Karyawan bagi perusahaan merupakan pilar terpenting untuk kemajuan perusahaan. Segala hal yang berkaitan dengan karyawan akan mempengaruhi langsung pada apa yang akan terjadi pada perusahaan nantinya.
Apalagi bila dihubungkan dengan kedisiplinan atau perfoma karyawan saat bekerja, jika memiliki disiplin kerja yang buruk maka tidak menutup kemungkinan segala urusan perusahaan akan sangat terpengaruh.
Oleh sebab itulah, HRD dalam perusahaan kerap kali melakukan strategi tertentu untuk bisa mengoptimalkan kerja para karyawan tanpa harus membuat mereka tertekan.
Namun sebelum itu, ada baiknya Anda mengetahui pengertian, jenis, dan hal lain mengenai disiplin kerja.
Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah konsep yang mengacu pada kualitas, ketertiban, dan tanggung jawab yang diperlukan dalam dunia kerja.
Ini mencakup berbagai aspek, termasuk ketepatan waktu, kinerja, kualitas pekerjaan, kehadiran, perilaku di tempat kerja, dan patuh terhadap aturan serta kebijakan perusahaan.
Hal ini menjadi elemen penting dalam menjaga efisiensi, produktivitas, dan kualitas kerja di tempat kerja.
Pengertian Disiplin Kerja Menurut Ahli
Ada beberapa pengertian disiplin kerja menurut ahli, berikut ini di antaranya:
- Rivai (2011), disiplin kerja adalah sebuah alat komunikasi yang digunakan manajer agar karyawan bersedia untuk mengubah perilaku serta sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kesediaan mereka dalam memenuhi segala aturan yang ada di perusahaan.
- Hasibuan (2002), mendefinisikannya sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan yang ada sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
- Sastrohadiwiryo (2003), disiplin kerja adalah sikap menghargai, menghormati, dan menaati peraturan yang berlaku dalam perusahaan.
- Sutrisno (2009), mendefinisikan disiplin kerja sebagai perilaku seseorang yang menyesuaikan peraturan, serta prosedur kerja yang berlaku.
- Sinambela (2018), disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan karyawan dalam menaati peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku.
Jenis-Jenis Disiplin Kerja
Mengutip dari Moekizat (2002), disiplin kerja memiliki dua jenis, yaitu:
1. Self Imposed Discipline
Jenis ini adalah disiplin yang berasal dari diri sendiri karena adanya kepuasan kerja. Ketika karyawan memiliki kepuasan kerja yang tinggi maka semakin tinggi pula kedisiplinan mereka.
Serta sebaliknya, saat kepuasan kerja karyawan rendah, maka kedisiplinan mereka juga rendah. Jadi siklus kedisiplinan karyawan menurut jenis ini didasari pada kepuasan kerja.
2. Command Discipline
Disiplin ini timbul karena adanya sebuah peraturan atau sanksi yang diberlakukan oleh organisasi. Jadi, disiplin di sini timbul bukan dari niat karyawan tapi karena paksaan dan mengikuti peraturan.
Sedangkan, bila merujuk Handoko (2011), jenis disiplin kerja itu terbagi ke dalam empat jenis, yaitu:
1. Disiplin Preventif
Disiplin ini dilakukan dalam rangka mendorong karyawan untuk mampu mengikuti berbagai standar dan aturan yang ditetapkan, sehingga mencegah terjadinya penyelewengan atau pelanggaran.
2. Disiplin Korektif
Jenis ini dilakukan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan sebagai cara menghindari pelanggaran terjadi lebih lanjut.
3. Aturan Kompor Panas
Jenis ini menyatakan bahwa tindakan disiplin memiliki ciri-ciri yang sama dengan sanksi yang diterima seseorang karena telah menyentuh kompor panas.
4. Disiplin Progresif
Disiplin ini memberikan hukuman-hukuman berat kepada setiap pelanggaran yang dilakukan berulang. Tujuannya adalah memberikan pelajaran kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman lebih serius diberikan.
Indikator Disiplin Kerja
Ada sejumlah indikator yang digunakan dalam menilai sikap disiplin kerja karyawan, berikut ini beberapa indikatornya:
1. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu ini adalah sikap atau tindakan yang ditunjukkan karyawan dengan menaati aturan jam kerja, mulai dari kehadiran, jam pulang, serta jam kerja. Selain itu, indikator lainnya adalah ketepatan waktu karyawan mengerjakan tugas.
2. Taat Terhadap Peraturan
Kedisiplinan kerja juga tercermin dari bagaimana karyawan menaati peraturan perusahaan baik peraturan tertulis dan tidak tertulis. Di sini dibutuhkan sikap loyalitas dan komitmen dari karyawan.
3. Tanggung Jawab
Seorang karyawan harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Tanggung jawab ini bisa dilihat dari bagaimana karyawan menggunakan dan memelihara fasilitas kantor yang diberikan kepadanya dengan baik.
Selain itu, bisa dilihat juga dengan kesanggupan karyawan dalam mengerjakan tugasnya.
Namun, Sutrisno (2009) memiliki pendapat lain tentang apa saja yang menjadi indikator dari disiplin kerja, yaitu:
- Taat terhadap aturan waktu: Bagaimana karyawan menaati ketentuan jam masuk, jam pulang, jam istirahat, apakah sesuai dengan aturan perusahaan.
- Taat terhadap aturan perusahaan: Bagaimana karyawan menaati peraturan yang ada di perusahaan, mulai dari cara berpakaian, sampai bertingkat laku dalam bekerja.
- Taat terhadap aturan perilaku dalam bekerja: Bagaimana karyawan melaksanakan cara-cara yang sesuai dengan pekerjaannya, sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan antar unit kerja.
- Taat terhadap peraturan lainnya yang ada di perusahaan: Bagaimana karyawan menaati segala peraturan yang ada yang mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja
Mengutip dari Hasibuan (2002), ada beberapa faktor yang pengaruh tingkat kedisiplinan kerja seseorang, faktor tersebut antara lain:
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan seorang karyawan turut memengaruhi tingkat kedisiplinan kerja mereka. Maka dari itu, penting bagi seorang leader untuk mampu merumuskan tujuan yang jelas, ideal, dan cukup menantu bagi karyawan.
Namun, tidak melupakan kesesuaian tujuan tersebut dengan kemampuan karyawan, sehingga mereka bisa mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan disiplin.
2. Kepemimpinan
Perlu disadari bahwa kepemimpinan yang ada di perusahaan sangat memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Karena seorang pemimpinlah yang akan dijadikan teladan dan panutan oleh para karyawannya.
Maka dari itu, pemimpin haruslah memberikan contoh kedisiplinan yang baik.
3. Balas Jasa
Faktor satu ini berkaitan dengan imbalan yang diterima karyawan atas segala kerja kerasnya, dalam arti lain adalah gaji dan kompensasi yang mereka dapatkan.
Gaji dan kompensasi yang sesuai akan memberikan kepuasan terhadap perusahaan. Kepuasan inilah yang nantinya akan memengaruhi kedisiplinan karyawan.
4. Keadilan
Keadilan juga menjadi salah satu faktor dalam kedisiplinan kerja. Hal ini berkaitan dengan ego dan sifat manusia yang merasa dirinya penting dan ingin diperlakukan sama dengan lainnya.
Bila perusahaan bisa mewujudkan keadilan terhadap karyawan maka akan terbangun kedisiplinan yang baik.
5. Waskat
Waskat atau pengawasan melekat adalah sebuah tindakan yang dilakukan demi membangun kedisiplinan karyawan. Dengan adanya pengawasan melekat, maka karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan.
6. Ketegasan
Pemimpin yang tegas dalam melakukan tindakan akan memengaruhi kedisiplinan kerja karyawan. Di sini penting sekali bagi pemimpin untuk berani dan tegas dalam memberikan hukuman kepada setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan ketegasan ini maka kedisiplinan akan dapat terwujud.
