Dalam era pendidikan yang terus berkembang, discovery learning telah menjadi sorotan utama dalam membentuk cara kita memandang pembelajaran.
Pendekatan ini bukan hanya tentang memberikan informasi kepada peserta, tetapi lebih pada menginspirasi mereka untuk menjadi penjelajah pengetahuan yang berani.
Metode pembelajaran ini menciptakan lingkungan di mana peserta diberdayakan untuk aktif terlibat dalam proses belajar mereka sendiri.
Simak selengkapnya dalam artikel LinovHR berikut ini!
Pengertian Discovery Learning
Discovery learning adalah metode pembelajaran yang menerapkan inquiry-based instruction. Â Metode ini mendorong siswa untuk aktif menjelajahi, membangun dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya, mengggunakan intuisi, imajinasi, dan kreativitas, serta mencari informasi baru guna menemukan fakta, hubungan, dan kebenaran yang baru.
Dalam metode pembelajaran ini, peserta diberikan ruang dalam menemukan ide-ide baru dan menghubungkan informasi.
Pendekatan ini mendorong pemahaman yang mendalam dan pemecahan masalah mandiri, bukan sekadar penghafalan.
Peserta diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, mengajukan pertanyaan, dan mencari solusi atas tantangan yang mereka hadapi.
Dengan discovery learning, peserta akan belajar secara berkesinambungan, sesuai dengan kebutuhan mereka, dan mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang tajam serta pemahaman yang mendalam tentang apa yang mereka pelajari.
Definisim Discovery Learning Menurut Ahli
Berikut ini beberapa pengertian apa itu discovery learning menurut ahli:
Menurut Hosnan
Discovery learning adalah pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta dan memungkinkan mereka untuk secara mandiri mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Menurut Bruner (2001)
Ia berpendapat bahwa discovery learning adalah metode yang mengajarkan seseorang untuk memperoleh informasi dan menjadikannya sebagai bahan untuk proses pemecahan masalah.
Menurut Hammer (1997)
Iamengemukakan bahwa discovery learning adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencapai kesimpulan berdasarkan aktivitas dan pengamatan yang mereka lakukan sendiri.
Menurut Balim (2009)
Discovery learning adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk mencapai kesimpulan berdasarkan tindakan dan observasi yang mereka lakukan sendiri.
Menurut Russefendi
Pendekatan discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan secara independen, yang sebelumnya belum mereka ketahui.
Tujuan Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
Model discovery learning adalah metode pembelajaran yang menekankan peran aktif peserta dalam menggali, menemukan, dan memahami konsep-konsep secara mandiri.
Berikut adalah tujuan model discovery learning menurut Hosnan:
- Memotivasi siswa atau peserta untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan kritis.
- Memberikan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis yang kuat.
- Merangsang minat dan motivasi belajar siswa atau peserta karena mereka memiliki kontrol atas proses pembelajaran mereka sendiri.
- Pendekatan ini memungkinkan siswa atau peserta untuk mengembangkan keterampilan penelitian dan pemecahan masalah, yang bermanfaat dalam karir dan kehidupan sehari-hari.
Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Langkah discovery learning mengacu pada struktur atau tahapan kunci dalam metode pembelajaran ini.
1. Stimulation
Tahap ini menempatkan peserta pembelajaran pada kondisi tanpa generalisasi yang akan menyebabkan mereka kebingungan. Hal ini dilakukan sebagai upaya memotivasi mereka untuk menyelidiki kondisi secara mandiri.
Fungsi dari stimulasi ini adalah menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta untuk mengeksplorasi bahan belajar.
Stimulasi adalah teknik bertanya. Pertanyaan yang diajukan menghadapkan peserta pada kondisi yang mendorong rasa ingin tahu.
2. Problem Statement
Pada langkah selanjutnya, fasilitator akan memperkenalkan pernyataan atau masalah kepada peserta.Â
Mereka akan memberi kesempatan kepada peserta untuk mengidentifikasi berbagai agenda masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Agenda masalah ini muncul dari rangsangan awal yang telah diberikan sebelumnya.
Setelah itu, salah satu agenda masalah akan dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis atau jawaban sementara terhadap pertanyaan masalah tersebut.
