Interaksi manusia pasti sering kali ditemukan konflik. Bagaimana tidak? Isi pikiran dan pandangan manusia berbeda satu sama lainnya. Karena saat terjadi perbedaan dan tidak menemukan titik temu maka akan berakibat konflik pada lingkungan kerja.
Sebuah konflik perusahaan tak selamanya menyeramkan dan menghancurkan. Jika konflik mendapatkan penanganan yang cepat serta tepat maka konflik malah akan menimbulkan ide baru, perubahan maupun hubungan kerja yang lebih baik.
Tetapi sebenarnya apa sih akibat dari contoh konflik perusahaan yang paling umum terjadi?Â
Banyaknya karyawan yang resign, peningkatan jumlah ketidakhadiran tanpa sebab, masalah produktivitas, budaya perusahaan yang buruk disebabkan oleh konflik tempat kerja yang tidak ditangani dengan baik.
Konflik perusahaan akan membesar jika tidak ditangani secara serius.
Sayangnya, konflik hampir tidak bisa dihindari. Kondisi bisnis tidak berbeda dengan situasi sosial atau hubungan pribadi yang ada di sekitar. Berikut ini adalah contoh konflik di lingkungan kerja dan cara menanganinya:
Contoh Konflik Perusahaan Paling UmumÂ
Dalam bisnis perusahaan yang berfokus kepada kinerja dan produktivitas, konflik dapat ditangani dan diminimalisir sekecil mungkin.
Untuk meminimalisir konflik, perusahaan dan HRD harus memahami contoh konflik yang paling umum terjadi di perusahaan berikut cara menyelesaikan secepatnya. Berikut adalah contoh konflik perusahaan yang paling umum:Â Â
Konflik 1: Konflik Kepemimpinan
Para pemimpin seringkali diharapkan untuk turun tangan dan menyelesaikan konflik, tetapi bagaimana jika para pemimpin itu sendiri yang menjadi pusat konflik?
Hal ini dapat terjadi terutama jika individu yang tidak berpengalaman dipromosikan dengan cepat ke posisi tersebut dan tidak diperlengkapi dengan pelatihan.
Tekanan lingkungan ditambah dengan kurangnya pengalaman dan variasi gaya kepemimpinan dapat menimbulkan konflik. Kasus seperti ini biasanya ditemukan dalam perusahaan berukuran sedang atau besar.
Penyelesaian
HRD harus menentukan bagaimana cara untuk memilih individu yang kompeten untuk mengisi posisi tertentu sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.
Proses rekrutmen dan manajemen sumber daya manusia (SDM) sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika sudah terlanjur, komunikasi antara manajer, karyawan, dan HRD tentang bagaimana cara menengahi dan berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang sebaiknya digunakan.
Pastikan jenis gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan budaya tempat kerja dan nilai perusahaan.
Baca Juga: Cara Mengatasi Karyawan dengan Bad Attitude
Konflik 2: Konflik Antar Departemen
Divisi pemasaran sedang menunggu feedback dari staf penjualan tentang apa yang diminta klien. Sementara staf penjualan sibuk dan tidak memasukkan feedback tepat waktu. Hal ini membuat divisi pemasaran terhambat dalam membuat laporan.
Kemudian, terlambatnya laporan juga akan menimbulkan masalah dengan divisi keuangan.
Contoh konflik ini terdengar familiar? Konflik antar divisi dalam perusahaan sangat sering terjadi. Masalah ini terkait erat dengan kepemimpinan karena sebuah divisi tanpa kepemimpinan yang kuat akan mengalami masalah.
Penyelesaian
Pastikan bahwa peran dan tanggung jawab karyawan diklasifikasi dengan sejelas-jelasnya sebelum memulai pekerjaan sehingga semua orang mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang harus dikerjakan untuk memenuhi harapan tersebut.Â
Jika karyawan belum mampu bekerja secara maksimal, maka akan dilakukan evaluasi kinerja untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan berkaitan dengan kinerja si karyawan.
Baca Juga: Memperbaiki Komunikasi Antar Karyawan dalam Perusahaan dengan Kaizen
Konflik 3: Konflik Kepribadian
Contoh konflik yang berikutnya menyangkut soal kepribadian manusia. Konflik akibat perbedaan kepribadian di tempat kerja sangat umum terjadi di antara karyawan apapun posisinya. Konflik semacam ini di tempat kerja biasanya terjadi karena persepsi yang salah tentang sikap rekan kerja.
Ketika tipe kepribadian yang berbeda bekerja sama, kemungkinan kesalahpahaman tentang karakter, dan tindakan satu sama lain menjadi tinggi. Misalnya, seorang karyawan introvert dan tidak terlalu ramah mungkin tampak sombong di antara anggota tim lainnya. Hal ini dapat menyebabkan masalah dan menghambat produktivitas tim.
Penyelesaian
Dalam penyelesaian jangka pendek, dibutuhkan orang-orang dengan keterampilan mediasi yang kuat untuk menyelesaikan konflik kepribadian tersebut. Mediasi membutuhkan seseorang yang dapat mengambil sikap independen dan memahami kebutuhan, berempati, dan mengesampingkan emosi yang terjadi.Â
Sementara untuk langkah jangka panjang, HRD dapat menetapkan kebijakan dan menyusun buku pedoman karyawan yang membantu menjelaskan ekspektasi tentang apa yang dapat diterima serta melatih karyawan dalam keragaman tempat kerja.
Dengan demikian, cara tersebut akan menumbuhkan kecerdasan emosional, toleransi dan pemahaman terhadap orang lain.
Konflik 4: Gaya Bekerja
Beberapa orang lebih suka bekerja dalam kelompok sementara yang lain melakukan pekerjaan terbaik mereka sendirian. Ada orang yang tidak memerlukan arahan ekstra untuk menyelesaikan tugas, sementara yang lain menyukai masukan dan arahan eksternal setiap langkahnya.
Perbedaan gaya bekerja terkadang membuat individu tidak dapat bekerja dan membuat keharmonisan dalam tim terganggu. Miskomunikasi akhirnya tidak dapat dihindari.Â
PenyelesaianÂ
Pada dasarnya setiap gaya bekerja mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Memahami dan menghormati gaya kerja setiap anggota tim penting dalam membentuk kerja tim yang sukses.
Setiap anggota tim yang saling terbuka, memahami dan berkompromi bagaimana cara kerjasama dengan gaya bekerja yang berbeda.
Baca Juga:Â Mengenal Struktur Organisasi Lini dalam Perusahaan
Konflik 5: Brainstorming Ide
Debat singkat dalam sesi brainstorming akibat perbedaaan ide juga dapat memicu konflik. Sebenarnya, hal ini adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam semua kegiatan brainstorming. Perdebatan juga menjadi kesempatan bagus untuk membuat ide menjadi lebih baik.Â
Sesama karyawan perlu mengenali ide orang lain, menyuarakan pendapat mereka sendiri, dan kemudian mengumpulkan ide untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Jika antara karyawan tidak setuju pada suatu ide proyek, mereka dapat berbicara satu sama lain secara kooperatif memutuskan mufakat bersama menghasilkan hasil dari kolaborasi tersebut.
Penyelesaian
Contoh konflik saat brainstorming sebetulnya tidak terlalu mengkhawatirkan asal dapat dikendalikan. Brainstorming sangat baik untuk mencari ide untuk perkembangan perusahaan. Konflik dalam brainstorming atau diskusi bisa dikendalikan dengan membangun kepercayaan dan rasa hormat.
Maka, brainstorming atau diskusi tetap bisa dilakukan dengan meminimalisir potensi dampak negatif pada karyawan, budaya perusahaan, dan produktivitas.
Membangun budaya terbuka dengan komunikasi efektif, di mana karyawan cukup cerdas secara emosional untuk memahami pemicu emosional dalam mereka sendiri dan menghargai perasaan orang lain adalah kunci terjalinnya brainstorming yang sehat.
Kesimpulan
Kini menyelesaikan dan menghadapi konflik perusahaan tidak lagi semenyeramkan dulu, deh. Perusahaan dengan kinerja yang tinggi sangat menyadari perlunya manajemen konflik dan pelatihan soft skills.
Ketika contoh konflik di atas dapat ditangani dan dikendalikan dengan baik, seluruh pihak dalam perusahaan baik karyawan dan manajer akan jauh lebih bahagia dan bekerja lebih produktif.
Perkembangan perusahaan pun akan semakin bagus dan fantastis. Sekian penjelasan mengenai contoh konflik perusahaan. Semoga dapat membantu!Â