Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset
Isi Artikel

Dalam dunia bisnis, omzet sering dianggap sebagai barometer dari kinerja suatu perusahaan. Namun, omset bukan hanya sekadar angka penjualan, tetapi juga dapat dijadikan dasar dalam penghitungan gaji karyawan. 

Cara menghitung gaji karyawan menjadi kemampuan penting untuk menentukan strategi penggajian yang tepat.

Hal ini agar perusahaan  dapat meningkatkan motivasi karyawan dan berkontribusi lebih optimal dalam meningkatkan penjualan. 

Selain itu, sistem penggajian berdasarkan omset ini juga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kontribusi individu atau tim terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Untuk mengetahui dengan tepat, caranya mari simak artikel LinovHR berikut ini!

Berapa Persen Ideal Gaji Karyawan dari Omset?

Omzet perusahaan mencerminkan penerimaan keseluruhan dari penjualan produk atau layanan.

Namun, mengalokasikan seberapa besar omset yang harus dikeluarkan untuk gaji karyawan adalah sebuah keputusan strategis yang memerlukan pertimbangan matang.

Sebagian besar pakar bisnis sepakat bahwa idealnya, gaji karyawan tidak harus melebihi 15% hingga 20% dari total omset.

Apabila kita berbicara mengenai biaya tenaga kerja secara keseluruhan, besaran idealnya adalah sekitar 30% dari omset.

Ini mencakup semua komponen biaya yang berhubungan dengan karyawan, seperti gaji, tunjangan, serta bonus

Cara Menentukan Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

Dalam menentukan gaji karyawan, beberapa faktor harus dipertimbangkan agar proses penggajian tetap adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berikut ringkasan dari poin-poin yang telah Anda sebutkan:

1. Tentukan Standar Gaji yang Sesuai

Kaji standar gaji di industri dan daerah tempat usaha beroperasi. Gunakan sumber informasi seperti laporan gaji nasional, asosiasi industri, atau data kompensasi dari perusahaan sejenis.

2. Evaluasi Kinerja Karyawan

Lakukan evaluasi rutin untuk menilai kontribusi dan kinerja karyawan. Hasil evaluasi dapat menjadi dasar dalam penentuan kenaikan gaji atau pemberian insentif.

3. Pertimbangkan Faktor Tambahan

Selain gaji pokok, pertimbangkan pemberian bonus, tunjangan, atau fasilitas lainnya. Faktor tambahan ini dapat menjadi motivasi bagi karyawan.

4. Fleksibilitas dalam Penggajian

Mengingat keterbatasan anggaran, pertimbangkan opsi fleksibel seperti pekerja paruh waktu` atau pengaturan waktu kerja yang lebih variatif.

5. Patuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan

Pastikan penggajian sesuai dengan standar upah minimum yang berlaku. Ikuti ketentuan mengenai penggajian, termasuk perpajakan dan asuransi karyawan.

Untuk UMKM, berdasarkan PP Pengupahan No. 36 Tahun 2021, gaji karyawan dapat lebih kecil dari UMP dengan catatan:

  • Minimal 50% dari rata-rata tingkat konsumsi masyarakat di tingkat provinsi.
  • Minimal 25% di atas garis kemiskinan tingkat provinsi.

Selain dari ketentuan di atas, sangat penting bagi pemilik usaha untuk selalu berkomunikasi dengan karyawannya. 

Kesepakatan mengenai gaji harus dilakukan dengan transparan dan adil, mengingat bahwa karyawan juga memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. 

Dengan demikian, hubungan antara pemilik usaha dan karyawan bisa terjalin dengan baik, dan ini akan berdampak positif pada kinerja dan produktivitas perusahaan.

Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Waktu

Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

Cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset menjadi salah satu metode yang diterapkan oleh beberapa perusahaan guna memastikan bahwa pengeluaran untuk gaji karyawan sebanding dengan pemasukan yang diterima.

Sebelum memulai, Anda harus memastikan untuk selalu mematuhi aturan-aturan yang berlaku, seperti yang diamanatkan dalam PP No.36 Tahun 2021 dan ketentuan pemotongan pajak penghasilan karyawan.

Dalam praktiknya, Anda pertama-tama harus menentukan persentase dari omset yang akan dialokasikan untuk gaji karyawan.

Sebagai acuan, banyak bisnis menganggap batas ideal pengalokasian gaji karyawan adalah antara 15% hingga 20% dari total omset.

Namun, dalam keadaan tertentu atau jenis bisnis tertentu, bisa jadi Anda mengalokasikan kurang dari 30% dari total omset untuk gaji.