3. Data Collection
Tahap berikutnya adalah pengumpulan data. Selama eksplorasi, peserta diminta mengumpulkan informasi relevan.
Kemudian, mereka akan memeriksa validitas hipotesis yang telah dirumuskan. Peserta diberikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, melakukan pengamatan objek, wawancara, sampai melakukan uji coba.
Di tahap ini peserta belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan begini peserta dapat menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Data Processing
Tahap pengolahan data adalah langkah di mana fasilitator mengajak peserta untuk mengolah data dan informasi yang sudah dikumpulkan dari tahap sebelumnya, termasuk data dari wawancara dan observasi.Â
Data yang diperoleh akan dianalisis, diurutkan, diklasifikasikan, dan dihitung jika perlu, dengan interpretasi yang sesuai pada tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification
Tahap ini dimaksudkan agar pembelajaran berjalan dengan baik dan kreatif.
Di sini fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau juga pemahaman melalui berbagai contoh yang ditemukan dalam kehidupan nyata.
Dari hasil pengolahan dan penafsiran, serta informasi yang dimiliki, hipotesis yang sebelumnya telah dirumuskan dicek kembali, apakah telah terjawab atau terbukti.
6. Generalization
Pada tahap ini, fasilitator akan meminta peserta didik untuk mengambil kesimpulan yang dapat diterapkan secara umum.
Kesimpulan tersebut berlaku untuk semua situasi atau masalah serupa dan mempertimbangkan hasil verifikasi.
Baca Juga:Â Rekomendasi Interactive Learning Software Terbaik
Keuntungan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning
Pendekatan metode pembelajaran ini membawa sejumlah keuntungan yang signifikan. Berikut adalah beberapa keuntungan tersebut
Engagement (Keterlibatan)
Pendekatan pembelajaran aktif seperti ini umumnya lebih menggugah minat dibandingkan dengan hanya duduk pasif dan mencatat informasi.
Dalam contoh kasus kita, kelompok pembelajaran perlu melakukan evaluasi terhadap data mentah, memanfaatkan pengalaman individual mereka untuk menyelesaikan permasalahan, dan mengusulkan solusi-solusi yang tepat.Â
Autonomy (Otonomi)
Dalam pendekatan discovery learning, peserta diajak untuk menyelesaikan tantangan mereka sendiri daripada hanya menerima solusi yang sudah disiapkan oleh pihak lain.Â
Hal ini Ini membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka dan memberikan mereka rasa otonomi dan kendali atas tugas yang mereka hadapi.
Ownership (Kepemilikan)
Para pekerja lebih mungkin memiliki semangat dan mendukung solusi ketika mereka terlibat di dalam pengembangannya dan memiliki memiliki kesempatan untuk mempertimbangkannya.
Pendekatan metode ini memberikan peluang ini kepada mereka.
Innovation (Inovasi)
Metode pembelajaran ini mendukung karyawan untuk berani menyampaikan ide-idenya yang lebih kreatif dan inovatif.
Empowerment (Pemberdayaan)
Dengan diberikannya karyawan kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasannya, membuat mereka merasa diberdayakan.
Hal ini juga mendorong karyawan untuk mengambil langkah-langkah dan mengusulkan solusi sebagai bagian dari tanggung jawab mereka, daripada hanya diam dan menerima segala sesuatu dengan pasif.
Collaboration (Kolaborasi)
Pendekatan metode pembelajaran ini sangat sesuai untuk meningkatkan kolaborasi tim, yang dapat meningkatkan interaksi aktif dan kesatuan tim.
Contoh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning di Tempat Kerja
Tidak hanya di dunia pendidikan, model pembelajaran ini juga bisa diterapkan dalam pelatihan di dunia kerja.
Metode ini memungkinkan karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui eksplorasi, eksperimen, dan pemecahan masalah langsung yang relevan dengan pekerjaan mereka.Â
Dengan ini, karyawan diminta untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan komitmen mereka terhadap pekerjaan.
Oleh karena itu, berikut adalah cara menerapkannya di tempat kerja:
1. Pilih Pendekatan yang Tepat
Pendekatan metode pelatihan ini akan sangat cocok digunakan dengan menekankan pada pengetahuan dan pengalaman langsung dari karyawan.
