Beberapa kandidat sering melakukan kebohongan untuk bisa dinilai secara baik di depan HRD. Kebohongan yang sering dilakukan pelamar kerja antara lain adalah melebih-lebihkan skill, pengalaman kerja, serta pendidikan yang pernah ditempuh. Padahal, ada beberapa cara HRD mencari kebohongan pelamar kerja.Â
Kebohongan yang dilakukan saat interview kerja justru akan berakibat fatal dan akan menyulitkan para pelamar nantinya. Lalu apakah pihak HRD dapat mengetahui jika pelamar sedang berbohong atau tidak? Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan di bawah ini!Â
1. Mengecek Informasi Standar Pelamar
Saat mendatangi panggilan interview, pastinya Anda akan diminta untuk membawa CV dan berkas pendukung lainnya. Dari CV tersebut terdapat informasi pribadi seperti alamat, nomor telepon, hingga pengalaman kerja di perusahaan sebelumnya.
Cara HRD mencari kebohongan pelamar kerja yang pertama adalah mengecek informasi yang terlampir di dalam CV. HRD juga akan menghubungi perusahaan sebelumnya untuk menanyakan apakah benar Anda pernah bekerja di perusahaan tersebut serta menanyakan kinerja selama bekerja.
2. Melihat Rentang Waktu Pendidikan dan Pengalaman Kerja
Selanjutnya, HRD akan melihat rentang waktu pendidikan serta pengalaman kerja Anda. Kedua hal tersebut menjadi faktor penting untuk mendeteksi apakah pelamar melampirkan informasi yang jujur atau berbohong.
Sebagai contoh jika Anda menuliskan rentang waktu selama 1 tahun saat bekerja di perusahaan sebelumnya, tetapi tidak menjelaskan deskripsi pekerjaan atau target apa yang sudah Anda capai selama bekerja. Hal ini tentu saja akan memunculkan kecurigaan pihak HRD.
Selain itu, ketidaksinambungan rentang waktu antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Contohnya jika jarang waktu yang dicantumkan terlalu dekat atau bahkan terlalu jauh. Sehingga hal tersebut akan membingungkan HRD dan meragukan keaslian pengalaman kerja Anda.
Baca Juga: Apakah Ijazah Anda Boleh Ditahan Perusahaan?Â
3. Mengecek Media Sosial Anda
Melalui media sosial, recruiter bisa mengetahui karakteristik pelamar kerja dengan melihat postingan di media sosial. HRD bisa menilai apakah pelamar memposting hal-hal yang baik atau tidak penting, atau apakah pelamar seorang yang narsis.Â
Biasanya, media sosial yang umumnya akan dicek oleh HRD adalah Instagram, Twitter, dan juga Linkedin. Untuk akun media sosial LinkedIn, biasanya HRD akan mencocokan CV dengan informasi yang tertera pada profil Linkedin Anda. Jadi, pastikan tidak ada perbedaan antara informasi di CV dengan profil media sosial Anda.
4. Memperhatikan Perilaku Pelamar Secara Normal
Sebelum HRD memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar divisi yang Anda lamar, biasanya mereka akan mengajak Anda berbicara dengan santai terlebih dahulu seperti dengan menanyakan kabar, kondisi jalan saat menuju interview, hingga berita apa yang sedang Anda perhatikan.
Dari obrolan santai ini, HRD bisa menilai perilaku dan juga karakteristik Anda secara personal. Jadi, cobalah untuk menjawab sesuai dengan kondisi dan pengetahuan yang Anda miliki.
Selain itu, HRD juga bisa mendeteksi kebohongan dengan membaca gerak tubuh saat berbicara atau mempresentasikan diri Anda. Usahakan saat melakukan interview, bersikaplah dengan tenang dan percaya diri.
5. Melakukan Tes Kemampuan
Setelah menjelaskan deskripsi pekerjaan serta kemampuan yang Anda miliki, HRD akan memberikan tes kemampuan terkait dengan divisi yang dilamar sebagai cara menginterview pelamar kerja. Dalam tahap ini, HRD akan mengetahui apakah Anda benar-benar menguasai skill yang dimiliki.
Tes kemampuan ini adalah penilaian yang bersifat objektif karena hasilnya akan memperlihatkan tingkatan kemampuan yang Anda miliki. Jika nilai yang dihasilkan baik, berarti Anda benar-benar jujur saat interview. Namun jika hasilnya buruk, berarti skill tidak bisa dikuasai dengan maksimal dan mungkin saja Anda telah berbohong.
Baca Juga : Tata Cara Mengerjakan Tes Pauli
6. Mendengarkan Penjelasan
Saat menyusun CV atau mungkin sedang mempresentasikan diri, mungkin pihak recruiter akan menemukan kejanggalan dan meminta Anda untuk menjelaskan kembali poin yang mereka kurang paham atau poin yang ingin diketahui lebih dalam.
Jika hal ini terjadi pada saat sesi interview, jelaskanlah secara detail dan apa adanya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman Anda. Karena jika Anda melebih-lebihkan atau sampai melakukan kebohongan, sudah pasti HRD tidak akan meloloskan Anda.
Baca Juga: Contoh Surat Lamaran Kerja yang Menarik
7. Naluri
Cara hrd mencari kebohongan pelamar kerja yang terakhir adalah menggunakan naluri. Setelah HRD mendengarkan semua penjelasan yang telah Anda sampaikan, HRD akan menganalisis apakah semua pernyataan Anda cukup masuk akal atau tidak.Â
Naluri dan juga pengalaman yang digunakan tersebut akan mengetahui apakah terdapat kebohongan atau tidak serta menjadikan penentu apakah Anda cocok untuk diterima perusahaan. Harap diingat jika seorang HRD pasti sudah berpengalaman dalam menghadapi banyak kandidat. Jadi, jangan ragukan naluri mereka!
Saat melakukan interview, usahakan untuk berbicara secara jujur dan tidak melebih-lebihkan. Sedikit kebohongan walau akan berdampak besar kepada karir Anda. Sebab, cara HRD mencari kebohongan pelamar kerja benar-benar tidak dapat dikelabui. Selain itu, integritas dan profesionalisme Anda juga akan berkurang jika terlalu banyak berbohong! Â