Persaingan bisnis antara perusahaan sangat kuat. Perusahaan dituntut untuk mampu bersaing sekali memikirkan bagaimana memberikan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen. Setiap produk yang ada di pasaran pastinya memiliki keunggulan dan ciri khas yang berbeda.
Hal ini merupakan antisipasi agar konsumen bisa lebih tertarik dengan produk yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan produk kompetitor. Agar membuat produk yang diproduksi berbeda dengan kompetitor, perusahaan menggunakan strategi diferensiasi produk.
Penjelasan lebih lengkapnya akan dijelaskan di bawah ini!
Pengertian Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah suatu strategi tentang bagaimana cara membedakan produk yang diproduksi tampak berbeda dengan produk kompetitor. Dengan demikian, produk yang diproduksi akan memiliki keunggulan dan nilai lebih walau berdampingan dengan produk sejenis.
Strategi tersebut semata-mata untuk meningkatkan loyalitas konsumen dan pendapatan perusahaan. Fokus kepada pelanggan adalah landasan utama saat memulai diferensiasi.
Diferensiasi produk berjalan seiring dengan mengembangkan proposisi nilai yang kuat untuk membuat produk atau layanan menarik. Perusahaan dapat memulai diferensiasi pada setiap tahap bisnis dan tak harus memulai dari awal saat perusahaan berdiri.
Keistimewaan atau keunggulan produk dapat berupa fitur atau kemampuan baru yang ditambahkan pada produk lama.Â
Tujuan Diferensiasi Produk
Tujuan diferensiasi produk adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif atau untuk membuat produk lebih unggul dari berbagai alternatif produk yang ada. Penting untuk membedakan produk dalam industri apapun, terutama jika berada di pasar yang banyak pesaing.
Membedakan produk adalah cara untuk untuk menunjukkan apa yang akan didapatkan konsumen dan hal itu tak bisa didapatkan bila konsumen memilih produk lain.Â
Jenis Diferensiasi ProdukÂ
Diferensiasi tergantung pada persepsi bagaimana konsumen mengenai produk tersebut, bukan tentang bagaimana merek suatu produk. Ada tiga jenis diferensiasi produk yang umum.
Diferensiasi vertikal
Jenis ini berlangsung saat konsumen memilih produk dengan memberi opsi peringkat dari yang terbaik hingga yang terburuk menggunakan pengukuran objektif, seperti harga atau kualitas.
Meskipun pengukurannya objektif, nilai yang diberikan masing-masing konsumen mungkin akan berbeda. Misalnya, untuk konsumen yang memperhatikan berat badan, makan di restoran rendah kalori lebih baik dari pada makan di restoran cepat saji.Â
Sebaliknya, konsumen lain yang tak terlalu memperhitungkan aspek kalori akan menilai restoran cepat saji jauh lebih enak dan memilih makan di restoran cepat saji karena lebih murah dan berkuantitas banyak.Â
Diferensiasi horizontal
Jika sebagian besar produk di pasaran harganya hampir sama dan memiliki banyak fitur atau kualitas yang sama, keputusan pembelian turun ke preferensi subyektif. Produk tertentu sering kali sulit untuk dipilih konsumen karena tidak memiliki pengukuran objektif untuk membedakan yang terbaik atau yang terburuk.
Inilah yang terjadi pada diferensiasi horizontal, yaitu pelanggan dihadapkan dengan pilihan produk yang tidak ada skala atau pengukuran secara subjektif.Â
Contohnya ketika konsumen dihadapkan saat memilih varian rasa camilan keripik kentang. Tidak ada pengukuran kualitatif untuk menilai apakah keripik kentang rasa rumput laut lebih enak dibandingkan keripik kentang rasa keju, karena rasa merupakan selera dan preferensi pribadi.
Diferensiasi campuran
Pelanggan yang melakukan pembelian yang lebih kompleks cenderung menggunakan campuran diferensiasi vertikal dan horizontal saat membuat keputusan pembelian. Contohnya saat konsumen hendak membeli mobil dan mempertimbangkan 2 mobil dengan harga yang sama dari 2 pabrikan berbeda.
Pengukuran objektif digunakan untuk untuk membedakan secara vertikal antara 2 mobil tersebut meliputi kemampuan mesin menempuh jarak tempuh tertentu dan fitur keselamatan. Sementara pengukuran subjektif mengarah kepada pilihan konsumen terhadap estetika dan desain mobil.
