Compressed workweek adalah salah satu sistem kerja yang mulai banyak dipilih oleh perusahaan. Sistem ini sendiri termasuk dalam jenis flexible work arrangement. Dengan sistem ini memungkinkan karyawan untuk memadatkan jam kerja kurang dari hari kerja yang semestinya.
Tentu kebijakan seperti ini tidak diambil tanpa melihat keuntungan yang bisa didapatkan karyawan dan perusahaan.
Di artikel LinovHR kali ini, kita akan mengulik apa itu compressed workweek dan apa kelebihan serta kekurangannya. Mari simak artikel berikut bersama-sama!
Mengenal Arti Compressed Workweek
Compressed workweek adalah sistem kerja yang menerapkan kerja 40 jam per minggu dengan jumlah hari kerja lebih sedikit.Â
Dengan metode ini, jam kerja diatur menjadi 4 hari dalam seminggu. Pengaturan tersebut adalah pengaturan yang umum digunakan. Karyawan akan bekerja 4 hari selama 10 jam dan mendapatkan waktu libur yang lebih banyak.Â
Selain itu, perusahaan juga bisa mengatur jam kerja dengan cara 5-4-9. Cara ini berlaku untuk periode kerja selama 2 minggu. Dengan ketentuan ini, karyawan akan bekerja 5 hari selama 9 jam di minggu pertama, kemudian bekerja 4 hari selama 9 jam di minggu kedua sehingga totalnya, karyawan bekerja 9 hari selama 9 jam.
Tujuan dari sistem compressed workweek yaitu agar karyawan memiliki tambahan hari libur. Karyawan akan bekerja lebih lama, namun juga mendapatkan waktu tambahan waktu untuk beristirahat.Â
Selain itu, sistem kerja ini juga menguntungkan bagi perusahaan karena dapat meningkatkan produktivitas. Sistem compressed workweek dapat diterapkan dalam berbagai industri, seperti:
-
- Pertambangan.
- Manufaktur.
- Edukasi dan kesehatan.
- Retail
Baca Juga: Seperti Apa Penerapan 4 Hari Kerja?
Keuntungan Menerapkan Compressed Workweek
Penerapan compressed workweek tentu saja memiliki berbagai keuntungan baik itu untuk perusahaan atau juga karyawan itu sendiri. Adapun keuntungan dari sistem kerja tersebut adalah sebagai berikut:
- Karyawan mendapatkan hari libur tambahan.
- Karyawan mendapatkan work life balance yang lebih baik.
- Karyawan tetap mendapat gaji dan tunjangan penuh.
- Mengurangi waktu dan biaya perjalanan.
Kelemahan Menerapkan Compressed Workweek
Meskipun sistem compressed workweek menarik untuk diterapkan, ternyata sistem ini memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan sistem compressed workweek adalah:
- Jadwal kerja menjadi lebih lama.
- Tingkat produktivitas karyawan bisa menurun di penghujung hari.
- Kesulitan mencari waktu yang tepat untuk menjadwalkan rapat.
- Pengawasan yang rendah dalam beberapa periode waktu.
- Ada beberapa industri yang tidak cocok menerapkan sistem compressed workweek karena akan meningkatkan risiko kecelakaan.
Tips dan Trik Menerapkan Compressed Workweek
Agar Anda dapat menjalani sistem compressed workweek dengan baik, ada beberapa kiat yang perlu diketahui. Kiat-kiat yang bisa Anda lakukan dalam penerapan compressed workweek adalah:
- Tetapkan tujuan yang ingin Anda capai dalam bekerja.
- Buat prioritas tugas yang harus dikerjakan terlebih dulu.
- Fokus pada prioritas tugas. Perhatikan juga permintaan yang tidak terencana.
- Buatlah satu rapat untuk membahas banyak hal. Hindari rapat dengan tujuan yang kurang jelas.
- Perhatikan waktu istirahat Anda di sela-sela waktu kerja. Pastikan Anda beristirahat sejenak.
- Lakukan evaluasi kinerja Anda secara teratur. Lakukan penyesuaian agar kerja menjadi lebih efektif dan efisien.
Aplikasi Absensi LinovHR Bantu Terapkan Compressed Workweek
Dalam penerapan compressed workweek, karyawan dan perusahaan perlu melakukan berbagai penyesuaian agar kerja lebih efektif dan produktivitas tetap terjaga.
Dengan padatnya jadwal kerja, perusahaan juga perlu memastikan bahwa jam kerja setiap karyawan sesuai dengan kebijakan sistem compressed work. Untuk memastikan ini, penggunaan sistem manual mungkin tidak lagi bisa relevan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu tools agar HRD dapat mengelola jam kerja karyawan dengan cermat.
Aplikasi absen LinovHR hadir untuk mengakomodasi perusahaan yang ingin menerapkan sistem kerja fleksibel seperti compressed workweek. Dengan aplikasi absensi LinovHR, karyawan bisa melakukan proses absensi secara mandiri hanya dari smartphone mereka.
Proses absen pun bisa dilakukan dengan mudah hanya dengan selfie atau fingerprint. Sistem pun akan secara otomatis mencatat waktu clock in dan clock out karyawan. Tidak cuma waktu kehadiran, tapi juga lokasi di mana karyawan melakukan absen juga akan tercatat.
Jam kerja karyawan pun akan akan tercatat dengan akurat dan perusahaan bisa melihat apakah semua karyawan sudah memenuhi jam kerja sesuai dengan ketentuan.
Tidak hanya memudahkan dalam pencatatan jam kerja, aplikasi absensi LinovHR juga akan memudahkan HR ketika melakukan proses penggajian. Seperti yang kita tahu, jam kerja adalah salah satu komponen penting dalam perhitungan payroll. Â
Selain itu, aplikasi absensi LinovHR juga dilengkapi dengan berbagai fitur lainnya yang memungkinkan karyawan untuk mengajukan cuti atau izin secara mandiri.Â
Gunakan aplikasi LinovHR sekarang untuk fleksibilitas sistem kerja perusahaan Anda!