Pentingnya Menerapkan Divergent Thinking Dalam Dunia Kerja

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Divergent Thinking
Isi Artikel

Menerapkan divergent thinking adalah salah cara yang bisa diterapkan untuk menghasilkan berbagai solusi dalam pekerjaan. 

Apa lagi seperti yang kita tahu, lingkungan kerja sangatlah dinamis. Bisa memunculkan berbagai pola pikir yang dapat dipraktikan untuk kemajuan perusahaan dan memudahkan dalam proses kerja.

Teknik divergent thinking sendiri adalah sebuah pola pikir yang tren pada tahun 1950-an. Artikel LinovHR di bawah ini akan menjelaskan jawabannya untuk Anda.

Simak artikel tentang divergent thinking ini!

 

Apa Itu Divergent Thinking

Divergent thinking adalah kapabilitas berpikir kreatif yang mengeluarkan banyak ide sebagai solusi untuk menyelesaikan suatu masalah. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh psikolog bernama J.P. Guilford.

Proses divergent thinking melibatkan brainstorming. Individu melakukan brainstorming dengan mengumpulkan ide apapun yang terlintas di kepala.

Tidak ada ide yang ditolak, sebab semua ide bisa menjadi solusi. Itulah sebabnya divergent thinking bersifat spontan, fleksibel, dan cepat.

 

Pentingnya Divergent Thinking dalam Dunia Kerja

Apa hubungannya divergent thinking dengan dunia kerja?

Ternyata, pemikiran divergent bermanfaat untuk menemukan solusi atas permasalahan yang ditemui dalam dunia kerja. Divergent thinking memungkinkan karyawan untuk mengumpulkan banyak pilihan solusi. 

Dengan banyak pilihan solusi, karyawan dapat mengatasi masalah lebih bijak. Sebab, karyawan tak hanya terpaku pada satu solusi saja.

Memiliki ragam pilihan jawaban atas masalah juga memudahkan karyawan untuk memiliki solusi out of the box. Jika karyawan memiliki masalah dengan klien dan berpikir out of the box, karyawan akan menonjol dan disenangi klien.

Saat melakukan divergent thinking, karyawan juga melatih perspektif dan kreativitas serta belajar mengadops mindset positif dan mau belajar. Hal ini sangat penting demi perkembangan kemampuan dan kompetensi karyawan.

 

Baca Juga: Mengembangkan Kompetensi Karyawan dengan Tepat

 

Divergent vs Convergent Thinking, Manakah yang Lebih Baik dalam Mengambil Keputusan?

Selain divergent thinking, ada istilah lain yaitu convergent thinking. Kedua cara berpikir ini memiliki perbedaan tersendiri.

Divergent thinking melibatkan lebih banyak kreativitas. Pola pikir yang satu ini berusaha mengumpulkan banyak ragam solusi dari suatu masalah. 

Sementara itu, convergent thinking lebih banyak menggunakan logika. Convergent thinking hanya fokus pada pencarian satu solusi utama untuk suatu masalah.

Dari segi penamaan, istilah divergent dan convergent thinking juga memiliki perbedaan sinonim.

Divergent thinking juga sering disebut dengan creative atau horizontal thinking. Di sisi lain, convergent thinking memiliki sinonim yaitu critical atau vertical atau analytical atau linear thinking.

Divergent vs convergent, mana yang lebih baik dalam mengambil keputusan? Sebenarnya, Anda bisa menerapkan keduanya.

Pola pikir divergent paling cocok diterapkan di tahap awal pencarian solusi. Dengan menggunakan divergent thinking, karyawan dapat menemukan banyak pilihan solusi.

Dari solusi-solusi tersebut, barulah convergent thinking bisa diterapkan. Karyawan menentukan solusi terbaik dari solusi-solusi yang ada.

 

Tips Menerapkan Pola Pikir Divergent

Pola pikir divergent perlu dimiliki setiap karyawan. Inilah tips yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola pikir divergent.

 

1. Menggunakan Peta Pikiran

Peta pikiran (Mind Mapping) adalah penyajian ide dan informasi dalam bentuk visual. Peta pikiran berisi suatu topik utama dengan cabang-cabang berupa ide, informasi, konsep, dan topik lain yang berkaitan dengan topik utama. Topik utama diletakkan di tengah kertas atau gambar.

Peta pikiran bisa digunakan dalam proses berpikir divergent. Sebagai topik utama, karyawan bisa menuliskan masalah. Kemudian, semua ide yang dimiliki karyawan sebagai solusi atas masalah tersebut diletakkan dalam cabang-cabang yang menjulur dari masalah.

 

2. Bekerja Sama dengan Karyawan Lain

Tak hanya bisa dilakukan seorang diri, karyawan juga bisa menerapkan pola pikir divergent dengan bekerja sama. Bersama rekan kerjanya, karyawan dapat saling mengemukakan ide yang bisa menjadi solusi. Ide dari semua karyawan kemudian akan dicatat untuk dipilih solusi terbaik.

 

3. Menulis Bebas

Menulis bebas memungkinkan karyawan untuk menulis tentang masalah yang dialami dalam jangka waktu tertentu.

Misalnya, ketika dihadapkan dengan masalah menurunnya produktivitas di kantor, karyawan dapat menuliskan hal-hal di benaknya yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Karyawan harus menulis tanpa henti dan tanpa revisi untuk mengumpulkan banyak ide solusi.

 

Kesimpulan

Divergent thinking adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan banyak ide dan solusi. Teknik divergent ini berbeda dengan convergent di mana pada convergent lebih menggunakan logika dalam mencari solusi. Sementara divergent lebih kepada cara-cara kreatif.

Teknik divergent ini sangat cocok diterapkan di perusahaan karena dapat mendorong kerja sama tim yang baik, melatih pola pikir mereka untuk keluar dari masalah.

Namun, divergent thinking tidaklah bisa datang begitu saja. Dibutuhkan penguasaan terhadap bidang dan juga pelatihan yang melatih pola pikir karyawan untuk dapat berpikir kreatif.

Maka dari itu, banyak kita temui perusahaan yang melakukan pelatihan untuk mengasah keterampilan dan pola pikir karyawannya.

Melalui serangkaian program pelatihan, kemampuan dan pola pikir karyawan akan semakin terasah dalam menghadapi berbagai masalah. Mereka pun dapat menerapkan pola pikir divergent.

Namun, seperti yang kita ketahui, merencanakan pelatihan dan mengelolanya agar benar-benar tepat sasaran bukanlah hal yang mudah, apalagi jika itu masih dilakukan secara manual.

 

software hris

Beruntungnya, sekarang Anda dapat menggunakan Software HR LinovHR yang memiliki modul Learning Management System. Dengan modul ini Anda bisa merencanakan program training karyawan dari awal hingga akhir.

Berbagai fitur dalam Modul Learning Management System ini juga akan membuat proses training lebih terarah, misalnya saja fitur Learning Checklist. Di mana dengan fitur ini Anda bisa mengatur learning task yang harus diselesaikan karyawan dalam masa training. 

Lalu, Anda juga bisa mengetahui berapa budget yang Anda butuhkan dalam proses ini dengan fitur Budget Calculation. Kemudian, Anda juga dapat mengelola proses training yang berlangsung di fitur Development Activity.

Mengadakan pelatihan jadi semakin mudah dengan Software Learning Management System LinovHR. Jika Anda ingin menyelenggarakan pelatihan pola pikir divergent untuk karyawan dengan mudah dan efektif, segera gunakan Software dari LinovHR!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru