Pahami Pengertian Data Diskrit dan Perbedaannya dengan Kontinyu

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

data diskrit dan kontinyu
Isi Artikel

Data merupakan sesuatu yang paling menonjol dalam statistik. Umumnya, terbagi atas data kualitatif dan data kuantitatif. Tentunya keduanya berbeda dalam penyajiannya. Di mana data kualitatif lebih kepada penyajian bahasa secara alami sedangkan data kuantitatif dinyatakan dalam angka.

Data kuantitatif atau numerik terbagi lagi atas dua bagian yaitu data diskrit dan kontinyu. Kedua data ini memiliki perbedaan yang signifikan atas penyajian informasi kepada pengguna.

Keterampilan dalam memahami tentang data menjadi hal yang penting khususnya bagi pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.

Oleh sebab itu, LinovHR kali ini akan membahas lebih jauh mengenai data diskrit serta perbedaannya dengan data kontinyu.

 

Pengertian Data Diskrit

Secara umum, data diskrit adalah data kuantitatif yang nilainya terbatas. Artinya, bilangan yang disajikan hanya terbatas pada bilangan bulat di mana angkanya tidak dapat dibagi lebih kecil lagi.

Data ini merupakan data yang dapat dihitung dengan batas-batas tertentu. Seperti halnya Anda menghitung jumlah pelanggan yang masuk ke dalam toko Anda. Mungkin Anda menghitungnya dimulai dari 1 hingga 100, namun tidak untuk 10,5 atau 27,8.

Oleh karena itu, tipe data ini umumnya digunakan untuk perhitungan analisis statistik yang cukup sederhana karena datanya mudah dihitung serta diringkas.

Dalam beberapa praktiknya, data kuantitatif diskrit ditampilkan dalam grafik batang, diagram lingkaran, dan diagram batang atau daun. Hal ini karena penyajian datanya yang praktis dan data mudah terukur jelas.

Tentunya bilangan yang digunakan dalam diagram atau grafik tersebut tidak menggunakan bilangan desimal. Sehingga hasil yang ditampilkan jauh lebih sederhana dan jelas.

 

Baca Juga: Apa Itu Analisis Laporan Keuangan?

 

Ciri Data Diskrit

Terdapat beberapa ciri atau karakteristik dari data kuantitatif diskrit yang perlu Anda pahami. Pastinya hal ini berbeda dengan data berkelanjutan atau kontinyu. Berikut beberapa ciri dari data diskrit:

  • Mudah divisualisasikan karena umumnya data kuantitatif diskrit lebih mudah untuk dibuat diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan lain-lain.
  • Lebih mudah dihitung karena bilangan yang digunakan merupakan bilangan bulat.
  • Menggunakan kata “jumlah” untuk mengetahui apakah data itu merupakan data kuantitatif diskrit atau bukan.
  • Variabel diskritnya merupakan bilangan bulat non-negatif, numerik, hingga, dan dapat dihitung.

 

Perbedaan Antara Data Diskrit dan Kontinyu

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat data kontinyu selain dari data diskrit. Tentunya terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya.

Data kontinyu atau data berkelanjutan merupakan data kuantitatif dengan mengambil seluruh kemungkinan nilai pada suatu rentang tertentu. Sederhananya, ketika terdapat data yang memiliki rentang dari 0 hingga 5, maka seluruh kemungkinan data dari kisaran tersebut dapat diambil seperti 0,5 atau 1,5.

Hal ini berbeda dari data kuantitatif diskrit di mana data tersebut tidak dapat didesimalkan. Penggunaan serta perhitungan data kontinyu umumnya lebih kompleks karena memiliki lebih banyak kemungkinan informasi data.

Dengan begitu, perbedaan yang paling mencolok adalah data diskrit dapat dihitung, sedangkan data kontinyu dapat diukur.

Keduanya juga memiliki perbedaan dalam model perhitungan di mana untuk menghitung jumlah siswa yang masuk kelas tidak dapat dihitung menggunakan data kontinyu.

Begitu pula dengan pengukuran rata-rata tinggi badan siswa dalam satu kelas, tentunya tidak dapat menggunakan data kuantitatif diskrit karena harus mengambil sejumlah nilai tertentu.

Data kuantitatif diskrit berorientasi pada pengambilan nilai yang dapat dihitung, sedangkan data kontinyu atau berkelanjutan lebih kepada mengambil sejumlah nilai dalam suatu rentang tertentu.

 

Baca Juga: Permasalahan Dalam Manajemen Data

 

Contoh Data Diskrit

Tentunya cukup sulit membayangkan apa dan bagaimana data kuantitatif diskrit itu. Berikut terdapat beberapa contoh data distrik yang mudah dipahami:

  • Jumlah karyawan di suatu perusahaan.
  • Jumlah barang yang rusak dalam pengiriman.
  • Jumlah siswa yang bersekolah di suatu wilayah.
  • Jumlah pelanggan toko yang datang di bulan Maret.
  • Jumlah peralatan yang dimiliki oleh suatu divisi.
  • Jumlah pimpinan yang berada dalam satu perusahaan.
  • Jumlah karyawan yang sakit dalam satu bulan.

 

Dapat dilihat bahwa beberapa contoh tersebut merupakan data yang tidak dapat menggunakan bilangan desimal. Dimana peristiwa-peristiwa tersebut harus disajikan menggunakan data kuantitatif yang dapat dihitung.

Berbeda jika Anda menggunakan data kontinyu untuk menghitung jumlah karyawan yang ada pada suatu perusahaan. Karena hal tersebut merupakan data yang harus dihitung dan bukan data yang berkelanjutan dalam suatu rentang.

Hasilnya pun harus dengan jelas dan tegas yang menyatakan jumlah sebenarnya. Serta perhitungan yang dilakukan lebih mudah dan praktis menggunakan data kuantitatif diskrit.

 

Itulah penjelasan mengenai data diskrit serta perbedaannya dengan data kontinyu. Kedua data tersebut tentunya memiliki perbedaan dalam menyajikan informasi untuk diolah pengguna.

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru