Memiliki karyawan yang datang dari empat generasi atau memiliki rentang umur mulai dari remaja akhir hingga lahir di tahun 70-an, tentu kita akan dihadapkan tantangan dalam mengatur bagaimana budaya serta etika kerja yang paling pas untuk diterapkan dalam tim multigenerasi.
Pada tiap generasi, mereka memiliki etika kerjanya sendiri, nilai dan ekspektasi tempat mereka bekerja. Hal ini dapat menimbulkan konflik ketika tiap-tiap generasi ini hadir secara bersamaan dan bekerja dalam lingkup yang sama.
Berdasarkan American Management Association,
- Silent Generation (lahir sebelum 1945) cenderung lebih loyal dan merupakan pekerja keras yang mengharapkan imbalan nyata.
- Baby Boomers (lahir di tahun 1946–1964) merupakan generasi yang lebih optimis.
- Orang yang tergolong dalam Gen X (lahir di tahun 1965-1980) lebih banyak mempertanyakan mengenai otoritas.
- Millennials (lahir di tahun 1981–1996) lebih banyak berorientasi kepada tim.
- Gen Z (lahir tahun 1997- 2015) lebih aktif dengan tim.
Untuk seorang manajer, perbedaan seperti ini sulit untuk dinavigasi. Salah satu tantangan terbesar adalah menemukan cara memperlakukan semua karyawan secara adil sementara masih mengakui adanya perbedaan perspektif.
Walaupun dapat dipastikan selalu ada perbedaan generasi di kantor, pergeseran demografis yang disebabkan oleh gelombang besar pekerja muda.
Menurut Pew Research Center, Millennials mengambil ranah Gen X dan menjadi group terbesar di bidang ketenagakerjaan saat ini. Ketika Baby Boomers memasuki angkatan kerja dalam jumlah sama besar, mereka menciptakan perubahan institusional seperti penerimaan penggunaan pakaian kasual di kantor.
Millennials juga menciptakan pergeseran tenaga kerja, seperti ketertarikan atau minat pada penggunaan teknologi serta prioritas tinggi pada keseimbangan kehidupan kerja.
Baca Juga:Â Asah Kualitas SDM Melalui People Development
Cara Mengatur Tenaga Kerja Multigenerasi
Berikut ini lima cara sukses dalam upaya mengatur tenaga kerja multigenerasi yang ada di kantor:
1. Menetapkan Ekspektasi Utama
Memilih tiga atau empat kebijakan kerja yang tidak dapat dinegosiasi bagi pekerja dari segala usia.
Misalnya, di tempat kerja yang fleksibel, karyawan mungkin perlu untuk bekerja di meja mereka selama jam utama kerja dari jam 08.00–17.00, tetapi dapat memilih apakah akan tiba lebih awal atau pulang kantor lebih lama.
Setelah aturan-aturan non-negosiasi ditetapkan, manajer dapat menghabiskan waktu beradaptasi dengan generasi yang berbeda pilihan atau membiarkan mereka menentukan norma-norma kerja yang telah dinegosiasikan.
Baca juga:Â Produktif Bekerja dengan Konsep 5S ala Jepang
2. Adanya komunikasi
Jika Anda mendeteksi adanya ketegangan atau stres karena perbedaan generasi, jangan takut untuk mengatasi hal tersebut secara terbuka. Sering kali hal masalahnya bukan seperti apa yang kita pikirkan atau jauh lebih mudah untuk diatasi dari apa yang kita pikirkan.
Manajer sering menghindari percakapan pada generasi tertentu untuk menghindari membahas masalah usia. Sebaliknya, mengatasi perbedaan generasi dengan cara yang sama dengan yang Anda lakukan dengan mendiskusikan gaya kerja individu atau pilihan yang bervariasi dengan sendiri antara pekerja.
3. Menjelaskan perbedaan generasi
Sebuah rapat staf singkat dapat membantu pekerja ke arah memahami cara-cara berbeda mendekati sebuah pekerjaan dari generasi tertentu.
Sekali pekerja memahami satu preferensi orang lain, dapat mempermudah dalam melakukan perubahan kecil serta menghormati pandangan yang berbeda.
Baca juga: Manajemen SDM Yang Ramah terhadap Generasi Z Jelang 2020
4. Membicarakan mengenai perubahan
Masalah umum dalam tenaga kerja multigenerasi adalah bagaimana generasi yang berbeda melihat perubahan. Setiap generasi bisa merasa terancam oleh perubahan dalam cara yang berbeda.
Baby Boomers, misalnya, mungkin merasa bahwa sistem baru dapat menyebabkan mereka kehilangan daya saing dan status di kantor.
Memahami kekhawatiran dari setiap kelompok usia dapat membuat lebih mudah untuk berhasil mengelola transisi kerja.
Baca Juga: Cara Mengelola Unit Kerja yang Benar
5. Jangan Berasumsi
Meskipun ada karakteristik tertentu, setiap generasi cenderung menunjukkan karakteristik mereka. Manajer harus mengenali bagaimana mereka berhadapan dengan individu.
Kabar baik memiliki keberagaman tenaga kerja dan multigenerasi adalah tersedianya kebutuhan untuk melayani pelanggan yang beragam dan dari multigenerasi juga.
Kunci untuk mengelola perbedaan generasi di tempat kerja adalah berkomunikasi secara teratur, sering, dan secara terus-menerus. Anda akan selalu memiliki pergeseran tenaga kerja.
Perbedaannya adalah apakah Anda berbicara tentang mereka dan melakukannya dengan cara yang terhormat?
(/DN)