7. Sanksi
Pemberian sanksi juga memiliki peran dalam membangun dan memelihara kedisiplinan karyawan. Adanya sanksi hukuman atas segala tindakan indisipliner akan membuat karyawan takut untuk melanggar.
Baca juga: Pahami Jenis dan Prinsip Tindakan Disipliner Karyawan
Cara Membangun Disiplin Kerja di Perusahaan
Berikut ini adalah 6 cara HRD dalam membangun disiplin kerja karyawan:
Â
1. Buatlah Ruangan Kerja Karyawan dengan Nyaman dan Kondusif
Fasilitas perusahaan berupa ruangan kerja yang nyaman dan kondusif untuk para karyawan bukan hanya sekedar tempat yang akan ditinggali selama 8 jam perhari oleh karyawan saja.
Ruang kerja faktanya akan berdampak pada kenyamanan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal.
Bila ruangan kerja dibuat dengan asal-asalan misalnya saja pencahayaan yang gelap, tidak ada ventilasi, letak tempat duduk yang terlalu berdempetan dll, itu malah akan membuat para karyawan menjadi cepat jenuh.
Ruangan yang dibuat dengan senyaman mungkin juga bisa memberikan peluang para karyawan untuk berfikir lebih kreatif dan imajinatif. Beberapa perusahaan besar yang bertarap internasional pun membuat ruanga kerja untuk para karyawan dengan mengutamakanan indeks kesenangan pada karyawan, misalnya saja seperti kantor Google.
Â
2. Hindari Menuntut Aturan Terlalu Berlebihan pada Karyawan
Aturan pada karyawan tentunya akan menjadi pegangan bagi karyawan untuk melakukan aktivitas dalam perusahaan.
Namun sayangnya, bila aturan terlalu berlebihan itu malah akan membuat karyawan menjadi merasa tertekan. Apalagi bila aturan tersebut berkaitan dengan pembatasan kretifitas karyawan.
Pertimbangan pembuatan aturan yang tidak terlalu menekan karyawan namun masih tetap bisa mendisiplinkan dan membuat karyawan berkembang.
Â
3. Memberikan Penghargaan
Suatu perusahaan tentunya memiliki target tertentu, misalnya saja dalam hal penjualan atau yang lainnya.
Nah, untuk membuat karyawan tetap disiplin dan semakin berkembang, perusahaan bisa mendorong para karyawan dengan penghargaan tertentu yang akan diberikan pada karyawan berpestasi. Ini akan membuat karyawan menjadi semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Â
Baca Juga: Contoh Reward dan Punishment Dalam Perusahaan
Â
4. Melakukan Pelatihan
Pelatihan pada karyawan juga sangatlah penting untuk dilakukan. Ada banyak pelatihan yang bisa dilakukan, baik yang berhubungan dengan perusahaan atau tidak.
Misalnya saja, pelatihan keuangan atau pelatihan skill tertentu. Ini juga akan sangat membantu pada peningkatan disiplin kerja serta performa karyawan.
Â
5. Refreshing
Sudah banyak perusahaan yang memberikan fasilitas liburan bersama untuk karyawan.
Moment ini juga biasanya jadikan sebagai moment penting untuk saling mendekatkan diri antar karyawan dengan atasan.
Liburan juga tentunya tidak hanya sekedar liburan saja, secara psikologi karyawan akan merasa nyaman dengan fasilitas yang ada dan membuat mereka tetap loyal dan disiplin dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Â
6. Penerapan Teknologi dalam Perusahaan
Sekarang ini perkembangan teknologi sudah berkembang sangat pesat.
Pengaruhnya sudah masuk ke dalam berbagai macam aspek, termasuk perusahaan. Ada beberapa teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam perusahaan yang bisa meningkatkan kedisiplinan para karyawan.
