Dalam dunia bisnis yang penuh persaingan, memahami core competency adalah salah satu kunci utama untuk mencapai kesuksesan profesional.
Core competency mengacu pada keahlian utama yang dimiliki oleh karyawan untuk membantu mereka menyelesaikan tugas dengan efektif.
Kompetensi inti inilah yang akan berpengaruh langsung terhadap perkembangan perusahaan. Setiap divisi atau posisi mempunyai core competency yang berbeda.Â
Untuk ketahui apa itu core competency dan contohnya, simak artikel berikut ini.
Apa itu Core Competency?
Core competency adalah keahlian atau keunggulan utama yang dimiliki oleh perusahaan atau individu, yang membuat mereka berbeda dari pesaing di pasar. Ini mencakup kombinasi pengetahuan, keterampilan, teknologi, proses, serta sumber daya lain yang dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan strategis.
Pentingnya core competency terletak pada kemampuannya memberikan nilai tambah yang signifikan dan berkelanjutan. Selain itu, core competency menjadi dasar untuk membangun keunggulan kompetitif di industri yang bersangkutan.
Metode ini diperkenalkan pada tahun 1990 oleh C.K Prahalad dan Gary Hamel. Mereka mengenalkan istilah ini dalam sebuah artikel berjudul “Core Competence of Corporation“.
Beberapa contoh core competency yang umum dan dibutuhkan di berbagai divisi adalah kemampuan analitis, berpikir kritis, dan problem solving.Â
Jenis-Jenis Core Competency
Core competency karyawan dapat bervariasi berdasarkan peran, tanggung jawab, dan bidang keahlian mereka.
Berikut beberapa contoh kompetensi yang umum dimiliki oleh karyawan:
1. Manajemen Waktu
Kemampuan ini melibatkan keterampilan dalam mengatur waktu, mengelola prioritas, dan bekerja secara efisien. Karyawan yang menguasai manajemen waktu mampu menyelesaikan tugas tepat waktu, menghindari penundaan, dan memaksimalkan produktivitas.
2. Kerja Sama dan Kolaborasi
Bekerja sama dengan tim secara efektif merupakan hal penting. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan rekan kerja, bekerja dalam tim yang beragam, serta menyelesaikan konflik yang muncul.
3. Kreativitas dan Inovasi
Jenis kompetensi ini melibatkan kemampuan berpikir kreatif, menghasilkan ide-ide baru, serta menciptakan solusi inovatif. Karyawan dengan kemampuan ini mampu berpikir out of the box, mengusulkan perbaikan, dan menghadirkan ide-ide segar.
4. Pemahaman Industri
Core competency menuntut pengetahuan mendalam tentang tren, regulasi, pasar, dan faktor-faktor utama dalam industri. Karyawan yang memiliki kompetensi ini mampu mengambil keputusan yang lebih baik dan menambah nilai bagi perusahaan.
5. Keterampilan Teknis
Keterampilan teknik erujuk pada keahlian spesifik terkait bidang pekerjaan, seperti pemrograman komputer, desain grafis, analisis keuangan, atau manajemen proyek.
6. Kemampuan Komunikasi
Karyawan perlu mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif kepada berbagai pemangku kepentingan. Ini mencakup komunikasi lisan dan tulisan yang baik, mendengarkan secara aktif, serta menyampaikan pesan dengan persuasif.
7. Kepemimpinan dan Manajemen
Core competency ini meliputi kemampuan memimpin tim, mengelola sumber daya, dan membuat keputusan strategis. Kompetensi ini penting untuk membangun budaya kerja yang kolaboratif dan transparan.
8. Analisis dan Pemecahan Masalah
Kompetensi ini mencakup kemampuan menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi yang efektif. Karyawan yang memiliki kompetensi ini dapat menggunakan logika dan pemikiran kritis untuk memecahkan masalah dan meningkatkan hasil.
Manfaat Core Competency bagi Perusahaan
Menerapkan core competency bagi setiap perusahaan sangatlah penting. Karena, dengan adanya metode ini perusahaan membuat identitas perusahaan tidak mudah ditiru oleh perusahaan lainnya. Selain itu, perusahaan bisa dengan mudah memperluas jangkauan inovasi.
Contohnya seperti yang dilakukan Samsung, yang menawarkan berbagai macam produk elektronik yang lengkap mulai dari smartphone, TV, kulkas, dan masih banyak lainnya.
Semua itu bisa terwujud dengan implementasi core competency di dalam perusahaan.
Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa manfaat dari core competency bisa membantu perusahaan menjadi leader atau pemimpin dengan mempengaruhi keputusan bisnis utamanya.
Selain itu, manfaat lain kompetensi inti ini juga memberi kejelasan kepada karyawan mengenai nilai-nilai perusahaan, tujuan, serta visi misi dalam pengembangan karyawan.
Namun, hal yang paling penting adalah mampu menggerakan seluruh manajemen, mulai dari level bawah sampai level tinggi untuk menjadikan perusahaan sebagai prioritas.
Cara Meningkatkan Core Competency di Perusahaan
Core competency perlu terus dipantau dan diperbarui sesuai misi perusahaan dan kondisi pasar. Salah satu tantangan yang sering dihadapi perusahaan dalam menerapkan kompetensi inti adalah kurangnya dukungan dari karyawan.
Hal ini terjadi karena banyak karyawan yang tidak memahami konsepnya karena perusahaan tidak mampu mendefinisikannya dengan baik.
Agar perusahaan Anda tidak mengalami hal demikian saat menerapkan kompetensi inti, berikut ini cara mengembangkannya secara efektif.
1. Cobalah Identifikasi Apa yang Jadi Inti Perusahaan Anda
Cara pertama untuk membangun kompetensi inti adalah mengidentifikasi apa yang jadi proposisi nilai perusahaan.
Identifikasi ini bisa didapatkan dari proses konsultatif kompetensi mana yang penting bagi keberhasilan perusahaan.
Proses konsultatif ini melibatkan banyak orang mulai dari manajemen puncak, SDM, dan pemangku kepentingan eksternal.
Anda bisa membuat kompetensi inti dari berbagai elemen yang melekat pada perusahaan baik aset fisik, paten, ekuitas merek, sampai bakat.
2. Bangun Peran Aktif Pemimpin
Agar mampu berjalan dengan baik, seorang pemimpin perusahaan harus berperan aktif dalam membangun strategi serta menentukan dan mengembangkan kompetensi inti.
3. Buat Strategi yang Jelas Kemudian Implementasikan
Dalam core competency, penting sekali untuk memiliki strategi. Tanpa strategi yang jelas, core competency tidak bisa berjalan optimal. Ini karena kompetensi inti akan berfokus pada strategi perusahaan.
Oleh karena itu, cobalah menyusun strategi agar perusahaan bisa memiliki keunggulan daripada kompetitor. Selain itu, susun juga strategi yang berfokus pada inovasi. Setelah menyusun strategi, selanjutnya implementasikan strategi tersebut.
4. Sesuaikan Strategi dengan Jenis Industri
Perlu Anda sadari bahwa tidak semua strategi cocok dengan perusahaan. Contohnya, bisnis di bidang farmasi umumnya berfokus pada komersialisasi produk, pengembangan, dan riset agar mudah diserap pasar.
Nah, strategi tersebut tidak akan cocok untuk diimplementasikan pada perusahaan kuliner. Oleh karena itu, dalam penyusunan strategi Anda perlu berorientasi kepada jenis industri yang relevan dengan bisnis Anda.
5. Tetap Orisinil
Keunggulan kompetitif hanya bisa dicapai bila Anda memiliki produk atau layanan yang unggul dan unik. Oleh karena itu, cobalah kedepankan orisinalitas.
Hal ini karena orisinalitas memiliki peran sebagai alat prediksi tentatif. Anda juga bisa mengukur apakah produk atau layanan yang dimiliki sudah unggul dan orisinal dibanding pesaing.
6. Bangun Kemampuan Operasional yang Unik
Setiap bisnis tentu bisa menciptakan suatu produk, tapi yang membedakannya adalah bagaimana proses menciptakan produk tersebut dengan perbedaan unik yang menjadi inti sehingga meningkatkan daya saing perusahaan.
Hal ini bisa tercipta bukan hanya dari mesin-mesin canggih dan kecepatan produksi yang dimiliki perusahaan. Tapi juga mengenai kemampuan orang-orang yang ada di dalam perusahaan.
Bagaimana setiap tim mampu bersinergi untuk melakukan inovasi dan menemukan peluang yang tidak bisa ditemukan orang lain. Dengan begitu perusahaan bisa memiliki kompetensi inti yang dapat bersaing dengan kompetitor dan menjaga kepuasan pelanggan di atas rata-rata.
Untuk membangun hal tersebut, tentu perusahaan perlu mengidentifikasi kemampuan apa saja yang perlu dimiliki oleh setiap karyawan. Sehingga setiap unit kerja dalam perusahaan memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan oleh perusahaan.
Contoh Core Competency HRD
Jika merujuk ke proses tradisional, tanggung jawab HRD hanya seputar pengelolaan, rekrutmen, penggajian, dan lain-lain.
Namun, perkembangan bisnis yang kian pesat membuat HRD menangani hal lain yang lebih beragam seperti merancang employer branding dan bersaing dengan kompetitor saat melakukan rekrutmen.
Hal ini tentu tidak mudah. Itulah sebabnya kompetensi seorang HR turut berkembang seiring dengan bertambahnya tanggung jawab dan fungsi nya.
Berikut contoh core competencies yang harus dimiliki HRD antara lain:
1. Komunikasi yang efektif
Seorang profesional HRD harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif. Hal ini dikarenakan HRD berhubungan langsung dengan banyak orang, baik kandidat maupun karyawan.
HRD harus secara aktif mendengarkan untuk memahami perspektif orang lain serta membawa diskusi yang lebih terbuka bahkan dengan jajaran manajerial.