Misalnya, jika omset perusahaan dalam satu bulan adalah Rp100 juta dan Anda memutuskan untuk mengalokasikan 20% dari omset tersebut untuk gaji karyawan, maka total dana yang tersedia untuk gaji karyawan adalah Rp20 juta. 

Jumlah tersebut kemudian dapat Anda bagi berdasarkan struktur gaji yang Anda miliki, bisa berdasarkan senioritas, posisi, atau kontribusi karyawan terhadap perusahaan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pendekatan berdasarkan omset ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan perusahaan Anda.

Selalu lakukan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa alokasi gaji tersebut tetap adil dan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan.

Baca Juga: Cara Menghitung Persen dengan Mudah

Contoh Menghitung Gaji Karyawan untuk Usaha Kecil Sesuai Omset dan Undang-undang

Contoh Menghitung Gaji Karyawan untuk Usaha Kecil
Contoh Menghitung Gaji Karyawan untuk Usaha Kecil

Untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), besar gaji bagi karyawan dapat dihitung berdasarkan omset.

Namun, hal ini bervariasi tergantung pada seberapa besar pendapatan perusahaan Anda dan kebutuhan operasional Anda.

Menurut para ahli, pendapatan karyawan yang ideal biasanya berkisar antara 15% hingga 20% dari pendapatan perusahaan.

Selain menghitung persentase pengeluaran untuk tenaga kerja, ada juga rekomendasi biaya ideal untuk tenaga kerja, yang sebaiknya tidak kurang dari 30%.

Sebagai contoh, jika pendapatan bulanan bisnis Anda adalah sekitar Rp250.000.000, maka dengan mengikuti persentase 15%, biaya pengeluaran untuk tenaga kerja yang seharusnya dikeluarkan adalah sekitar Rp37.500.000 per bulan

Dari biaya pengeluaran sebesar Rp37.500.000 ini, Anda dapat mengalokasikannya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang tersedia.

Namun, batas bawah perhitungan gaji karyawan untuk UMKM juga diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan.

Untuk perusahaan skala menengah dan besar, gaji minimal harus mengikuti aturan Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Perhitungan UMP atau UMK ini telah ditetapkan oleh Gubernur Provinsi di masing-masing daerah, dan didasarkan pada rata-rata pertumbuhan ekonomi dan konsumsi per kapita di setiap provinsi atau kabupaten.

Sementara itu, bagi perusahaan UMKM, Pemerintah memberikan keringanan dengan menetapkan batas bawah gaji yang lebih rendah. 

Hal ini dipertimbangkan karena UMKM memiliki pendapatan yang lebih kecil, berkisar antara Rp76 juta hingga Rp1 miliar per tahun.

Untuk UMKM, batas minimal gaji yang dapat dibayarkan diatur paling tidak 50% dari rata-rata konsumsi masyarakat setingkat provinsi.

Misalnya, seseorang mengembangkan UMKM di daerah Jawa Barat. Menurut Badan Pusat Statistika, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan di Jawa Barat pada 2022 mencapai Rp1.437.394,12.

Maka dari itu, upah minimal yang harus dibayarkan adalah Rp718.697 setiap bulannya, yaitu 50 persen dari Rp1.437.394,12.

Mudahkan Hitung Gaji Karyawan dengan Payroll LinovHR

payroll

Pengelolaan gaji karyawan menjadi salah pekerjaan rumit bagi banyak pelaku bisnis. Dengan segala komponen dan persentase yang perlu dihitung. Belum lagi harus mencocokannya dengan kehadiran karyawan.

Namun, saat ini pengelolaan gaji karyawan sudah bisa dilakukan lebih sederhana dengan menggunakan software payroll yang dapat mengotomatisasi dan mendigitalisasi segala prosesnya.

Anda dapat mendapatkan kemudahan ini dalam Software Payroll LinovHR, yang dapat membantu perhitungan gaji, potongan, dan tunjangan karyawan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan efisien. 

Didukung fitur-fitur mumpuni untuk mengelola gaji seperti Payroll Component untuk mengatur komponen penggajian, Payroll Group untuk mengelompokkan penggajian, lalu terdapat juga fitur Salary Slip yang dapat membuat slip gaji otomatis.

Dengan demikian, kesalahan perhitungan dapat diminimalkan, produktivitas HRD meningkat, dan karyawan pun dapat menerima hak-haknya tepat waktu. 

Jadi, berinvestasi dalam sistem payroll seperti LinovHR bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang memberikan yang terbaik bagi karyawan Anda.

Daftarkan diri Anda sekarang untuk mendapatkan demo gratis sekarang! 

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Artikel Terbaru