Cancel Culture: Fenomena Boikot di Masyarakat Modern

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Cancel Culture Fenomena Boikot di Masyarakat Modern
Isi Artikel

Di era digital saat ini, masyarakat semakin cepat dalam menanggapi tindakan atau pernyataan yang dianggap tidak pantas, fenomena ini dikenal dengan cancel culture atau bisa disebut dengan budaya pembatalan.

Dalam konteks ini, cancel culture sering kali menimbulkan kontroversi mengenai batasan kebebasan dan dampaknya terhadap individu yang terkena dampak. 

Mengenal Istilah Cancel Culture

Cancel culture adalah praktik memboikot atau menolak individu, kelompok, atau merek karena dianggap melakukan kesalahan pelanggaran sosial. Fenomena ini sering terjadi di media sosial, di mana mereka yang di cancel menghadapi tekanan publik yang kuat. 

Praktik ini biasanya terjadi ketika seseorang membuat pernyataan atau melakukan tindakan yang dianggap tidak pantas atau mengundang kontroversial, mengakibatkan reaksi publik cepat tersebar luas, dengan banyak orang menyerukan pengucilan atau boikot terhadap individu. 

Penyebab Cancel Culture

Penyebab Cancel Culture
Penyebab Cancel Culture

Cancel culture dapat dikategorikan ke dalam beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. 

  • Ketidakpuasan Sosial. Banyak individu merasa ketidakadilan dan perilaku tidak etis dalam masyarakat, ketidakpuasan ini sering kali muncul sebagai respons terhadap diskriminasi, penindasan, atau tindakan tidak adil lainnya. 
  • Media Sosial. Platform media memainkan peranan penting dalam memfasilitasi cancel culture. Media sosial dapat memungkinkan penyebaran opini dengan cepat dan luas, menciptakan suasana di mana kritik dapat berkembang dengan pesat. 
  • Kesadaran Budaya. Dalam konteks ini, cancel culture sering muncul sebagai respons terhadap tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dipegang oleh masyarakat. Ketika seseorang berbuat kesalahan, reaksi cepat dari publik dapat menimbulkan kampanye boikot yang kuat. 
  • Pengaruh Influencer. Sering kali mereka memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik, sehingga tindakan mereka dapat memicu reaksi yang luas. 

Dampak Terkena Cancel Culture

Dampak Terkena Cancel Culture
Dampak Terkena Cancel Culture

Fenomena ini memberikan dampak yang bervariasi, di satu sisi dianggap sebagai bentuk akuntabilitas sosial, di mana masyarakat memiliki kemampuan untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang melakukan kesalahan. 

Namun, di sisi lain, cancel culture mendapatkan kritik karena bisa menyebabkan sikap intoleransi, di mana seseorang dapat di cancel tanpa melalui proses adil atau mempertimbangkan konteks yang lebih luas. 

Seseorang yang terkena dampak pembatalan budaya ini sering kali mengalami kehilangan pekerjaan, reputasi, atau peluang karier. Dalam beberapa kasus, dampaknya sangat merugikan, baik secara psikologis maupun finansial. 

Dampak Fenomena Cancel Culture di Dunia Kerja

Di dunia kerja, cancel culture dapat muncul sebagai bentuk respons terhadap pernyataan atau tindakan yang dianggap bertentangan dengan nilai dan etika perusahaan. Berikut ini beberapa contoh dampak fenomena di lingkungan kerja. 

Adanya Pemecatan atau Penonaktifan

Karyawan yang terlibat dalam kontroversi di media sosial dapat dipecat atau dinonaktifkan, perusahaan sering kali merasa perlu untuk bertindak cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada reputasi mereka. 

Proses pemecatan ini bisa terjadi tanpa melalui investigasi menyeluruh, sehingga dapat menimbulkan perdebatan tentang keadilan dan hak-hak karyawan.

Baca juga: 7 Penyebab Utama Karyawan Dipecat dengan Tidak Hormat

Reputasi Perusahaan

Perusahaan dapat mengalami dampak buruk akibat perilaku menyimpang karyawan, kesalahan yang dilakukannya dapat memicu reaksi dari konsumen, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya. 

Hal ini dapat merusak citra perusahaan, mengurangi kepercayaan pelanggan, dan berpotensi menurunkan penjualan. 

Lingkungan Kerja yang Tidak Baik

Adanya fenomena budaya cancelling, dapat menciptakan lingkungan kerja yang penuh ketakutan dan kecemasan.

Karyawan mungkin merasakan tertekan untuk berbicara atau mengekspresikan pendapat mereka, khawatir komentarnya bisa dianggap kontroversial.

Hal ini bisa menjadi penghambat inovasi dan diskusi terbuka di tempat kerja karena individu mungkin lebih memilih untuk diam daripada menghadapi risiko yang mungkin timbul. 

Tanggung Jawab Perusahaan

Cancel culture mendorong perusahaan untuk meninjau kebijakan internal terkait perilaku karyawan, banyak perusahaan mengembangakan panduan etika dan pelatihan agar karyawan memahami nilai dan konsekuensi tindakan mereka. 

Dengan begitu, ini bisa menjadi pendorong perusahaan untuk lebih aktif menciptakan lingkungan kerja inklusif dan menghargai perbedaan pendapat. 

Dampak Jangka Panjang

Dampak yang dirasakan di dunia kerja dapat mempengaruhi cara perusahaan merekrut dan mempertahankan karyawan. Sebab karyawan yang merasa terancam berkemungkinan dipecat karena pendapat pribadi mungkin memilih untuk mencari pekerjaan di tempat lain. 

Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan budaya kerja yang seimbang, di mana akuntabilitas dan kebebasan berbicara serta tidak mengorbankan satu sama lain. 

Kesimpulan

Cancel culture di dunia kerja dinilai sebagai fenomena kompleks yang berdampak signifikan bagi individu dan perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan perilaku karyawan dalam menjaga nilai-nilai perusahaan.

Namun, di sisi lain, budaya ini dapat menimbulkan risiko, seperti pemecatan atau penonaktifan karyawan tanpa mempertimbangkan secara adil akibat tindakannya untuk menghindari kritik publik.

Oleh karena itu, perusahaan perlu menjaga keseimbangan yang tepat dengan mengembangkan kebijakan jelas tentang perilaku karyawan dan menyediakan pelatihan etika untuk menciptakan lingkungan secara inklusif.

Tentang Penulis

Picture of Ucy Sugiarti
Ucy Sugiarti

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Ucy Sugiarti
Ucy Sugiarti

Artikel Terbaru