Komunikasi yang efektif juga membantu HRD untuk menangani keluhan karyawan serta mengelola konflik perusahaan.
2. Membangun Relasi
Contoh core competency yang kedua adalah membangun relasi antara karyawan dan divisi lain adalah salah satu komponen penting untuk menyatukan bisnis.
Relasi ini membantu memaksimalkan potensi perusahaan dan mempertahankan perusahaan di tengah kompetisi.
Oleh karena itu, para profesional HRD harus membangun hubungan antar setiap departemen agar dapat berkembang bersama.
Selain itu, lingkungan tempat kerja memiliki individu yang beragam. Profesional HRD harus memperkenalkan kebijakan yang inklusif agar semua orang merasa terlibat dalam perusahaan.
3. Keterampilan Beradaptasi
Dunia bisnis berubah setiap saat. Banyak perubahan yang ada akan mempengaruhi pola kerja dan kebijakan dalam perusahaan.
Untuk membina lingkungan kerja yang sehat, HRD harus menyusun taktik untuk membuat karyawan tetap terlibat secara aktif dalam kondisi apapun.
Contohnya dalam pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, HRD dapat menetapkan program work from home untuk menekan kemungkinan infeksi COVID-19 di lingkungan kerja serta membangun dukungan mental bagi karyawan yang merasa burnout saat work from home.
Baca juga : Cara Mengatasi Burnout Karena Pekerjaan
4. Keterampilan Teknologi
Digitalisasi tidak dapat dihindari. HRD profesional harus mampu beradaptasi dengan teknologi baru. Implementasi teknologi dalam ruang lingkup HED dapat mempermudah kinerja lebih efektif dan efisien.
Sebagai contoh, Software HRD dari LinovHR dapat mengelola dan mengotomatisasi segala tugas administrasi mulai dari pengelolaan gaji, absensi, penyusunan program pelatihan dan pengembangan, rekrutmen, dan lain-lain.
Dengan begitu HRD punya waktu lebih untuk memfokuskan perhatian kepada aspek lain yang urgent.
5. Terus Belajar
Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya yang mendukung proses pembelajaran secara kontinu. HRD pun juga wajib mempelajari perkembangan SDM agar mampu menyesuaikan diri dengan perusahaan yang ada.
Untuk mendukung program pembelajaran, HRD bisa menyusun berbagai pelatihan dan pengembangan karyawan guna memperbaiki atau meningkatkan skill tiap-tiap divisi termasuk HRD itu sendiri.
6. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah salah satu atribut core competency terpenting HRD. Sebab tantangan kerja HRD kian kompleks dan membutuhkan analisis lebih dalam mengenai hal ini.
Sangat penting untuk menganalisis situasi dan membuat keputusan secara kritis. Berpikir kritis juga membantu menghasilkan perspektif rasional untuk menghadapi situasi sulit dengan mudah.
7. Kemampuan Interpersonal
Orang-orang dengan keterampilan interpersonal tinggi adalah komunikator yang baik secara intuitif dan manajer yang efisien.
Keterampilan interpersonal memungkinkan seseorang untuk berhasil berkomunikasi dengan orang lain di tempat kerja dan di komunitas yang lebih luas.
Mengekspresikan rasa hormat, menyelesaikan konflik, dan mendengar dengan baik adalah keterampilan interpersonal yang layak dipelajari untuk setiap profesional HRD.
Beberapa orang terlahir dengan kemampuan seperti ini, tetapi kemampuan interpersonal semua orang dapat ditingkatkan lebih baik dengan latihan.
Software Manajemen Kompetensi LinovHR: Kelola Core Competency Lebih Efektif
Seperti yang diketahui, HRD memiliki peranan dan tanggung jawab yang cukup besar bagi perkembangan karyawan.
Tanpa HRD, perusahaan akan kesulitan untuk memaksimalkan kinerja karyawan dengan tepat.
Sayangnya kinerja HRD sering terhambat akibat berbagai pengelolaan administrasi yang masih dijalankan dengan sistem manual.
Padahal, ada tugas HRD lain yang menunggu dan harus diselesaikan dengan cepat dan cermat, yaitu mengelola core competency atau kompetensi inti karyawan.Â
Jumlah karyawan yang tak sebanding dengan HRD juga menjadi masalah lain yang dihadapi. Setiap periode tertentu HRD akan menyelenggarakan competency assessment untuk meninjau seberapa perkembangan kompetensi karyawan di perusahaan.
Kemudian HRD juga harus menetapkan core competency baru apa saja yang harus dimiliki tiap divisi atau posisi.
Untuk menyukseskan pengelolaan core competency, Software Manajemen Kompetensi dari LinovHR melalui modul competencies mampu membantu HRD mengelola kompetensi lebih mudah.
Dengan demikian perkembangan tiap divisi dan individu dapat dikembangakn secara kontinu dan lebih sistematis.
Masih banyak modul dan fitur yang dapat memudahkan HR dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Hubungi kami lebih lanjut lewat sini dan mudahkan semua pekerjaan anda sebagai seorang HR!