Jika Anda sedang melamar pekerjaan, tentunya Anda pernah mendengar atau membaca bahwa terdapat lowongan yang mengharuskan Anda untuk melampirkan portfolio.
Dokumen ini dibutuhkan untuk membantu HRD menilai apakah Anda adalah orang yang dicari oleh perusahaan atau tidak.
Dibutuhkan pemahaman yang mumpuni soal cara membuat portofolio supaya HRD dapat terkesan dan memilih Anda dari banyak kandidat yang ada. Â
Apa Itu Portfolio?Â
Portofolio merupakan laporan lengkap dari segala aktivitas yang dikerjakan seseorang.
Bentuk portofolio yang digunakan untuk mencari kerja atau mendapatkan klien bisa beragam jenisnya, mulai dari foto, video, piagam penghargaan, pengalaman profesional, hingga catatan prestasi.Â
Portofolio bisa dikatakan bukti konkret atas pencapaian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman dalam dunia kerja. Semakin berpengalaman Anda, maka dapat dipastikan bahwa portofolio yang Anda miliki semakin baik.Â
Perbedaan CV dan Portofolio
Antara CV dan portofolio sering dianggap dua hal yang sama. Bahkan masih banyak jobseeker yang bingung membedakan keduanya. Nah, berikut ini beberapa perbedaan CV dan portofolio yang perlu Anda ketahui.
1. Isi
Perbedaan CV dan portofolio pertama terletak dari isi konten yang disajikan. Pada CV, informasi yang disajikan adalah detail mengenai data diri.
Sedangkan data dalam portofolio adalah bukti hasil karya dan kinerja yang pernah dilakukan.
2. Fungsi
Sebenarnya, jika kita lihat dari fungsi, perbedaan CV dan portofolio akan terlihat jelas. CV berfungsi untuk melamar pekerjaan dan sebagai penarik minat para rekruter.
Sementara portofolio berfungsi sebagai bukti dari karya-karya yang Anda miliki.
3. Sifatnya
Selanjutnya perbedaan antara CV dan portofolio juga bisa kita lihat dari sifatnya. CV lebih bersifat umum karena dapat digunakan untuk seluruh jenis pekerjaan.
Sementara untuk portofolio biasanya digunakan untuk beberapa pekerjaan tertentu.
4. Kelengkapan Data
Hal berikutnya yang membedakan CV dan portofolio adalah kelengkapan data di dalamnya. CV umumnya hanya berisikan satu sampai dua lembar saja yang menjelaskan secara ringkas data diri dan pengalaman kerja.
Namun, untuk portofolio bila isinya semakin panjang akan semakin baik karena ini menandakan Anda adalah seorang profesional.
5. Layout dan Desain
Terakhir, Anda juga bisa melihat perbedaan dari CV dan portofolio pada desain dan layout-nya.
Layout CV umumnya seukuran dengan kertas A4 dengan teks yang disusun rapi dari atas ke bawah. Desain CV pun tidak terlalu berlebihan, agar tidak mengalihkan perhatian HR.
Sedangkan untuk desain dan layout portofolio lebih beragam, bisa berbentuk website blog, video, dan bentuk lainnya sesuai dengan karya yang ingin ditampilkan.
Fungsi Portofolio
Dari pengertian portofolio sebenarnya kita sudah bisa tahu bahwa fungsi portofolio adalah mendokumentasikan hasil pekerjaan.
Selain itu, berikut beberapa fungsi lainnya:
- Acuan prestasi atau pekerjaan yang telah atau pernah dilakukan
- Sumber informasi pengalaman kerja dengan hasil karya dan prestasi yang pernah dicapai
- Media untuk mendemonstrasikan kemampuan yang dimiliki
- Alat penilaian berbasis kinerja
Manfaat Portofolio
Membuat dan memiliki portofolio tentu saja memiliki banyak manfaat dalam karier Anda. Berikut ini beberapa manfaat tersebut.
1. Kredibilitas Meningkat
Manfaat portofolio yang pertama adalah mampu meningkatkan kredibilitas Anda. Hal ini karena di dalamnya terdapat berbagai bukti konkret mengenai hasil kinerja dan keahlian Anda.
2. Meningkatkan Profesionalisme
Portofolio yang dibuat secara profesional dapat meningkatkan citra dan reputasi seseorang dalam dunia kerja. Hal ini dapat membuat seseorang terlihat lebih serius dan kompeten dalam bekerja.
3. Meningkatkan Kesempatan Mendapatkan Pekerjaan
Seorang kandidat yang memiliki portofolio yang baik dan relevan dapat meningkatkan kesempatan untuk diterima bekerja.
Portofolio dapat memberikan gambaran tentang kemampuan, kreativitas, dan potensi seseorang dalam pekerjaan yang akan dijalankan.
Jenis Pekerjaan yang Membutuhkan Portfolio
Walau sering disebut dalam lowongan pekerjaan, sebenarnya tidak semua pekerjaan membutuhkan dokumen yang satu ini. Sebuah portofolio umumnya dibutuhkan dalam dunia industri kreatif dan IT.Â
Namun, tak menutup kemungkinan jika pada perkembangannya semakin banyak pekerjaan yang membutuhkan portofolio mengingat tren dunia kerja yang semakin dinamis.
Ada beberapa jenis pekerjaan tertentu di mana portofolio lebih penting daripada yang lain, yaitu:
- Modeling
- Writing
- Advertising Creative
- Photographer
- Graphic Designer
- Website Designer
- Make-Up Artist
- Artist
- Interior Designer
- Videographer
- Cake Decorator
- Video Game Designer
- Computer Programmer
Tips Membuat Portofolio
Ketika hendak membuat portofolio, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Tujuannya adalah agar portofolio yang Anda buat bisa dilirik oleh HR. Berikut ini beberapa tips membuat portofolio yang tepat.
1. Perhatikan Apa Saja yang Perlu Disajikan
Tips membuat portofolio pertama adalah memerhatikan apa yang perlu disajikan.Â
Pastikan apa yang Anda masukkan ke dalamnya adalah hasil kerja terbaik yang Anda miliki. Hindari menyertakan informasi palsu dan tidak relevan hanya untuk menaikkan diri Anda.
Masukkanlah informasi dan hasil karya yang paling Anda banggakan. Lampirkan juga beberapa foto dan beri judul yang menarik dalam portofolio Anda.
2. Hindari Terjebak dengan Format Standar
Cobalah untuk kembangkan portofolio Anda dengan membuatnya semenarik mungkin sehingga tidak terkesan standar.
Anda bisa memanfaatkan berbagai elemen desain atau juga memodifikasi dari template yang sudah ada.
3. Buat Tetap Sederhana
Walau Anda memiliki segudang prestasi dan pengalaman kerja, Anda tidak perlu mencantumkan seluruhnya di portofolio.
Hal ini hanya akan membuat HRD atau client merasa bosan melihat portofolio Anda yang terlalu penuh. Selalu ingat, cukup cantumkan hal-hal yang relevan dengan pekerjaan yang ingin Anda lamar.
Cobalah untuk tampilkan karya Anda di dalam format yang sederhana pada satu halaman serta berikan konteks kepada pembaca mengenai karya tersebut.
4. Perhatikan Penggunaan Font
Memilih font yang tepat di dalam pembuatan portofolio adalah hal yang penting. Pastikan font yang Anda pilih mudah terbaca dan jelas. Ada baiknya Anda menggunakan dua font berbeda untuk digunakan di judul juga isi.
Penggunaan dua font ini sebagai pembeda yang membuat pembaca mengenali isi dari portofolio Anda.
Beberapa rekomendasi font yang akan sangat bagus Anda gunakan dalam portofolio antara lain Helvetica, Arial, Bogart, atau Argesta.
5. Buatlah Mockup
Agar HR atau klien lebih terbayang dengan tampilan karya Anda, cobalah sajikan dalam bentuk mockup. Misalnya, Anda bisa menyajikan mockup infografik, atau mockup pada layar handphone.
6. Mudah Diakses
Saat Anda membuat portofolio secara online, pastikan pembaca mudah mengakses dan menavigasikan portofolio online Anda.
Salah satu caranya, cobalah gunakan beberapa kategori untuk memisahkan jenis karya-karya yang ingin Anda tonjolkan.
Baca Juga: Jenis, Perkembangan, dan Karakteristik Industri Kreatif di Indonesia
Cara Membuat Portofolio yang Bagus
Memiliki portofolio sangat penting untuk menggambarkan kreativitas dan pencapaian diri. Cara membuat portofolio tentu berbeda-beda tergantung bidang atau profesi yang dikuasai.
Untuk membantu Anda dalam mempersiapkannya, simak panduan sederhana mengenai cara membuat portofolio lamaran kerja!
Buat Daftar Isi
Di dalam pembuatan portofolio, buatlah daftar isi terlebih dulu. Tujuan pembuatan daftar isi ini adalah untuk memudahkan pembaca.
Selain itu, adanya daftar ini juga memberikan informasi tentang apa saja yang ada di portofolio Anda.Â
Cantumkan Perkenalan Diri
Walau data dan informasi diri sudah Anda jelaskan dalam surat lamaran kerja dan CV, Anda tetap wajib menjelaskan siapa diri Anda dalam sebuah portofolio.
Tidak perlu terlalu detail, cukup satu paragraf perkenalan diri yang profesional dan foto diri Anda. Sehingga HRD dan user dapat membayangkan orang seperti apa yang akan bekerja dengan mereka nantinya.Â
Cantumkan Skill yang Relevan dengan Karya
Dalam portofolio, cantumkan juga skill yang relevan dengan karya yang akan ditampilkan. Hal ini penting untuk menunjukkan kredibilitas serta membuat HR tertarik dengan Anda.
3. Buat Portofolio dengan Terstruktur
Agar terlihat rapi dan mudah dipahami. Buatlah portofolio secara terstruktur, seperti berikut ini:
- Cover
- Daftar isi
- Ringkasan data diri
- Isi portofolio
- Informasi kontak
Kurasi dengan Teliti
Tidak semua hasil pekerjaan Anda harus dimasukkan dalam portofolio. Kurasi pekerjaan Anda yang paling menonjol, mendapat pujian dari banyak pihak, atau membuat Anda percaya diri atas pekerjaan yang sedang Anda jalani.Â
Oleh karena itu Anda perlu mengkurasi hasil pekerjaan Anda selama ini dengan teliti dan seksama.Â
Masukkan Data Pendukung Jika Ada
Beberapa pekerjaan melibatkan data yang menjadi parameter valid, contohnya jumlah viewers atau traffic website.
Jika Anda memiliki akses data dan diperkenankan untuk menampilkan data ini, maka sertakanlah juga dalam portofolio Anda. Adanya data-data ini dapat menjadi “penguat” hasil kerja Anda.Â
Pastikan Semua Link External dapat Diakses
Beberapa orang mencantumkan link external dalam portofolio untuk menunjukkan hasil kerja Anda di platform lain.
Pastikanlah bahwa semua link yang Anda letakkan dalam portofolio dapat diakses oleh publik! Sebab ada beberapa kasus di mana sebuah portofolio sangat menarik tetapi link yang ada tidak bisa diakses. Sayang sekali, bukan?Â
Posisikan Sebagai Client
Setiap perusahaan atau client mempunyai market niche yang berbeda. Jika Anda ingin dilirik sesegera mungkin, Anda harus mampu memposisikan diri sebagai client agar mampu memahami dan mengidentifikasi niche yang mereka butuhkan.Â
Dengan mengidentifikasi niche dari perusahaan atau client impian, Anda dapat menyesuaikan portofolio dengan kebutuhan mereka secara lebih spesifik. Anda pun tampak lebih unggul dibandingkan kandidat yang lain.Â
Gunakan Atribut Tambahan
Atribut tambahan yang dimaksud dapat berupa foto, icon, atau grafis sederhana yang membuat portofolio Anda tampak menarik.
Akan tetapi, pastikan atribut tambahan ini tidak berlebihan dan masih relevan dengan pekerjaan yang sedang Anda incar.Â
Pilih Tema Menarik
Memilih tema yang menarik dapat membuat portofolio Anda semakin ciamik dan enak untuk dipandang.
Anda tidak perlu khawatir jika tidak bisa menggunakan software design, sebab ada banyak situs online yang menyediakan tema portofolio gratis.
Anda bisa mengoperasikannya sesuka hati dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di website tersebut.Â
Pertimbangkan untuk Menggunakan Media Fisik dan Online
Ada orang yang memilih untuk membuat portofolio online, tetapi ada juga yang memilih membuat dalam bentuk fisik atau offline. Yang mana Anda pilih? Semua itu tergantung pekerjaan yang Anda lamar.
Jika Anda melamar posisi web developer, maka membuat portofolio online bisa dipilih daripada membuat portofolio fisik.Â
Berbeda jika Anda melamar posisi graphic design, melampirkan portofolio fisik dalam bentuk booklet pun tidak ada salahnya juga disamping porto utama yang dilampirkan via email.Â
Jangan Lupakan Penutup
Anda sudah memperkenalkan diri di awal, tentu Anda juga harus menutupnya dengan cara yang baik. Kata-kata penutup biasanya berisi tentang ajakan bekerja sama.
Tutup portofolio dengan salam penutup yang singkat dan cantumkan email dan kontak pribadi Anda.
Â
Terus Perbarui Portofolio
Apakah Anda cukup sekali membuat portofolio? Tentu tidak! Anda perlu memperbaharuinya secara berkala demi perkembangan karir yang lebih baik.Â
Umumnya orang akan memperbaharui portofolio setiap setahun sekali. Jadi ketika Anda menemukan lowongan pekerjaan yang lebih menjanjikan, Anda dapat langsung mengirimkan lamaran dan portofolio saat itu juga.Â
Cara Membuat Portofolio untuk Fresh Graduate
Sering kali, fresh graduate mengalami kebingungan dalam menyusun portofolio mereka. Ini sering terjadi karena mereka tidak tahu apa yang harus dimasukkan mengingat pengalaman yang masih minim bahkan belum ada.
