Tahukah Anda, penghasilan yang Anda terima setelah dikurangi pajak disebut dengan disposable income?
Bagi karyawan, disposable income adalah sebagai indikator kesehatan finansial individu. Karyawan juga bisa mengira-ngira apakah finansial yang dimiliki bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari atau tidak.
Namun, bukan hanya karyawan yang diuntungkan dengan informasi disposable income. Besaran pendapatan masyarakat juga bisa menentukan kesehatan finansial suatu negara.
Ulasan di bawah ini akan membantu Anda mengenali lebih jauh tentang pengertian disposable income.
Mari baca hingga selesai!
Apa Itu Disposable Income?
Disposable Income atau pendapatan sekali pakai adalah penghasilan bersih yang dimiliki individu atau rumah tangga setelah dipotong pajak. Istilah ini sering juga disebut sebagai disposable personal income (DPI).
Penghasilan yang disebutkan di atas bukan hanya berupa gaji. Dividen saham atau capital gain yang telah dipotong pajak juga bisa dimasukkan sebagai disposable income.
Adapun pajak yang dipotong dari pendapatan sekali pakai merupakan pajak langsung. Misalnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaraan Bermotor, dan Pajak Penghasilan (PPh).
Pendapatan sekali pakai biasanya digunakan untuk mengetahui bagaimana seorang individu mengatur uangnya dan untuk melihat keadaan ekonomi suatu negara. Â
Alasan Disposable Income Itu Penting
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa disposable income digunakan untuk mengetahui keadaan finansial seorang individu dan kondisi ekonomi suatu negara.
Hal itu benar adanya. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruh disposable income dalam ekonomi negara, inilah ulasannya.
1. Untuk Mengukur Discretionary Income
Discretionary income adalah disposable income yang telah dikurangi dengan seluruh pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, seperti biaya sewa tempat tinggal, makan, transportasi, dan asuransi.
Discretionary income merupakan penanda kesehatan ekonomi. Jika Anda memiliki discretionary income dalam jumlah yang baik, hal tersebut menandakan finansial Anda sudah cukup sehat.Â
Selain itu, discretionary income juga bisa menandakan kesehatan ekonomi negara. Ketika discretionary income sedang tinggi, umumnya GDP juga tinggi.
2. Untuk Mengukur Personal Savings Rate
Dengan mengetahui disposable income seorang individu, ekonom bisa mengetahui bagaimana seorang individu mengatur keuangannya. Termasuk juga berapa banyak uang yang bisa ditabung seseorang. Hal ini disebut dengan personal savings rate.
Personal savings rate menandakan preferensi individu dalam mengeluarkan uang, apakah saat ini atau nanti. Informasi ini bisa digunakan untuk memprediksi perilaku konsumen.
Selain itu, personal savings rate juga bisa digunakan untuk mengetahui apakah kondisi finansial negara sedang sehat atau tidak.
Sebab, biasanya ketika terjadi resesi, personal savings rate masyarakat akan meningkat. Ini karena masyarakat berusaha menyimpan uangÂ
Baca juga: Karyawan Harus Tahu, Ini Cara Meningkatkan Kesehatan Keuangan yang Benar
3. Untuk Mengetahui Marginal Propensity
Marginal propensity ada dua, yaitu marginal propensity to consume dan marginal propensity to save. Marginal propensity to consume adalah kecenderungan individu untuk menggunakan uangnya secara langsung, sementara marginal propensity to save adalah kecenderungan individu untuk menyimpan uangnya.
Marginal propensity to consume dan marginal propensity to save bisa diketahui melalui disposable income.
Marginal propensity to save menunjukkan kemampuan finansial individu. Ketika kemampuan finansial seseorang meningkat, umumnya kecenderungan menabungnya akan meningkat. Ini karena ia sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, seseorang yang kemampuan finansialnya rendah cenderung tidak menabung. Besar marginal propensity to save-nya akan rendah karena ia tidak memiliki uang tambahan yang bisa ditabung.
Di sisi lain, marginal propensity to consume-nya akan tinggi karena ia harus mengeluarkan banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Apa Itu Pendapatan Nasional dan Bagaimana Menghitungnya?
Komponen yang Mempengaruhi Besarnya Disposable Income
Disposable income sebenarnya hanya terdiri atas dua komponen penting, yaitu pajak dan pendapatan. Kedua komponen tersebut saling mempengaruhi besarnya pendapatan ini. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Pajak
Disposable income adalah penghasilan yang dikurangi dengan pajak langsung. Sehingga, bisa dibilang jika pajak menurun, pendapatan sekali pakai bisa meningkat.
Besaran pajak bisa naik atau turun tergantung pemerintah. Ketika pemerintah sedang menerapkan kebijakan fiskal ekspansioner, umumnya tarif pajak akan diturunkan.
Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa lebih banyak membelanjakan uangnya, sehingga ekonomi berkembang.
2. Pendapatan
Kemudian, besar pendapatan yang diterima individu juga menentukan besaran disposable income. Semakin tinggi penghasilan, maka semakin tinggi pula pendapatan bersihnya.
Penghasilan ditentukan oleh kinerja individu dan perusahaan. Jika individu memiliki kinerja yang baik, ada kemungkinan gajinya akan meningkat.
Sementara itu, kinerja perusahaan mempengaruhi profit perusahaan. Jika profit perusahaan tinggi, maka dividen saham yang diterima pemegang saham semakin banyak.
Selain itu, karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut juga memiliki kemungkinan mendapatkan bonus tambahan.
Perbedaan Personal Income dan Disposable Income
Personal income dan disposable income adalah dua konsep yang berbeda dalam pengukuran pendapatan seseorang.
Personal income (pendapatan personal) adalah jumlah uang yang diterima oleh seseorang dari berbagai sumber pendapatan seperti gaji, investasi, dan lain sebagainya.
Sedangkan disposable income adalah jumlah uang yang tersedia untuk digunakan setelah dipotong pajak dan pengurang lainnya.
Personal income mencakup semua sumber pendapatan, baik yang diterima secara langsung maupun tidak langsung seperti bantuan pemerintah atau hadiah.
Sedangkan disposable income hanya mencakup pendapatan yang tersedia setelah dipotong pajak dan biaya hidup dasar.
Personal income sering digunakan dalam analisis makroekonomi untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sedangkan disposable income lebih berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan individu.
Jadi, meskipun keduanya berkaitan dengan pendapatan, personal income dan disposable income memiliki perbedaan dalam pengukuran dan penggunaannya dalam analisis ekonomi.
Cara Menghitung Disposable Income yang Tepat
Cara menghitung disposable income cukup mudah. Anda hanya perlu mengetahui penghasilan kotor dan pajak yang harus dikeluarkan dari penghasilan tersebut.
Setelah Anda mengetahui kedua nilai tersebut, Anda bisa mengurangi penghasilan kotor dengan pajak. Hasilnya adalah penghasilan bersih yang merupakan disposable income.
Dengan kata lain, rumus disposable income adalah sebagai berikut:
Disposable Income: penghasilan – (pajak langsung + pengurang lainnya)
Penjelasannya adalah, penghasilan merupakan total pendapatan yang disetahunkan, dikurangi dengan jumlah pajak langsung (pajak penghasilan, PKB dan PBB) dan pengurang lainnya (iuran BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan).
Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
Misalkan Andi memiliki pendapatan total sebesar Rp10.000.000 per bulan, pajak yang harus dibayar sebesar Rp1.000.000 per bulan, dan memiliki iuran tetap BPJS Kesehatan sebesar Rp180.000 per bulan, serta pajak bumi dan bangunan sebesar Rp1.500.000/
Maka, disposable income-nya dapat dihitung sebagai berikut:
Disposable Income = Penghasilan – Pajak langsung – Pengurang lainnya
Disposable Income = Rp10.000.000 – (Rp1.000.000 + Rp180.000 + Rp1.500.000)
Disposable Income = Rp. 7.320.000Jadi, disposable income yang dimiliki Andi sebesar Rp7.320.000 per bulan setelah memenuhi kewajiban pajak dan biaya pengurang lainnya.
Dalam perusahaan, disposable income seorang karyawan adalah take home pay. Take home pay merupakan besaran upah bersih yang diterima karyawan.
Setiap karyawan harus mengetahui take home pay-nya. Hal ini berguna untuk mengukur kemampuan dan kesehatan finansial setiap karyawan.
Karena itulah, Anda membutuhkan Software Payroll LinovHR. Software ini memiliki beragam fitur yang bisa membantu karyawan mengetahui besaran take home pay yang diterima melalui slip gaji.
Bukan hanya memudahkan karyawan, software payroll juga memudahkan perusahaan. Sebab, software ini bisa melakukan perhitungan payroll secara otomatis, cepat, dan akurat.
Anda bisa memperoleh manfaat Software Payroll dengan menghubungi LinovHR.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan jadwal demo gratis!