10 Kemampuan untuk Menunjang Cross-Functional Team Leadership

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

cross-functional team leadership
Isi Artikel

Cross-functional team leadership atau kepemimpinan tim lintas fungsi merupakan sebuah konsep yang kini menjadi semakin penting dalam dunia bisnis yang dinamis.

Mengapa kini banyak bisnis atau perusahaan yang menerapkan konsep ini di dalam tim mereka?

Simak artikel LinovHR ini untuk mengetahui alasannya dan beberapa kemampuan yang menjadi penunjang dalam cross-functional team leadership ini!

Apa Itu Cross-Functional Team Leadership?

Cross-functional team leadership adalah kemampuan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan antar departemen demi mencapai tujuan perusahaan.

Cara ini dinilai efektif lantaran setiap orang dalam tim bisa memperoleh lebih banyak wawasan, sumber daya, dan informasi yang dibutuhkan untuk dapat mengambil keputusan dan menyusun strategi dengan cermat.

Ini juga dapat memaksimalkan potensi setiap anggota dalam tim sehingga mereka dapat bekerja lebih produktif dan memberikan kontribusi lebih untuk mendukung kesuksesan bisnis.

Namun, kesuksesan cross-functional team leadership sangat bergantung pada berbagai aspek, seperti strategi organisasi yang tepat serta kemampuan non teknis yang mumpuni.

Mengapa Cross-Functional Team Leadership Penting?

Sebuah studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa perusahaan paling inovatif saat ini menerapkan cross functional team collaboration yang ekstensif. 

Dengan meleburkan batas antar departemen, setiap tim dapat saling berkolaborasi untuk menemukan cara baru dalam menyelesaikan masalah atau menyusun strategi yang lebih bersifat helicopter view.

Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan yang ingin mendesain produk baru. 

Jika tim product development hanya bekerja sendirian, mereka mungkin akan kesulitan memahami apa yang dibutuhkan pelanggan atau mengapa orang kesulitan menggunakan produk tersebut. 

Solusinya? Melakukan survei atau menganalisis data sekunder.

Di sisi lain, jika tim product bekerja dengan tim sales dan marketing untuk mendesain produk, mereka akan memiliki lebih sedikit masalah dalam memahami pelanggan. 

Karena sales dan marketing mengetahui apa yang diinginkan pelanggan, mereka dapat memastikan produk tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan mereka. 

Mereka juga menangani keluhan umum para customer, sehingga mereka dapat mencegah tim product untuk melakukan kesalahan yang sama.

Tantangan yang Biasa Dihadapi dalam Cross-Functional Team

Tantangan yang Biasa Dihadapi dalam Cross-Functional Team
Tantangan yang Biasa Dihadapi dalam Cross-Functional Team

Walau terbukti menawarkan banyak manfaat berharga bagi perusahaan, tapi menerapkan cross functional team collaboration bukanlah hal mudah.

Dalam perjalanannya, setiap tim mungkin akan menemukan berbagai tantangan seperti yang terangkum sebagai berikut.

1. Terlalu Banyak Prioritas

Masing-masing tim memiliki tujuan yang tentu harus tercapai. Maka dari itu, segala aktivitas yang menunjang kesuksesan tim akan menjadi prioritas utama.

Namun dengan kehadiran kolaborasi antar tim, tugas dan tanggung jawab menjadi bertambah. 

Hal ini tanpa disadari dapat mengakibatkan kebingungan dan konflik dalam menentukan arah kerja tim serta alokasi sumber daya yang tepat.

2. Pertengkaran Antar Rekan Tim

Bertambahnya tugas dan tanggung jawab serta perbedaan gaya kerja pada masing-masing tim bisa mengarah pada konflik yang tak jarang menciptakan ketegangan di antara satu sama lain.

Tentunya hal ini dapat mengganggu dinamika kerja sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan dapat terhambat.

3. Gangguan Koordinasi dan Komunikasi

Cross-functional team sering kali menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi dan berkoordinasi karena perbedaan dalam komunikasi, gaya, dan kepribadian antar anggota. 

Hal ini dapat memperlambat kemajuan tim dan mengakibatkan kebingungan bagi beberapa anggota yang terlibat dalam tim.

4. Rapat Panjang yang Memakan Waktu

Pertemuan yang berlarut-larut tanpa arah yang jelas bisa menjadi pemborosan waktu dan energi. 

Cross-functional team perlu memastikan bahwa pertemuan mereka efisien dan berfokus pada tujuan yang diinginkan daripada berbagi informasi yang bisa disampaikan melalui email atau media lainnya.

5. Ambisi Berlebihan Menjadi Pahlawan dalam Tim

Ketika anggota cross-functional team ingin menjadi pemimpin, hal ini dapat mengganggu kerja tim secara keseluruhan. Persaingan internal ini bisa menghambat keragaman ide dan pengalaman yang diperlukan untuk keberhasilan tim. 

Selain itu, hal ini dapat mengganggu sense of ownership dan akuntabilitas dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Baca Juga: Mau Jadi Leader? Berikut 8 Cara Menjadi Leader yang Baik

Bagaimana Cross-Functional Team Leadership Memberikan Solusi

Telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat berbagai tantangan yang dihadapi setiap tim yang berkolaborasi satu sama lain.

Mulai dari banyaknya kebingungan dalam hal menentukan alur kerja yang efektif, hingga perbedaan gaya komunikasi.

Untuk itu, cross functional team leadership dibutuhkan untuk menangani tantangan ini.

Ketika departemen lain menjadi skeptis terhadap ide yang dilontarkan, cross-functional leader bisa menjembatani dan menengahi perbedaan pendapat, serta mencari jalan tengah dan solusi yang tepat. 

Kolaborasi antara tim functional yang berbeda memerlukan pemimpin yang dapat menavigasi berbagai tantangan yang tak terduga.

Kemampuan yang Menunjang Cross-Functional Team Leadership

Berikut ini telah terangkum beberapa kemampuan yang mendukung cross-functional team leadership:

1. Kemampuan Komunikasi yang Efektif

Kemampuan komunikasi yang efektif memungkinkan pemimpin untuk menjalin kerja sama dengan anggota tim lainnya dengan baik. 

Ketika pemimpin mampu memberikan arahan dan menjelaskan tujuan dengan baik, anggota tim akan menyelesaikan tugas dengan tepat. 

Hal ini juga membantu mereka merasa lebih yakin dalam menyelesaikan tugas.

2. Kemampuan Pengambilan Keputusan yang Jelas

Kemampuan decision making yang efisien sangat penting dalam kepemimpinan. 

Seorang pemimpin perlu mampu membuat keputusan yang jelas dengan pertimbangan yang rasional dan objektif. 

Proses pengambilan keputusan dimulai dengan membuat gambaran yang jelas tentang berbagai hasil yang mungkin, termasuk risiko dan peluang.

3. Kemampuan Project Management

Kemampuan untuk mengelola proyek dengan baik merupakan keterampilan penting dalam cross-functional team leadership. 

Project management memastikan proyek yang dikerjakan berjalan sesuai rencana, timeline, dan sukses mencapai tujuan yang ditetapkan.

Terkadang, konsultasi dengan pemimpin lain yang memiliki pengalaman dalam manajemen proyek bisa sangat bermanfaat.

4. Kemampuan Interpersonal

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan dari anggota tim mereka. 

Memiliki tingkat empati yang tinggi terhadap orang lain dapat membuat pemimpin lebih mudah didekati dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi semua individu. 

Hal ini dapat dicapai dengan mengatur one-on-one meeting dengan setiap anggota tim dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara dengan bebas tentang hal-hal yang mereka inginkan sampaikan.

5. Kemampuan Membangun Kepercayaan

Kemampuan untuk membangun kepercayaan antara anggota tim yang berbeda merupakan hal yang sangat penting. 

Ketika anggota tim saling mempercayai, komunikasi menjadi lebih baik, dan proyek cenderung selesai dengan lebih cepat dan efisien.

6. Kemampuan Penyelesaian Konflik

Terkadang, konflik dapat muncul, dan pemimpin perlu bekerja sama untuk menyelesaikannya.

Untuk itu, seorang pemimpin yang baik harus memahami kedua perspektif dalam konflik agar konflik bisa terselesaikan dengan baik.

7. Kemampuan Menetapkan Tujuan

Memilih pemimpin yang memiliki tujuan yang jelas dan motivasi kuat untuk mencapainya sangat penting dalam cross-functional team leadership. 

Pemimpin seperti ini dapat membantu memotivasi tim untuk bekerja bersama mencapai tujuan.

8. Kemampuan Memecahkan Masalah

Selanjutnya, memiliki kemampuan pemecahan masalah atau problem solving tingkat tinggi juga sangat bermanfaat. 

Dalam menghadapi masalah yang kompleks, pemimpin seperti ini dapat mengatasi tantangan dengan cepat dan efisien.

9. Kemampuan Delegasi

Selain membangun kepercayaan antara anggota tim, pemimpin yang sukses juga percaya pada anggota tim untuk mengelola tugas-tugas mereka sendiri. 

Dengan melakukan delegasi, ini menunjukkan kepercayaan kepada anggota tim dan memberikan mereka lebih banyak kemandirian dalam pekerjaan mereka.

10. Kemampuan Membangun Tim

Terakhir, kemampuan untuk membangun tim yang kuat dan bersatu sangat tak kalah penting. Tim yang merasa nyaman bekerja bersama cenderung bekerja lebih baik dan lebih positif. 

Pemimpin bisa menggunakan berbagai acara atau kegiatan pembangunan tim untuk membantu anggota tim lebih mengenal satu sama lain.

Kembangkan Kemampuan Cross-Functional Team Leadership dengan LMS Software LinovHR

Learning Management System

Seperti dijelaskan di atas, ada berbagai kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin agar bisa bekerja sama antara tim dengan efisien.

Kolaborasi cross-functional team yang efektif dapat membantu tim bekerja lebih produktif sehingga berkontribusi untuk mendukung kesuksesan perusahaan.

Namun banyaknya keterampilan yang harus dikuasai menuntut perusahaan untuk menghadirkan program training yang komprehensif dan ekstensif.

Ini akan menjadi tantangan besar karena menyita banyak waktu dan energi, terlebih jika dilakukan secara manual. 

Bagaimanapun, manajemen SDM memiliki banyak tugas yang juga harus dirampungkan sehingga tak bisa jika hanya memusatkan pikiran untuk mengelola program training tersebut.

Salah satu cara untuk menjalankan program pelatihan kepemimpinan bagi karyawan secara rutin adalah dengan menggunakan Learning Management System dari LinovHR.

Banner Keunggulan LMS LinovHR
Keunggulan LMS LinovHR

Dengan software ini, perusahaan dapat mengelola semua aspek yang terkait dengan kegiatan pembelajaran dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kompetensi pemimpin serta karyawan.

Perusahaan juga dapat merencanakan dan melaksanakan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan berbagai fitur yang disediakan, sistem ini akan mempermudah pelaksanaan program pelatihan Anda.

Mulai dari menyusun seluruh materi berdasarkan silabus yang dapat dikelompokkan sesuai kategorinya melalui fitur Course dan Topic, merancang pelatihan dengan menentukan kuota peserta, periode pelatihan, dan siapa saja yang bisa mengikuti pelatihan dengan fitur Learning Plan, dan menghadirkan kuis seperti pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman karyawan.

Karyawan juga dapat diberikan kemudahan dalam mengikuti pelatihan karena materi dapat diakses melalui aplikasi Employee Self-Service (ESS) di smartphone secara online.

Tak sampai di situ, Learning Management System LinovHR juga terintegrasi dengan modul Competency Management yang memungkinkan HR mengetahui skill gap yang dimiliki karyawan.

Dengan begitu, HR dapat mendorong karyawan untuk mengikuti pelatihan relevan untuk mengembangkan berbagai kemampuan yang menunjang pekerjaannya.

LMS Software LinovHR dapat membantu perusahaan mengelola dan mengevaluasi program training karyawan dengan baik, khususnya dalam hal cross-functional leadership. 

Dengan semakin efisiennya kerja sama antar tim, peluang perusahaan untuk mencapai kesuksesan juga semakin besar.

Untuk itu, jangan lewatkan kesempatan berharga untuk meningkatkan kepemimpinan tim antar fungsi di perusahaan Anda! Segera ajukan demonya dan klaim penawaran menariknya sekarang!

Tentang Penulis

Picture of Lala
Lala

SEO Content Writer yang andal dengan kemampuan analisis tinggi terkait bidang HR dan mampu mengubahnya menjadi artikel informatif dan teroptimasi secara SEO.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Lala
Lala

SEO Content Writer yang andal dengan kemampuan analisis tinggi terkait bidang HR dan mampu mengubahnya menjadi artikel informatif dan teroptimasi secara SEO.

Artikel Terbaru