Tips HR: Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk Karyawan

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

kebiasaan buruk
Isi Artikel

Karyawan adalah aset berharga perusahaan. Semakin baik kinerja karyawan, maka kian tinggi pula tingkat produktivitas perusahaan. Sayangnya, masih saja ditemukan beberapa karyawan yang punya kebiasaan buruk pada jam kerja. Akibatnya alur kerja organisasi akan terhambat.

Lantas, jika hal masalah ini terjadi juga di perusahaan Anda, bagaimana cara menghadapinya? Berikut kiat-kiat ala HRD untuk mengatasi kebiasaan buruk pada karyawan.

 

1. Identifikasi Masalah

Setiap hal buruk yang terjadi pasti ada masalah di belakangnya. Jika Anda menjabat sebagai HRD, penting untuk mengenali dahulu akar dari permasalahan yang dialami oleh karyawan yang bermasalah.

Sayangnya, tidak mudah untuk melakukan hal ini. Hal tersebut karena pekerja yang berkinerja buruk terkadang enggan untuk menyampaikan masalahnya. Sebagai HRD, Anda perlu melakukan pendekatan-pendekatan secara perlahan dan sistematis agar karyawan bersangkutan mau membuka diri.

Ketika memulai pembicaraan dengan karyawan yang berkebiasaan buruk, ada baiknya tidak langsung menyampaikan poin permasalahan utama. Cobalah untuk membahas hal-hal ringan terdahulu seperti “bagaimana kabar hari ini?” dan sebagainya.

Setelah itu, Anda dapat mulai menyampaikan apa saja target-target capaian perusahaan untuk masa waktu tersebut. Lalu, mulailah masuk ke pertanyaan, “Akhir-akhir ini, kami melihat Anda sedang mengalami penurunan produktivitas,”. 

Jika pada kesempatan ini karyawan terkait sudah terbuka, maka sebagai HRD Anda dapat langsung bertanya akar masalahnya. Akan tetapi, apabila karyawan bersangkutan masih menutup diri, Anda dapat melakukan pendekatan-pendekatan lainnya yang lebih intens.

 

performance review

2. Cari Solusi Terbaik 

Setelah permasalahan atas kebiasaan buruk karyawan teridentifikasi, maka Anda dapat mulai memikirkan apa saja yang dapat menjadi solusi terbaik. Misalnya, jika para karyawan Anda memiliki kebiasaan buruk berupa sering bermain ponsel pada jam kerja, maka perusahaan dapat memberlakukan aturan tertentu.

 

Baca Juga: Inilah Cara Membangun Sikap Positif Thinking! 

 

3. Beri Kesempatan Pada Karyawan untuk Menyampaikan Umpan Balik

Agar permasalahan dapat teratasi dengan lebih maksimal, perusahaan dapat meminta umpan balik pada karyawan yang bersangkutan. Dengan demikian, karyawan yang memiliki kebiasaan buruk dapat menyampaikan solusi terbaik pula untuk perusahaan.

Nantinya, seluruh umpan balik akan ditampung oleh HRD. Jika Anda berlaku sebagai HRD, dapat mulai memilah mana saja masukan karyawan yang dapat memberikan penyelesaian masalah.

 

4. Sampaikan Saran Penyelesaian Terbaik Kepada Karyawan

Jika Anda sudah menganalisis segala masukan dari pekerja berkebiasaan buruk, langkah selanjutnya adalah menyelesaikan masalah. Untuk melakukannya, Anda dapat memanggil karyawan terkait untuk berbicara langsung. 

Pada kesempatan ini, sampaikanlah bahwa setelah mempertimbangkan berbagai masukan, perusahaan telah menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Perlu diingat, sebagai HRD ada baiknya Anda untuk tidak menyerang kepribadian negatif pekerja bersangkutan. Sampaikanlah secara spesifik soal masalah kerja yang terjadi. Dengan begitu, potensi karyawan untuk merasa tersinggung dapat diminimalisir.

 

Baca Juga: Tata Cara Mengendalikan Emosi di Lingkungan Kerja 

 

5. Beri Penghargaan Jika Karyawan Berhasil Mengatasi Kebiasaan Buruk

Bila solusi terbaik sudah ditemukan, maka saatnya memberlakukan kebijakan tersebut pada karyawan terkait. Jika karyawan bersangkutan mampu mengatasi masalah kebiasaan buruknya dan berhasil meningkatkan produktivitas, maka perusahaan dapat memberikan suatu penghargaan.

Melalui penghargaan tersebut, diharapkan karyawan dapat menjaga tempo kerjanya dan terus produktif untuk perusahaan. Penghargaan ini dapat berupa pujian, bingkisan, atau uang makan lebih.

Perlu diketahui, sebuah penghargaan dari  perusahaan pasti akan berkesan untuk karyawan. Melalui hal ini, hubungan kedekatan perusahaan dena para pekerjanya pun akan semakin terjalin. Alhasil, tingkat loyalitas karyawan bakal meningkat.

 

6. Jatuhkan Sanksi Tegas Bila Karyawan Tidak Berubah

Apabila karyawan tetap berkebiasaan buruk dalam bekerja dan tidak memiliki usaha untuk berubah. Maka, perusahaan dapat menjatuhkan sebuah sanksi. Terlebih, jika perusahaan sudah memberikan solusi dan tidak dilaksanakan maksimal oleh karyawan bersangkutan.

Sanksi tersebut dapat berbentuk ringan sampai berat. Untuk sanksi ringan, perusahaan Anda dapat memberikan surat peringatan 1 (SP1). Namun, jika kebiasaan buruk tersebut tak kunjung diatasi oleh karyawan, perusahaan berhak melayangkan sanksi berupa pemecatan.

Melalui sanksi demikian, diharapkan dapat mendatangkan efek jera pada karyawan yang bermasalah. Selain itu, hal ini juga dapat bertujuan untuk mencegah terjadinya hal serupa terjadi di kemudian hari.

 

7. Bangun Budaya Kerja Positif di Perusahaan

Agar lingkungan kerja di kantor dapat terus produktif, perusahaan dapat membangun budaya positif. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan apresiasi dan evaluasi kinerja karyawan. Berikut beberapa cara lainnya untuk membangun lingkungan kerja yang positif:

  • Membuat jam kerja fleksibel namun sesuai target
  • Mengadakan program pelatihan
  • Mendisiplinkan karyawan dengan perilaku yang dinilai merugikan (toxic)
  • Melaksanakan review kinerja secara berkala

 

Demikian uraian penjelasan untuk mengatasi masalah karyawan dengan kebiasaan buruk di lingkungan kerja. Diharapkan kiat-kiat di atas dapat berfungsi secara maksimal ketika diterapkan di perusahaan Anda. Sekian dan selamat mencoba!

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Artikel Terbaru