Duck Syndrome: Tutupi Rasa Cemas dengan Membohongi Diri

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Kenali Duck Syndrome di tempat kerja, di mana karyawan sering menyembunyikan tantangan dan merasa tertekan untuk bisa tampil dengan sempurna.
Isi Artikel

Duck syndrome merupakan fenomena di mana seseorang terlihat tenang dan menutupi beban emosional dari rasa kewalahan demi menjaga citra baik di depan orang lain.

Mereka sering kali menyembunyikan kesulitan yang dihadapi, khawatir orang lain mengetahui kelemahan mereka atau merasa tidak akan ada yang memahami perasaan mereka.

Pengertian Duck Syndrome

Duck syndrome adalah kondisi individu yang berpura-pura baik dan tampil tenang meskipun merasakan tekanan luar biasa. Istilah ini menggambarkan bebek yang tampak tenang mengapung di permukaan air, meskipun kakinya harus bekerja keras di bawah permukaan.

Sindrom ini banyak terjadi di kalangan para pekerja dalam menghadapi tekanan tinggi dan persaingan di tempat kerja, mereka harus menampilkan citra kompeten, meski sebenarnya mereka mengalami mental breakdown.

Gejala Duck Syndrome

Karyawan yang mengalami kelelahan fisik dan mental
Karyawan yang mengalami kelelahan fisik dan mental

Gejala ini sering kali tidak disadari karena biasanya mereka berusaha keras untuk mempertahankan citra tenang dan terkontrol, berikut beberapa beberapa gejala yang dihadapinya:

  • Kewalahan Emosional. Semuanya seperti di luar kendali dan kesulitan untuk menenangkan pikiran.
  • Rasa Rendah Diri. Merasa buruk mengenai diri sendiri, merasa kesepian, dan sering membandingkan dengan orang lain.
  • Gejala Fisik. Mengalami energi rendah, kesulitan tidur, ketegangan otot, dan mual.
  • Perubahan Perilaku. Mengalami perubahan nafsu makan, cenderung menunda-nunda, serta menunjukkan perilaku gugup seperti gelisah atau menggigit kuku.
  • Gejala Kognitif. Terus merasa khawatir, mengalami pelupa, kesulitan untuk fokus, dan memiliki penilaian yang buruk.

Penyebab Duck Syndrome

Penyebab yang biasa dirasakan pada karyawan di dunia kerja, dapat meliputi:

  • Tekanan untuk Berprestasi. Karyawan harus memenuhi ekspektasi tinggi dari atasan dan rekan kerja.
  • Budaya Kerja Kompetitif. Hal ini membuat karyawan selalu tampil kuat dan mengabaikan masalah yang dihadapi.
  • Kurangnya Dukungan Emosional. Banyak karyawan merasa tidak memiliki dukungan dari atasan atau rekan kerja, membuat mereka enggan terbuka tentang kesulitan.
  • Perfeksionisme. Sikap in mendorong karyawan untuk menyembunyikan kekhawatiran saat merasa tidak memenuhi standar yang ditetapkan.

Efek Duck Syndrome di Dunia Kerja 

Di lingkungan kerja, sindrom ini dapat menghambat produktivitas dan mengurangi kualitas hidup, sering kali mereka bekerja lebih keras untuk mengorbankan kesehatan mental dan fisik agar terlihat kompeten. 

Hal ini dapat menyebabkan burnout dan mengganggu hubungan profesional maupun pribadi. Dalam jangka panjang, tekanan ini dapat menurunkan performa kerja karena menumpuknya stres yang tak terungkap.

Transformasi Budaya Kerja yang Sehat dengan Performance Management LinovHR

Advertisement

Tingkatkan kinerja tim Anda dengan Performance Management LinovHR, modul ini dapat membantu perusahaan menetapkan tujuan jelas, memberikan umpan balik konstruktif. dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung.

Jangan biarkan tekanan kerja dapat mengganggu kinerja tim Anda, segera ubah kerja Anda Performance Management dari LinovHR. Segera hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara kami menciptakan tim yang sehat dan produktif.

Baca Juga: Awas! Mental Breakdown Bisa Terjadi Pada Pekerja

Tentang Penulis

Picture of Ucy Sugiarti
Ucy Sugiarti

Memiliki ketertarikan menulis pada dunia kerja dan bidang IT.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Ucy Sugiarti
Ucy Sugiarti

Memiliki ketertarikan menulis pada dunia kerja dan bidang IT.

Artikel Terbaru