Efikasi diri atau yang disebut juga dengan self efficacy adalah keyakinan bahwa kita mampu untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu.
Hal ini berpengaruh pada bagaimana kita sebagai individu dalam menentukan sebuah tindakan atau keputusan. Di mana tindakan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Seorang yang memiliki efikasi tinggi punya keyakinan bahwa jika ia berhasil melaksanakan suatu pekerjaan, maka akan ada respons positif yang didapatkan sehingga hal ini akan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Namun, sebenarnya apa itu efikasi diri? Mari temukan jawabannya dalam artikel LinovHR berikut ini!
Apa itu Efikasi Diri?
Pengertian efikasi diri adalah persepsi seseorang yang menganggap bahwa ia mampu melakukan suatu tugas yang penting untuk mencapai sebuah tujuan.
Hal ini mencakup tentang perasaan untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan serta secara emosional.
Sedangkan, menurut beberapa ahli seperti Woolfolk (2004) mengatakan bahwa efikasi diri adalah penilaian spesifik yang berkaitan dengan kemampuan diri dalam mengerjakan suatu tugas yang spesifik pula.
Tidak jauh berbeda dari Woolfolk, Alwisol (2010) pun menyatakan bahwa self-efficacy berkaitan dengan persepsi diri tentang seberapa mampukah diri dapat bertahan dalam situasi tertentu. Hal ini berkaitan erat dengan keyakinan bahwa diri sendiri mampu melakukan tindakan yang diharapkan.
Lebih lanjut, Alwisol menjelaskan bahwa efikasi dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan, atau diturunkan, melalui salah satu sumber yaitu pengalaman menguasai sesuatu prestasi, pengalaman vikarius, persuasi sosial, dan pembangkitan emosi.
Dari pengertian ahli di atas, dapat dipahami bahwa arti efikasi diri berkaitan erat dengan seberapa yakinkah seorang individu untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kinerja Karyawan
Anda pasti setuju, kepercayaan diri akan sangat berpengaruh kepada kinerja dan produktivitas.
Bila seorang karyawan memiliki efikasi diri rendah, ia cenderung tidak bisa bekerja dengan produktif dan dibawah kemampuan yang ia miliki sebenarnya.
Hal ini karena ia kurang percaya diri untuk mengambil pekerjaan dengan intensitas yang lebih tinggi. Karena ia percaya bahwa kemampuannya berada di bawah pekerjaan tersebut.
Dan sebaliknya, bila seorang karyawan memiliki efikasi diri yang tinggi, ia bisa bekerja dengan kemampuan terbaiknya dan percaya bahwa ia mampu melakukan semua pekerjaan.
Software Performance Management merupakan alat yang kuat untuk meningkatkan pemantauan kinerja karyawan, memberikan solusi komprehensif yang sesuai dengan konsep self-efficacy.
Self-efficacy, dalam konteks ini, merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuannya sendiri untuk mencapai harapan kinerja dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Software semacam ini mendorong budaya pengakuan dan penghargaan. Mengakui dan memberikan penghargaan kepada karyawan atas pencapaian mereka, baik yang besar maupun kecil, memperkuat rasa self-efficacy positif.
LinovHR, melalui Performance Management System, memfasilitasi pengakuan kontribusi individu, membentuk lingkungan kerja di mana karyawan merasa upaya mereka dihargai dan berdampak.
Aspek Efikasi Diri
Mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Corsini pada tahun 1994, ada empat aspek efikasi diri.
1. Kognitif
Aspek ini merupakan kemampuan seseorang untuk memikirkan cara-cara yang digunakan untuk mengambil tindakan guna mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Motivasi
Kedua aspek motivasi, merupakan kemampuan seseorang dalam memotivasi diri melalui pikiran untuk melakukan sesuatu tindakan dan keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau diharapkan.
3. Afeksi
Ini merupakan kemampuan mengatasi perasaan emosi yang timbul pada diri sendiri yang berkaitan untuk mencapai tujuan.