Baca Juga: Pentingkah Segmentasi dalam Perusahaan?
Strategi Diferensiasi Produk
Produk yang tampak berbeda harus memperhitungkan beberapa aspek. Pertimbangkan ini menjadi penting karena pemilihan strategi diferensiasi berkaitan dengan keputusan konsumen dalam memilih produk mana yang akan dipilih.
Perusahaan pun harus berhati-hati, karena ini juga menyangkut bagaimana penilaian dan keputusan konsumen terhadap produk dalam jangka panjang.Â
Perbedaan Manfaat
Manfaat apa yang akan didapatkan konsumen jika memilih produk dibandingkan dengan kompetitor? Masalah apa yang dapat diselesaikan dengan manfaat tersebut? Contohnya produk minuman vitamin C dengan tambahan ekstra collagen untuk kecantikan kulit.
Tentunya produk minuman vitamin c ini lebih unggul dari segi manfaat dibandingkan produk minuman vitamin c lain yang hanya menawarkan vitamin c untuk daya tahan tubuh.
Desain Produk
Aspek desain menjadi salah satu aspek yang paling sering diperhitungkan konsumen dalam membeli produk. Ini disebabkan karena desain adalah hal visual yang pertama kali terlihat jelas oleh konsumen.Â
Apakah produk memiliki desain berbeda dari yang lain? Desain yang menarik menampilkan filosofi produk dan manfaat yang sekiranya akan dirasakan konsumen. Konsumen juga cenderung memilih produk yang memiliki desain modern dibandingkan dengan produk yang tampak kuno.Â
Penyesuaian Harga
Harga produk harus mencerminkan nilai, fungsi dan manfaat keseluruhan yang ditawarkan. Misalnya, perusahaan memberikan harga yang tinggi untuk produk fashion high end yang memberikan manfaat dan kebanggaan bagi konsumen yang menggunakan produk tersebut dibandingkan dengan produk fashion lain yang dibawah atau setara dengannya.Â
Konsumen yang sesuai segmen pun tentu akan memilih produk fashion high end tersebut meskipun harga yang ditawarkan sangat mahal.
Perusahaan yang memberikan harga terlalu tinggi untuk produk tertentu, justru hal tersebut akan menjadi bumerang bagi perusahaan. Contohnya jika perusahaan menawarkan produk elektronik dengan harga yang sangat mahal dan klaim fitur yang berbeda dengan pesaing.
Saat konsumen menggunakan produk elektronik tersebut, kualitas produk tersebut malah biasa saja dan cepat rusak. Pastinya konsumen akan kecewa dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan.Â
Meningkatkan Kualitas
Konsumen selalu cenderung memilih produk yang tahan lama dan memiliki kualitas baik. Kualitas adalah keunggulan kompetitif produk dari segi pemanfaatan.
Saat perusahaan menawarkan produk yang memiliki kualitas baik dan tahan lama, maka konsumen akan setia menggunakan produk dan menganjurkan kepada rekan dan koleganya utnuk menggunakan produk tersebut.
Sedangkan bila perusahaan menawarkan produk dengan kualitas biasa saja atau malah buruk, konsumen enggan untuk kembali menggunakan produk tersebut.Â
Meningkatkan Pelayanan
Menjaga kesetiaan konsumen terhadap produk jauh lebih sulit daripada konsumen yang baru. Produk dengan kualitas baik tak akan lengkap dengan pelayanan yang handal. Konsumen adalah manusia dan butuh pendekatan yang ramah dan komunikatif.Â
Layanan konsumen yang profesional akan menghasilkan reputasi yang baik terhadap perusahaan dengan merespons kebutuhan, permintaan, dan ide konsumen. Dengan begitu, konsumen menjadi loyal dan puas terhadap produk karena mendapat pelayanan yang baik.Â
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diferensiasi produk tak semata-mata untuk membuat produk tampak berbeda saja, melainkan juga memposisikan produk menjadi unggul dibandingkan kompetitor.
Produk yang lebih unggul dapat menarik konsumen lebih banyak. Saat banyak konsumen lebih memilih produk, pendapatan dan citra perusahaan juga akan meningkat. Sebab itulah perusahaan pun akan semakin kuat dan tangguh menghadapi tantangan.