7 Contoh KPI Legal Departments yang Bisa Dievaluasi

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

7 Contoh KPI Legal Departments yang Bisa Dievaluasi
Isi Artikel

KPI (Key Performance Indicator) alias Indikator Kinerja Utama adalah alat yang berguna untuk mengukur performa dan efektivitas individu atau organisasi. Oleh karenanya, metrik ini merupakan hal penting pada banyak bidang, termasuk departemen legal sekalipun.

Dalam pengukurannya, terdapat beberapa contoh KPI legal departments yang bisa dievaluasi. Apa saja? Temukan jawabannya di artikel LinovHR berikut ini.

Mengapa Penting Menilai KPI Departemen Legal?

Sebagai departemen yang memiliki akses ke data dalam jumlah besar, terdapat potensi munculnya masalah baru di departemen legal: KPI yang berlebihan. Hanya karena sesuatu dapat diukur, bukan berarti segala jenis pengukuran harus dilakukan.

Pihak manajer departemen legal haruslah paham akan hal ini. Menentukan KPI dengan cermat merupakan langkah tepat untuk mengelola dan mengembangkan bisnis. Maka dari itu, pilih KPI strategis yang bisa diukur berdasarkan tujuan dan sasaran.

Hal ini karena menerapkan contoh KPI legal departments yang baik bisa membawa dampak positif terhadap kegiatan evaluasi kinerja, dengan cara:

  • Mendidik karyawan supaya sesuai dengan KPI-nya.
  • Menyingkirkan KPI yang tidak diperlukan.
  • Memahami secara menyeluruh mengenai perbedaan antara indikator utama serta indikator lagging.
  • Menyempurnakan dan mengevaluasi KPI sebagai proses berkelanjutan.

Contoh KPI Legal Departments

Berikut merupakan contoh KPI legal departments yang bisa dievaluasi oleh perusahaan atau organisasi guna memaksimalkan KPI strategis.

1. Jumlah Berkas yang Diproses

Contoh KPI pertama ini mencerminkan produktivitas departemen. Dengan KPI berupa volume kasus, identifikasi area yang perlu diperbaiki dapat dilakukan dengan cepat. Evaluasi yang bisa dilakukan antara lain:

  • Melakukan digitalisasi jika mulai terdapat banyak file yang bersifat low-value.
  • Melakukan otomasi terhadap tugas berulang, seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan umum atau membuat kontrak standar.

2. Rata-Rata Waktu Memproses Berkas

KPI satu ini merupakan indikator untuk menilai efisiensi dengan memperhatikan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memproses suatu berkas atau kontrak. Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, pertimbangkanlah hal-hal berikut:

  • Memetakan intervensi Anda dan buat klasifikasi berdasarkan sifat dan waktu yang digunakan.
  • Membedakan intervensi yang bernilai tambah rendah dan yang bernilai tambah tinggi dengan cermat dan cepat.

KPI ini juga mewakili kepuasan pelanggan internal Anda, termasuk persepsi yang seringkali salah berupa waktu respons yang dianggap terlalu lama.

3. Perubahan Biaya

Contoh KPI legal departments satu ini membantu pengendalian pengeluaran dan anggaran departemen hukum. Hal ini dilakukan lewat kategorisasi pengeluaran hukum yang menyoroti item paling mahal, dengan tujuan mencapai optimasi biaya.

Departemen perlu mengukur perubahan pengeluaran dengan mempertanyakan:

  • Apakah Anda masih mengikuti langkah-langkah pengendalian biaya yang telah diterapkan sebelumnya?
  • Apakah langkah-langkah tersebut efektif?

Adanya perbandingan terhadap perubahan pengeluaran hukum eksternal dapat memberikan indikasi terhadap kesesuaian anggaran Anda dengan rencana.

4. Kepuasan Pelanggan Internal

KPI satu ini merupakan ukuran nyata terhadap kualitas layanan Anda. Namun, menganalisis kepuasan pelanggan internal seringkali rumit karena melibatkan kombinasi berbagai faktor, seperti waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan setiap berkas, kualitas jawaban, dan bantuan operasional.

5. Laporan Kegiatan Tahunan

KPI berupa laporan tahunan atau annual report adalah alat retrospektif yang ampuh untuk menilai hal-hal penting. Contohnya mengevaluasi kemungkinan besar yang akan membuat staf operasional sibuk selama setahun terakhir, atau potensi yang akan datang.

Lakukan analisis faktor risiko lewat identifikasi dan intervensi, di antaranya:

  • Jenis file apa yang paling sering ditangani oleh departemen legal? 
  • Sudahkah dilakukan identifikasi faktor risiko baru? 
  • Apakah pernah dilakukan intervensi di pangsa pasar domestik dan/atau melihat adanya peningkatan pada berkas internasional? 

6. Tingkat Risiko Perusahaan

KPI satu ini berguna sebagai tindakan preventif dan mengevaluasi subyek beresiko. Caranya adalah:

  • Mengenali subyek-subyek yang mempunyai risiko, ini karena tingkat risiko sangat penting bagi kelangsungan perusahaan.
  • Eksposur perusahaan dimitigasi dengan alat berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memberikan kebijakan pencegahan risiko nyata, khususnya dalam masalah kontrak atau litigasi.

7. Deteksi Peluang

Contoh KPI legal departments terakhir ini dipakai untuk mengukur kontribusi dan dampak operasional. Selain mendukung staf operasional, departemen hukum juga memainkan peran besar dalam pengembangan bisnis. Adanya peninjauan negosiasi dan persyaratan kontrak akan membantu mendeteksi peluang bisnis.

Lakukan Penilaian Kinerja dengan Efisien bersama Performance Management LinovHR

Menilai kinerja karyawan dengan menerapkan contoh KPI legal departments atau departemen lainnya secara manual adalah hal yang cukup tricky dan memakan banyak waktu serta tenaga. Oleh karenanya, mulai banyak perusahaan beralih memanfaatkan Software Performance Management.

Salah satu yang bisa Anda andalkan adalah Software Performance Management dari LinovHR. Lewat fitur Key Performance and Indicator (KPI) dan sifatnya yang user-friendly dengan keamanan tinggi, penilaian kinerja bisa dilakukan dengan lebih efisien.

Penasaran? Ajukan demo gratisnya sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter