Saat menjalani interview, banyak pelamar yang akan mengalami fase negosiasi gaji. Pada umumnya, fase ini merupakan sebuah lanjutan dari tahapan-tahapan awal yang telah dilewati.
Namun, meski terhitung hampir mencapai kata sepakat, jika proses ini gagal maka semuanya akan sia-sia.
Seperti yang dibahas pada artikel sebelumnya mengenai strategi negosiasi gaji HRD, HRD pada suatu perusahaan memiliki berbagai pertimbangan dan strategi dalam tahap nego gaji ini.
Anda sebagai kandidat pun harus mempersiapkan segala sesuatunya saat memasuki fase ini. Berikut penjelasan dari LinovHR mengenai cara negosiasi gaji bagi Anda saat menjalani interview.
Pentingnya Negosiasi Gaji Saat Interview
Negosiasi gaji pada saat wawancara kerja sangatlah penting karena menentukan upah atau gaji yang akan diterima sebagai imbalan atas kerja yang telah Anda lakukan.
Adapun beberapa alasan lainnya mengapa negosiasi gaji saat interview penting, yaitu:
1. Menghindari Kesalahan Penilaian Gaji
Dengan melakukan negosiasi gaji, Anda dapat memastikan bahwa gaji yang ditawarkan sebanding dengan keterampilan dan pengalaman yang dimiliki.
Sehingga, Anda dapat menghindari kesalahan penilaian gaji yang mungkin terjadi.
2. Menentukan Nilai Diri Anda
Negosiasi gaji juga dapat membantu Anda menentukan nilai diri Anda dalam industri dan perusahaan yang Anda lamar.
Hal ini sangat penting untuk menjamin bahwa gaji yang Anda terima setara dengan kontribusi yang Anda berikan pada perusahaan.
3. Meningkatkan Penghasilan Masa Depan
Selain memperjuangkan gaji saat ini, negosiasi gaji juga membantu meningkatkan penghasilan masa depan. Gaji yang lebih tinggi akan memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan karir Anda.
Baca Juga: 5 Cara Menjawab “Berapa Gaji yang Anda Inginkan”
Cara Negosiasi Gaji dengan HRD
Seringkali tawaran dari perusahaan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh calon karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai kandidat, lakukan 7 hal ini supaya tidak menyesal saat melakukan negosiasi gaji.
1. Meneliti Pasaran Gaji
Cara yang paling awal dilakukan adalah melakukan riset range pasaran gaji untuk kualifikasi karyawan.
Beberapa analisis yang dapat diambil misalnya upah minimum uatu daerah, gaji rata-rata berdasarkan penelitian di internet, serta rincian kebutuhan umum seorang karyawan.
Bagi karyawan yang belum menikah, carilah range sesuai dengan karakteristik. Semakin mirip range-nya, maka semakin mudah juga untuk menulis angka perkiraan pengajuan gaji yang akan diterima.
2. Tetap Tenang
Jangan bersikap gegabah. Sebuah nego gaji akan bisa bermakna apabila sifatnya polar. Dalam artian, salah satu kutub tidak condong dan tertarik dengan kutub lainnya.
Pastikan kondisi ekspresi wajah tidak terlalu senang dan sedih saat menerima berita bahwa interview akan dilaksanakan. Pasang ekspresi ramah yang wajar dan tidak menimbulkan kesimpulan dari staff HRD.
Bagaimanapun juga, staff HRD adalah orang yang sering berhadapan dengan para calon karyawan. Jadi mereka sudah paham betul mimik wajah mana yang mengesankan harapan besar dan mereka yang tenang.
Ekspresi tenang membuat seseorang tidak mudah “dibanting murah” saat proses penawaran berlangsung.
3. Sebut Nominal Gaji
Berdasarkan pendapat para staff HRD, calon karyawan yang menulis dengan jelas berapa kisaran gaji yang diinginkannya akan lebih dihargai.
Mengapa demikian? Karena hal ini berkaitan dengan harga profesionalisme yang tidak bisa dikatakan relatif.
Terlalu klise untuk menulis “sesuai kebijakan perusahaan” karena tentu setiap orang punya batas minimal dan maksimal untuk kalimat tersebut.
Baca juga: Apa Itu Take Home Pay? Berikut Arti dan Cara Menghitungnya
4. Jumlah Angka Ganjil dan Teorinya
Sebuah penelitian dalam Journal of Experimental Social Psychologi menjelaskan bahwa sebuah angka khusus akan berpengaruh pada semakin tingginya nilai loyalitas.
Mengapa demikian? Karena dengan mendapatkan persetujuan gaji sesuai angka tersebut maka seseorang sudah terpenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Setelah kedua hal tersebut terpenuhi, maka sikap loyal dan kinerja akan meningkat karena tidak ada lagi kebutuhan yang dipikirkan.
5. Terapkan Sudut Pandang yang Saling Membutuhkan
Meskipun pembeli dan penjual juga melakukan penawaran, tetapi hal ini jauh berbeda dengan nego gaji. Karena pada fase ini, calon karyawan dan staff HRD harus dipandang sebagai 2 pihak yang akan bekerja sama.
Bukan salah satu lebih membutuhkan yang lain. Jika hal ini terjadi maka proses penawaran tidak akan menjadi sehat dan hasilnya pun dapat mengecewakan.
Baca juga: Skill Wajib untuk Menjadi Data Entry
6. Menjelaskan Rencana Kontribusi
Apa yang akan diperoleh perusahaan jika memberi gaji sesuai range yang ditetapkan calon karyawan? Tentu harus ada hal besar yang diberikan. Jelaskan rencana kontribusi tersebut saat nego gaji.
Dengan demikian, perusahaan bisa memetakan apakah calon tersebut benar-benar layak atau tidak. Jika kontribusinya tinggi tentu akan membuat pihak perusahaan yakin dan menyetujui rentangan gaji tersebut secara profesional.
Win-win solution adalah tujuan akhir dari tahap nego gaji ini. Kedua belah pihak harus saling diuntungkan. Sehingga tujuan dari masing-masing pihak antara perusahaan dengan karyawannya akan tercapai.
7. Hindari Jual Mahal
Banyak para fresh graduate atau orang berpengalaman yang bersikeras ingin nominal gaji tertentu karena pernah mencari informasi tentang kualifikasi serta range yang seharusnya diterima.
Hal ini bisa dikatakan salah, karena meskipun tahu tentang range yang berkaitan dengan skill, tetapi banyak faktor lain yang bisa menurunkan range tersebut seperti tingginya kompetitor, usia perusahaan, usia pelamar, dan sebagainya.
Baca juga: Awas! 7 Tanda Underpaid atau Gaji Rendah
Cara Negosiasi Gaji bagi Fresh Graduate
Berikut adalah beberapa cara untuk menegosiasikan gaji sebagai fresh graduate.
1. Lakukan Riset Gaji
Sama seperti tips untuk kandidat umum di atas, kandidat fresh graduate juga perlu untuk melakukan riset gaji. Bedanya, sesuaikan riset gaji bagi yang belum memiliki pengalaman.
Gaji fresh graduate dan kandidat yang sudah berpengalaman tentu berbeda. Dengan melakukan riset ini, Anda akan memiliki gambaran tentang kisaran gaji yang wajar untuk fresh graduate di posisi yang sama.
2. Ajukan Pertanyaan
Pada tahap wawancara, tanyakan tentang kisaran gaji yang mereka berikan untuk posisi tersebut.
Jika mereka menjawab dengan angka yang terlalu rendah, jangan ragu untuk menyatakan kekhawatiran Anda dan menyebutkan riset gaji yang telah Anda lakukan.
Pastikan Anda tidak mengajukan pertanyaan tentang gaji di awal tahap wawancara, karena bisa terkesan Anda hanya tertarik dengan uang.
Contoh Jawaban:
“Terima kasih atas kesempatan yang Bapak/Ibu berikan hingga saya ada di tahap ini. Melihat kompetensi dan pengalaman yang saya miliki, saya ingin mengajukan kompensasi di (angka yang kamu harapkan). Saya optimistis dengan posisi ini dan yakin bisa memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan ini. Semoga Bapak/Ibu berkenan untuk mempertimbangkannya.”
3. Sampaikan Harapan Gaji dengan Tegas
Jika Anda telah mempelajari kisaran gaji dan merasa bahwa Anda pantas mendapatkan gaji yang lebih tinggi, sampaikan harapan Anda dengan tegas.
Namun, pastikan Anda memberikan alasan yang masuk akal dan bukan sekadar permintaan tanpa dasar.
contoh Jawaban:
“Terima kasih atas penawaran yang telah Bapak/Ibu berikan. Setelah mempertimbangkan penawaran tersebut, saya merasa bahwa kompensasi yang ditawarkan belum sepenuhnya sesuai dengan harapan saya. Meskipun saya baru lulus, saya memiliki beberapa pengalaman magang dan keterampilan yang relevan untuk posisi ini. Oleh karena itu, saya ingin mengajukan penyesuaian gaji di kisaran Rp4.500.000 – Rp6.000.000. Saya berharap Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan permintaan ini.”
4. Pertimbangkan Faktor Lain
Saat menegosiasikan gaji, penting untuk mempertimbangkan faktor lain seperti jaminan kesehatan, cuti, bonus, atau program pelatihan dan pengembangan.
Mungkin ada kemungkinan untuk memperoleh manfaat tambahan seperti itu meskipun gaji tidak bisa dinaikkan.
Baca Juga: Besaran Gaji Fresh Graduate
Dari sisi perusahaan, HRD harus memastikan bahwa gaji yang ditawarkan ke kandidat masih sesuai dari anggaran perusahaan.
Saat kandidat tersebut sudah masuk ke dalam perusahaan, pihak HR juga harus melakukan perhitungan gaji dengan baik.
Proses payroll dengan segala perhitungannya harus akurat dan dibayarkan tepat waktu. Tentu ini perlu ketelitian yang lebih. Namun, HR saat ini dapat dimudahkan dengan penggunaan software payroll.
Software payroll, seperti yang dimiliki oleh LinovHR dapat mempermudah pengelolaan payroll agar lebih efektif dan efisien.
Komponen-komponen payroll seperti gaji pokok, bonus, potongan BPJS dan lain sebagainya, dapat dihitung secara otomatis menggunakan software termutakhir.
Setelah proses perhitungan payroll selesai, karyawan juga mendapat slip gaji elektroniknya masing-masing melalui aplikasi ESS di gawai mereka.
Mudah bukan?
Segera jadwalkan demonya untuk mengetahui lebih lanjut.