Misalnya saja sistem absensi yang tadinya manual sekarang bisa menggunakan finger print, jadi bila karyawan terlambat mereka tidak bisa membohongi data, kapan mereka datang, terlambat atau tidak, semuanya sudah terekam ketika karyawan mengabsen menggunakan sidik jari setiap harinya.
Â
Baca Juga: Pro Kontra Hustle Culture di Era Saat ini
Â
7. Terapkan Sanksi untuk Efek Jera
Menerapkan sanksi untuk efek jera ini bisa menjadi salah satu cara untuk membangun disiplin kerja. Aturan yang berlaku biasanya akan lebih efektif jika diterapkan sekaligus bersama sanksi yang mengikutinya.
Sanksi ini akan memberikan efek jera bagi yang melanggar peraturan.Â
8. Selalu Evaluasi
Setiap peraturan maupun kegiatan dan kinerja karyawan bisa diberlakukan evaluasi. Evaluasi ini bukan semata-mata untuk memberi tahu hal yang salah namun juga memberi saran agar karyawan lebih disiplin dan mengetahui apa-apa saja yang kurang atau perlu ditingkatkan.Â
Tingkatkan Kedisiplinan Kerja Karyawan dengan Software HRIS LinovHR
Kedisiplinan karyawan menjadi salah satu hal yang tidak boleh diabaikan oleh manajemen perusahaan. Hal ini karena perilaku ini akan sangat berpengaruh terhadap seberapa produktif karyawan dalam bekerja.
Bila karyawan terlalu sering melakukan tindakan indisipliner maka menandakan bahwa karyawan tersebut tidak mampu bekerja dengan produktif.
Maka dari itu, sangat penting sekali bagi perusahaan untuk membangun budaya kedisiplinan dan mampu melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan karyawan. Namun, sering kali hal ini sulit terwujud karena perusahaan masih menggunakan cara-cara manual dalam membangun budaya disiplin di perusahaan.
Untuk itu, Software HRIS LinovHR hadir sebagai solusi meningkatkan kedisiplinan karyawan di perusahaan. Dilengkapi dengan berbagai modul dan fitur, Software HRIS LinovHR bisa menjadi teknologi yang ideal dalam mewujudkan budaya kerja yang disiplin.
Software HRIS LinovHR sudah dilengkapi dengan aplikasi absen berbasis Android dan iOS yang akan memudahkan karyawan dalam melakukan absen. Lalu, HR dapat secara real-time melihat waktu kehadiran, keterlambatan, sampai jam kerja melalui modul Time Management.
Di modul Time Management ini pun HR bisa secara otomatis melakukan akumulasi dari jam kerja setiap karyawan, dari sini nantinya bisa terlihat secara jelas berapa total jam kerja karyawan, keterlambatan, ketidakhadiran, sampai dengan lembur.
Lalu, untuk memastikan karyawan mampu menyelesaikan segala tugas yang dibebankan kepadanya HR bisa memanfaatkan Performance Management System LinovHR.
Modul ini secara khusus dirancang untuk membantu perusahaan dalam melakukan pengawasan dan monitoring kinerja karyawan. Di sini perusahaan bisa menetapkan Individual KPI yang dapat karyawan isi secara real-time melalui ESS.
Dari Individual KPI ini perusahaan bisa melihat apakah karyawan dapat disiplin mengerjakan segala tugas yang diberikan.
Untuk mengelola punishment atau reward yang didapat karyawan karena mampu disiplin, perusahaan bisa memanfaatkan modul Personnel Management yang sudah dilengkapi fitur Punishment & Reward. Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk mencatat segala bentuk pelanggaran dan penghargaan yang didapatkan karyawan.
Semua modul yang ada pada Software HRIS LinovHR ini sudah terintegrasi sehingga akan semakin memudahkan perusahaan dalam melakukan pengawasan dan membangun budaya disiplin di perusahaan.
Dengan solusi Software HRIS LinovHR, manajemen karyawan bukan lagi perkara rumit dan melelahkan. Ayo ajukan demo gratis untuk mengetahui secara lebih dalam modul dan fiturnya!Â