Ada saat-saat di mana seseorang mungkin mengalami tragedi atau situasi darurat dalam kehidupannya yang memerlukan perhatian dan dukungan ekstra. Inilah mengapa kebijakan compassionate leave menjadi sangat penting di setiap perusahaan.
Kebijakan cuti ini memberikan waktu bagi karyawan untuk menangani keadaan darurat sebelum akhirnya bisa kembali produktif di pekerjaannya. Dari sisi perusahaan, pemberian cuti ini adalah bentuk empati dan simpati kepada karyawan.
Lantas, seperti apa penerapan dari kebijakan cuti ini? Mari temukan selengkapnya di dalam artikel LinovHR ini!
Apa Itu Compassionate Leave?
Compassionate leave adalah bentuk cuti yang diberikan kepada karyawan dalam situasi-situasi darurat.
Contohnya seperti kematian, sakit parah dari anggota keluarga, atau kejadian traumatis lainnya yang memerlukan kehadiran dan dukungan penuh dari karyawan.
Ini adalah kebijakan yang dirancang untuk menunjukkan empati dan perhatian terhadap karyawan yang sedang menghadapi masa sulit dalam kehidupan pribadi mereka.
Compassionate leave dapat diberikan dalam bentuk cuti berbayar atau tidak bayaran, tergantung pada kebijakan perusahaan.Setiap perusahaan bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan cuti ini.
Komponen-komponen penting yang harus dijelaskan dalam kebijakan ini meliputi:
- Durasi cuti yang diberikan kepada karyawan.
- Apakah cuti tersebut akan dibayar atau tidak.
- Kemungkinan untuk menerima cuti tambahan atau mengambil cuti untuk anggota keluarga yang bukan tanggungan langsung.
- Perbedaan antara jenis cuti berkabung dan compassionate leave.
- Prosedur yang harus diikuti karyawan untuk melaporkan situasi darurat dan kepada siapa laporan tersebut harus disampaikan.
- Tata cara administratif ketika karyawan kembali ke tempat kerja setelah mengambil compassionate leave.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengatur kebijakan compassionate leave dengan jelas dan adil, memberikan panduan yang berguna kepada karyawan dalam menghadapi situasi-situasi pribadi yang sulit.
Mengapa HR Perlu Peduli dengan Compassionate Leave?
Sebagai HR sudah sepatutnya memberikan respons yang tepat dan segera terhadap karyawan yang menghadapi situasi darurat seperti kematian atau sakit dalam keluarga.Â
HR bisa mengungkapkan rasa simpati atas nama perusahaan serta memberikan dukungan kepada karyawan untuk menempatkan kebutuhan keluarga di atas pekerjaan.
Jika ada permintaan dari karyawan untuk memperpanjang cuti guna pemulihan atau urusan keluarga yang mendesak, HR dapat mengizinkan sesuai dengan kebijakan compassionate leave yang berlaku.Â
Apabila terjadi kematian, HR dan manajer bisa menghormati praktik-praktik berkabung yang berhubungan dengan keagamaan yang dipilih oleh karyawan.
Dalam jangka panjang, kebijakan compassionate leave yang baik dapat meningkatkan retensi karyawan. Karyawan yang merasa didukung dan diperlakukan dengan hormat oleh perusahaan cenderung tetap setia dan berkontribusi secara positif terhadap kesuksesan perusahaan.
Menerapkan compassionate leave juga dapat membantu membangun citra perusahaan yang peduli dan bertanggung jawab. Ini dapat meningkatkan daya tarik perusahaan bagi calon karyawan dan pelanggan.
Cara Menerapkan Compassionate Leave
Ketika anggota keluarga menghadapi situasi darurat seperti kecelakaan, penyakit serius, atau kondisi kritis lainnya, langkah pertama yang disarankan sebelum mengajukan permintaan cuti adalah menghubungi HR di kantor.
Disarankan untuk dengan cermat membaca kontrak kerja dan mendiskusikan berbagai opsi yang bisa memberikan solusi saling menguntungkan baik untuk karyawan maupun perusahaan.
Jika tidak memungkinkan untuk memberi tahu kantor sebelumnya, sebaiknya segera memberi tahu setelahnya.Â
Meskipun undang-undang ketenagakerjaan seperti yang diatur dalam Pasal 93 ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia no.13/2003 memberi kewajiban kepada perusahaan untuk memberikan cuti, etika sebagai karyawan juga harus tetap diperhatikan.
Karyawan sebaiknya memahami bahwa beberapa perusahaan mungkin akan menganggap ketidakhadiran lebih dari satu minggu sebagai pengunduran diri permanen.Â
Tentu saja, ini adalah situasi yang sulit bagi setiap orang karena sulit untuk berfokus pada pekerjaan ketika ada masalah pribadi yang mendesak di rumah atau dalam keluarga.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki kebijakan yang mengatasi hal-hal seperti ini.
Lama waktu yang diperlukan untuk merawat anggota keluarga yang sakit atau mengatasi situasi darurat bervariasi berdasarkan situasi dan kondisi yang spesifik.
Jadi lamanya izin cuti sebaiknya ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara karyawan dan perusahaan.
Apabila karyawan absen dalam waktu yang cukup lama atau tidak menjalankan kewajiban mereka saat bekerja dari rumah.
Perusahaan masih memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan, seperti apakah karyawan masih ingin bekerja atau apakah ada cara agar mereka tetap dapat bekerja dengan efektif.
Sebaiknya, isu yang sensitif ini harus dibicarakan bersama-sama untuk mencapai kesepakatan, sehingga etika kemanusiaan tetap terjaga sambil memastikan bahwa produktivitas perusahaan tidak terganggu secara signifikan.
Baca Juga: Ini Dia Jenis Cuti Karyawan yang Harus Diberikan Perusahaan, Apa Saja?
Bagaimana Proses Setelah Cuti Selesai?Â
Sebagai karyawan yang bertanggung jawab, tetap menjaga komunikasi dengan pihak perusahaan saat mengambil cuti “compassionate leave” merupakan hal yang penting.
Sebelum memulai cuti, penting untuk menetapkan jenis komunikasi yang diperlukan dan frekuensinya, seperti seberapa sering karyawan harus merespons email, menjawab telepon, atau mengadakan pertemuan langsung, sebagai contoh.
Hal ini perlu diatur sebelumnya untuk memastikan pemahaman yang jelas.
Ketika karyawan telah siap untuk kembali bekerja, baik perusahaan maupun karyawan harus proaktif dalam memperbarui informasi yang perlu diketahui oleh karyawan yang baru saja kembali dari cuti tersebut.
Dorong Kemudahan Cuti untuk Karyawan dengan Aplikasi Absen LinovHR
Menyediakan cuti khusus, yang memungkinkan karyawan untuk menangani keadaan-keadaan daruratnya. Dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan penuh simpati.
Selain menyediakan cuti khusus, penting juga bagi perusahaan untuk bisa memberikan kemudahan dalam pengajuan cuti. Kemudahan ini bisa dilakukan dengan menyederhanakan proses pengajuan cuti dan meninggalkan cara-cara manual.
Sebaiknya mulai implementasikan Aplikasi Absen LinovHR, untuk membuat proses pengajuan cuti lebih sederhana dan mudah dikelola.
Aplikasi Absensi LinovHR dilengkapi dengan fitur Time Request yang memungkinkan karyawan untuk mengajukan cuti secara mandiri melalui aplikasi ESS di smartphone-nya.
Proses pengajuan cuti dengan fitur Time Request juga mudah, karyawan hanya perlu mengisi jenis cuti yang akan diambil, durasi, dan lampirkan deskripsi singkat keperluan cuti.
Setelah itu, pengajuan cuti akan masuk ke sistem dan karyawan pun bisa melihat secara langsung apakah cuti disetujui atau ditolak.
Dari sisi HR, Aplikasi Absen LinovHR akan membantu dalam pengelolaan dan pendataan cuti karyawan. Hal ini karena seluruh proses dilakukan secara digital dan tersimpan dalam cloud.
Dengan LinovHR, kita dapat mengoptimalkan pengelolaan cuti, mengurangi hambatan administrasi, dan memberikan lebih banyak waktu bagi karyawan untuk menjalani kehidupan mereka di luar pekerjaan.
Ayo ajukan demo gratis sekarang dan dapatkan penawaran spesial dari kami sekarang!