Hal ini akan mendorong mereka untuk mengatasi berbagai tantangan di lingkungan kerja, dan menghasilkan ide-ide serta solusi-solusi yang inovatif.
2. Gabungkan Teknik Pembelajaran
Anda dapat menerapkan mencampurkan metode pelatihan ini dengan metode pelatihan lainnya. Misalnya Anda menggabungkan metode ini dengan teknik pembelajaran berbasis inkuiri lainnya.
Bahkan, Anda juga bisa membagi pelatihan ke dalam beberapa unit-unit pembelajaran mikro dan memvariasikan teknik pengajaran. Hal ini dapat sangat membantu untuk membuat para peserta aktif dan terlibat dalam materi.
3. Memecahkan Permasalahan
Pendekatan discovery learning telah dirancang untuk mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan teori pembelajaran orang dewasa, pelajar dewasa, secara khusus, cenderung menikmati mengaplikasikan pengalaman dan keahlian mereka dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
4. Bersikap Terbuka terhadap Ide dan Pendekatan Baru
Untuk memastikan metode pembelajaran discovery sukses, penting untuk memiliki keterbukaan terhadap ide dan pendekatan yang baru.
Walaupun Anda mungkin punya pemahaman yang baik tentang solusi yang benar, cobalah lebih dahulu dorong para peserta untuk dapat menyampaikan gagasannya.i.Â
Ketika mereka melakukannya, Anda harus bersedia untuk menerima ide-ide dan solusi yang mereka temukan.
5. Memberikan Konteks
Discovery learning melibatkan lebih dari sekadar memberikan pertanyaan dan alat tulis, kemudian memerintahkan peserta untuk melakukan pekerjaan.Â
Anda juga perlu menyediakan konteks yang sesuai dan sumber daya yang diperlukan bagi para peserta untuk memecahkan masalah.
Contohnya bisa seperti data industri, studi kasus, metrik internal, sejarah masalah, solusi yang telah diuji, serta hasil dari upaya-upaya sebelumnya.
6. Pemanduan Eksplorasi
Discovery learning mencapai hasil terbaiknya ketika fasilitator berperan sebagai pemandu dan pendukung dalam proses penyelidikan.
Hal ini dapat mencakup memberikan arahan kepada peserta tentang data yang relevan, mengajukan pertanyaan substantif, menyarankan teknik pemecahan masalah, atau menggunakan intervensi lain untuk membuat mereka terus maju.
7. Menggunakan Learning Management System (LMS)
Penggunaan Learning Management System merupakan alat yang sangat berharga untuk menyajikan pengalaman pembelajaran yang dinamis. Sistem ini dapat mendukung peserta untuk belajar dengan metode yang interaktif.
Jalankan Discovery Learning dengan Software LMS LinovHR
Penggunaan discovery learning dalam pelatihan karyawan bisa menjadi salah satu metode yang efektif. Apalagi metode satu ini juga membawa sejumlah manfaat yang signifikan dalam pengembangan skill dan kompetensi karyawan.
Penerapan metode pembelajaran ini juga tidak sulit karena saat ini tidak sulit karena Software LMS LinovHR bisa memfasilitasinya.
Software LMS LinovHR menyediakan fitur yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur, melacak, dan mengelola proses pembelajaran karyawan dengan mudah secara digital.Â
Tersedia fitur Go to E-learning Anda dapat menyajikan pelatihan berbasis online dengan berbagai jenis materi, baik itu PPT, PDF, video, atau media interaktif.
Lalu, untuk membuat pelatihan lebih terarah dan tersusun tersedia juga fitur Courses bagi admin untuk menyusun silabus dan fitur Category Learning untuk mengkategorikan pelatihan.
Dengan semua fitur yang dihadirkan ini, implementasi pelatihan karyawan bisa dijalankan lebih baik dan tepat sasaran.
Ayo, segera kembangkan kompetensi karyawan Anda dengan menggunakan Software Learning Management System dari LinovHR. Ajukan demo secara gratis sekarang dan nikmati keuntungan LinovHR lainnya!