Sebenarnya cara membuat portofolio fresh graduate tidaklah jauh berbeda dengan portofolio pada umumnya.
Anda harus membuat daftar isi, data diri, dan mencantumkan skill yang relevan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa caranya.
1. Pahami Bidang Karier
Pertama, sebelum membuat portofolio, pastikan Anda sudah paham bidang karier yang akan dijalani.
Misalnya, Anda tertarik dalam bidang media sosial, maka pastikan Anda sudah memahami apa saja hal-hal yang dilakukan oleh seorang social media officer.
Mulai dari membuat content plan, membuat copywriting, sampai membuat report performa media sosial.
Dari sini, Anda bisa memahami apa saja yang akan dimasukkan dalam portofolio.
2. Coba Kumpulkan Tugas atau Projek Selama Kuliah
Bila Anda belum memiliki pengalaman profesional, Anda bisa menyertakan tugas atau projek yang pernah Anda kerjakan saat kuliah.
Tidak hanya tugas individu, Anda juga bisa memasukkan tugas kelompok.
3. Masukkan Prestasi Selama Kuliah
Coba ingat-ingat lagi apakah selama kuliah Anda pernah mendapatkan suatu prestasi atau suatu pencapaian.
Misalnya, Anda pernah menjadi panitia humas. Anda dapat memasukkan hasil dari publikasi yang pernah Anda lakukan saat menjadi panitia tersebut.
4. Tambahkan Sertifikat
Jika kamu pernah mengikuti pelatihan atau bootcamp dan mendapatkan sertifikat. Anda bisa memasukkan ke dalam portofolio sebagai nilai tambah.
Namun, pastikan memang sertifikat tersebut relevan dengan pekerjaan yang ingin Anda lamar.
5. Buatlah Secara Online
Terakhir, buatlah portofolio secara online. Membuatnya secara online akan memudahkan Anda untuk membagikannya. Sehingga akan memperbesar peluang Anda untuk segera mendapatkan pekerjaan.
Contoh Portofolio
Sebagai referensi untuk Anda, berikut ini beberapa contoh portofolio dari berbagai profesi.
1. Contoh Portofolio UI/UX
Dalam portofolio UI/UX Designer, coba sisipkan beberapa karya tampilan aplikasi atau software yang pernah Anda buat. Selain itu, tambahkan juga alasan membangun tampilan desain tersebut.
2. Contoh Portofolio SEO Specialist
Portofolio SEO specialist, Anda dapat menonjolkan implementasi SEO pada suatu website, tunjukkan juga seperti apa hasilnya.
3. Contoh Portofolio Digital Marketing
Bagi Anda yang ingin membuat portofolio digital marketing, Anda bisa menampilkan projek digital marketing yang dijalankan. Baik itu content planning, eksekusi, sampai dengan hasilnya.
4. Contoh Portofolio Desainer Grafis
Saat Anda membuat portofolio untuk desainer grafis, cobalah tampilkan beberapa desain yang sudah Anda buat di berbagai media desain.
5. Contoh Portofolio Programmer
Di dalam portofolio programmer Anda bisa memasukkan projek apa saja yang pernah Anda kerjakan. Anda juga bisa memasukkan dummy projek yang pernah dibuat.
6. Contoh Portofolio Fresh Graduate
Sebagai seorang fresh graduate, Anda dapat menampilkan hasil projek akhir atau juga tugas praktik kuliah sebagai portofolio.
Situs Membuat Portofolio Online Gratis
Saat ini, untuk membuat portofolio semakin mudah. Anda bisa menggunakan beberapa situs khusus untuk membuat portofolio secara online dan gratis. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Behance
Situs membuat portofolio online ini cocok untuk Anda seorang desainer.
Bahkan sudah banyak dari komunitas desainer yang menggunakan situs Behance, mulai dari desainer, seniman, UI/UX, sampai dengan fotografer juga menggunakan Behance untuk membuat portofolio.
Tidak hanya itu, Behance juga banyak diakses oleh HRD untuk mencari portofolio para desainer.
2. Dribble
Tidak jauh berbeda dari Behance, Dribble juga memungkinkan Anda untuk membuat portofolio online gratis.
Anda hanya perlu membuat akun setelah itu menyusun portofolio sesuai kebutuhan. Setelah selesai Anda bisa membagikannya.
3. Cargo
Cargo memungkinkan Anda untuk membuat website pribadi untuk mengunggah portofolio dengan serangkaian halaman dan URL pribadi.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan berbagai template yang disediakan untuk membuat situs portofolio Anda semakin menarik.
Demikianlah ulasan mengenai apa itu portofolio dan cara membuat portofolio lamaran kerja secara umum. Semoga dapat membantu Anda untuk mendapatkan posisi yang Anda idam-idamkan! Selamat berburu pekerjaan!