4. Seleksi
Aspek keempat ini berkaitan dengan kemampuan kita dalam menyeleksi tindakan dan lingkungan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Baca Juga: Pentingnya Locus of Control Terhadap Kehakinan Diri
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efikasi Diri
Efikasi diri dipengaruhi oleh faktor tertentu. Menurut Bandura (1997) ada empat faktor yang memengaruhi self efficacy, yaitu sebagai berikut.
1. Pengalaman Menguasai Sesuatu
Faktor ini yang paling berpengaruh dari efikasi diri. Pengalaman masa lalu, terutama pengalaman yang berhasil akan meningkatkan ekspektasi mengenai kemampuan. Hal ini mempunyai enam dampak yaitu:
- Meningkatkan efikasi diri proporsional
- Tugas dapat diselesaikan dengan baik
- Menurunnya Kegagalan
- Tidak ada emosi ketika mengalami kegagalan
- Kegagalan mengukuhkan rasa menguasai diri
- Kegagalan yang terjadi tidak memiliki dampak besar
2. Modeling Sosial
Faktor ini tidak sekuat yang diberikan pengalaman pribadi dalam memengaruhi efikasi diri, namun mempunyai dampak yang kuat saat terjadi penurunan efikasi diri.
Efikasi diri yang didapatkan dari model sosial ini biasanya terjadi pada orang yang kurang mengetahui kemampuan dirinya sendiri sehingga terdorong untuk meniru (modeling) perilaku orang yang telah ia observasi.
3. Persuasi Sosial
Faktor ini cukup terbatas dalam memengaruhi efikasi diri, namun di bawah kondisi yang tepat, persuasi diri dari orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi diri.
4. Kondisi Fisik dan Emosional
Emosi yang kuat bisa juga memengaruhi kepercayaan diri saat seseorang mengalami ketakutan dan kecemasan atau tingkat stres yang tinggi. Dalam kondisi tersebut, kemungkinan seseorang akan mempunyai ekspektasi efikasi yang rendah.
Cara Meningkatkan Efikasi Diri di Tempat Kerja
Seperti yang sudah dibahas di atas, efikasi diri akan sangat berpengaruh kepada performa karyawan di tempat kerja.
Tentu akan sangat bahaya bila karyawan tersebut tidak bisa mengatasi kepercayaan dirinya.
Tapi tenang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri, seperti berikut ini.
1. Menentukan Tujuan Pilihannya Sendiri
Untuk meningkatkan efikasi diri dapat dilakukan secara bertahap, dimulai dengan melakukan pencapaian target jangka pendek lebih dulu baru kemudian target-target jangka panjang.
2. Mencoba Melakukan Tugas Baru
Efikasi diri karyawan memengaruhi berapa lama karyawan akan bertahan saat menangani tugas menantang. Bila karyawan memiliki efikasi yang tinggi maka mereka dapat bertahan lebih lama dalam menghadapi tugas sulit.
Maka dari itu, bila Anda ingin meningkatkan efikasi, cobalah terbuka terhadap tugas baru dan sulit. Dengan begitu Anda akan mencoba untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
3. Coba Tangani Stres dan Kecemasan
Biasanya, seseorang yang memiliki efikasi rendah akan lebih rentan mengalami reaksi stres fisiologis yang lebih intens saat mereka menghadapi tantangan.
Berbeda dengan mereka yang memiliki tingkat efikasi lebih tinggi. Oleh karena untuk meningkatkan efikasi, cobalah untuk menangani stres dengan baik.
Baca Juga: Usir Stres di Tempat Kerja, Begini Caranya
Itulah informasi mengenai efikasi yang perlu Anda ketahui. Efikasi adalah hal penting yang perlu Anda tanamkan, untuk menunjang kepercayaan diri dalam menyelesaikan pekerjaan.
Semoga dengan mengetahui informasi ini, Anda menjadi tahu bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap pekerjaan dan bisa meningkatkan efikasi diri agar dapat bekerja lebih baik lagi.