diri
Kebutuhan Aktualisasi Diri Ini adalah tingkat tertinggi dalam hierarki Maslow dan melibatkan pemenuhan potensi individu dan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
Perusahaan dapat membantu mencapai employee engagement yang tinggi dengan memberikan tantangan, otonomi, dan kesempatan pengembangan yang memungkinkan karyawan untuk tumbuh dan mengembangkan bakat dan kemampuan mereka.
2. Engaged / Kebutuhan Penghargaan
Ini melibatkan kebutuhan akan pengakuan, apresiasi, dan rasa prestasi.
Employee engagement dapat ditingkatkan dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, pengakuan atas kinerja yang baik, dan peluang pengembangan karir yang jelas.
3. Almost Engaged / Rasa Memiliki
Ini melibatkan kebutuhan akan hubungan sosial, penerimaan, dan rasa memiliki. Untuk memenuhi kebutuhan ini, perusahaan harus mendorong kolaborasi, komunikasi yang baik, dan budaya kerja yang inklusif.
Program pengakuan, tim kerja, dan kegiatan sosial juga dapat membantu membangun hubungan sosial yang kuat di tempat kerja.
4. Not Engaged / Rasa Aman
Ini mencakup kebutuhan akan keamanan fisik, pekerjaan yang stabil, perlindungan, dan lingkungan kerja yang aman.
Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang memberikan rasa aman dan kestabilan bagi karyawan, misalnya melalui kebijakan keselamatan dan keamanan yang jelas, serta dukungan untuk keseimbangan kerja-hidup.
5. Disengaged / Bertahan Hidup
Tipe karyawan ini hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air, tidur, dan kesehatan, sama sekali tidak memikirkan tercapainya tujuan proses bisnis.
Baca juga: Open Book Management, Meningkatkan Pengetahuan Karyawan Lebih Baik
Cara Mengukur Employee Engagement
Ada beberapa cara yang umum digunakan untuk mengukur tingkat employee engagement di sebuah organisasi. Berikut ini beberapa metode yang sering digunakan:
1. Employee Engagement Survey
Employee engagement survey adalah metode yang umum digunakan untuk mengukur tingkat engagement karyawan.
Survei ini melibatkan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk menggali persepsi dan sikap karyawan terhadap pekerjaan mereka, hubungan dengan rekan kerja dan manajemen, serta pengakuan dan penghargaan yang mereka terima.
2. Retensi Karyawan
Tingkat retensi karyawan dapat memberikan indikasi tingkat engagement dalam organisasi.
Jika tingkat retensi karyawan tinggi, ini bisa menunjukkan tingkat kepuasan dan keterikatan yang baik terhadap pekerjaan dan organisasi.
Sebaliknya, tingkat retensi yang rendah dapat menunjukkan kurangnya engagement dan masalah yang perlu diatasi.
3. Absensi dan Kehadiran
Tingkat absensi yang rendah dan tingkat kehadiran yang tinggi dapat menunjukkan tingkat engagement yang baik.
Karyawan yang terlibat cenderung memiliki motivasi yang tinggi dan merasa terhubung dengan pekerjaan mereka, sehingga lebih cenderung hadir secara konsisten.
Baca Juga : 7 Jenis Pelatihan Dan Pengembangan Untuk SDM Perusahaan
Strategi Meningkatkan Employee Engagement
Ini merupakan tantangan bagi HRD perusahaan dalam menciptakan atmosfer kerja yang baik setiap harinya. Berikut ini ada beberapa strategi yang dapat dipakai HRD untuk meningkatkan employee engagement:
Rekrut Karyawan Se-Visi dengan perusahaan
Sering kali pemborosan waktu terjadi dengan salahnya saat perekrutan. Karyawan yang direkrut yang tidak memiliki atau menangkap visi perusahaan akan cenderung menjadi pengacau atau merusak tim yang ada.
Bila karyawan yang terekrut memiliki visi yang sama maka akan tercipta kerja sama tim yang baik saat penempatan dalam pekerjaan.
Memberikan Pelatihan Bagi Karyawan
Memberikan pelatihan demi pengembangan karyawan dan SDM adalah cara terbaik untuk memotivasi karyawan. Melalui pelatihan, karyawan mendapat ilmu baru dan tangan baru untuk kemajuan perusahaan.
Ini akan membuat karyawan termotivasi dengan “ilmu baru” yang diberikan oleh pihak perusahaan. Selain itu pelatihan bisa mmbantu karyawan melihat visi perusahaan lebih jelas.
Memberi Kesempatan berpendapat
Ini akan menciptakan perasaan memiliki perusahaan. Karyawan datang kerja tidak sekedar mengerjakan tugas kerja tapi memikirkan tujuan pengembangan ke depan untuk perusahaan mereka.
Cara ini membuat karyawan menjadi kreatif. Dijamin perusahaan yang memiliki kultur yang seperti ini akan maju pesat.
Menunjukkan Kepedulian
HRD perusahaan yang baik adalah mereka mampu meningkatkan engagement karyawan. Tunjukan rasa peduli secara akrab namun tetap profesional.
Termasuk para pimpinan perusahaan, harus mampu menciptakan rasa akrab di tempat kerja namun tetap profesional.
Outbound Training
Outbound training adalah salah satu agenda yang perlu dicanangkan perusahaan untuk meningkatkan engagement karyawan secara menyenangkan.
Dengan outbound training, team building akan semakin terbentuk dan harmonisasi tim semakin terasa.
Baca Juga: Employee Engagement Software: Tips Memilih dan Rekomendasi Terbaik
Kelola Employee Engagement Perusahaan dengan Software Performance Management LinovHR
LinovHR mempersembahkan Software Performance Management yang inovatif untuk membantu staf Human Resource mengelola employee engagement dengan lebih efektif.
Software ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan organisasi modern yang ingin meningkatkan tingkat keterlibatan karyawan.
Dengan menggunakan software ini, staf HR dapat dengan mudah mengukur, melacak, dan menganalisis tingkat engagement karyawan melalui survei employee engagement yang komprehensif.
Selain itu, Software Performance Management dari LinovHR juga menyediakan fitur untuk memantau dan mengelola kinerja karyawan, memberikan umpan balik secara real-time, serta merencanakan dan melaksanakan program pengembangan karyawan.
Dengan tampilan yang intuitif dan mudah digunakan, staf HR dapat dengan cepat mengakses data dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan engagement karyawan.
Melalui Software Performance Management LinovHR, perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang inklusif, memberikan pengakuan yang tepat waktu, dan memfasilitasi pertumbuhan serta pengembangan karir karyawan.
Perusahaan pun dapat meraih tingkat engagement yang tinggi, produktivitas yang optimal, dan keberhasilan jangka panjang.
Hubungi LinovHR sekarang juga untuk menjadwalkan demo gratis dan rasakan kecanggihannya!