Sekarang ini, beberapa pemimpin organisasi masih banyak yang menyangkal pentingnya budaya, padahal hal tersebut dapat membentuk dan menopang antara produktivitas karyawan dan hasil bisnis.
Meskipun budaya organisasi penting bagi manajer untuk mencoba mengubah organisasi mereka dan bahkan auditor yang kini bekerja untuk mendokumentasikan budaya, seringkali ambigu dan sulit untuk mendefinisikan bagaimana budaya dalam organisasi itu sendiri.
Pengertian Budaya Organisasi
Sebelum masuk ke pengertian budaya organisasi, mari lebih memahami terlebih dahulu apa itu budaya. Secara sederhana, budaya merupakan suatu hal yang lebih dari sebuah bakat individu dan budaya merupakan lebih dari satu set nilai, perilaku, atau emosi yang dimaksudkan dan berasal dari internal.
Jadi, budaya organisasi adalah nilai (value), karakteristik yang terdapat dalam suatu organisasi dan dianut bersama sehingga dapat membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Fungsi Budaya Organisasi
Pemimpin dan juga elemen penting perusahaan lainnya berperan penting dalam menciptakan budaya dalam organisasi suatu perusahaan. Secara umum, fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut.
- Berfungsi sebagai identitas dan value, yang dapat meningkatkan sense of belonging para anggotanya.
- Berfungsi sebagai alat untuk mengorganisir karyawan atau anggotanya. Artinya nilai dan juga norma suatu perusahaan dapat menjadi batasan-batasan yang harus diikuti oleh karyawan suatu perusahaan.
- Mengontrol Perilaku. Budaya organisasi dengan nilai-nilai dan juga normanya dapat menjadi panduan untuk karyawan dalam berperilaku.
- Sebagai pendorong kinerja karyawan, karena dalam suatu organisasi karyawan harus sadar bahwa kepentingan perusahaan selalu diutamakan.
- Berfungsi sebagai tujuan organisasi. Pengidentifikasian value dan juga norma di dalam budaya perusahaan atau organisasi juga dapat menentukan tujuan organisasi.
Jenis-Jenis Budaya Organisasi
Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996:237) memaparkan bahwa terdapat 2 jenis dari budaya organisasi perusahaan.
Terbuka dan Partisipatif
Jenis budaya perusahaan ini memiliki komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang support terhadap bawahan, penyelesaian masalah secara bersama dan juga otonomi pekerja.
Tertutup dan Otokratis
Jenis budaya organisasi ini memiliki ciri tuntutan pencapaian yang tinggi, namun tidak didukung oleh rasa saling percaya. Budaya jenis ini juga memiliki sifat otokrasi yang kuat.
Baca Juga: Tujuan dan Manfaat Perilaku Organisasi Bagi Perusahaan
Contoh Budaya Organisasi
Terdapat beberapa contoh budaya yang mungkin dimiliki suatu organisasi atau perusahaan.
Kedisiplinan
Kedisiplinan dapat menjadi suatu nilai bagi perusahaan. Perusahaan yang menganut kedisiplinan biasanya membiasakan karyawannya untuk selalu tepat waktu dalam hal kedatangan, penyelesaian tugas, dan sebagainya.
Inovasi
Nilai perusahaan ini memungkinkan untuk menjadikan setiap anggota perusahaan sebagai penghasil inovasi yang dapat dikembangkan menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
Tingkatan Budaya Organisasi Perusahaan
Harapan yang dibangun oleh perusahaan berkaitan dengan kinerja karyawan sebagai individu dari yang memiliki latar belakang bervariasi. Walau berasal dari latar belakang yang berbeda, karyawan akan memahami organisasi dengan budaya untuk penentuan tujuan yang serupa dan sejalan dengan tujuan perusahaan.
Ada 3 tingkat budaya pemahaman yang dapat diketahui untuk menciptakan budaya dalam organisasi, antara lain:Â
1. Tingkatan Pertama
Budaya terlihat melalui simbol-simbol, ritual, cerita, dan acara-acara lainnya. Ini adalah artefak budaya pertama yang kita alami ketika kita bergabung atau mengunjungi sebuah organisasi.Â
2. Tingkat Kedua
Refleksi budaya tercermin dalam cara orang berpikir, berperilaku, dan merasa dalam organisasi, berdasarkan kriteria yang ditetapkan secara internal.
Budaya muncul dalam nilai-nilai, norma-norma, aturan tak tertulis, respon emosional, atau arus bagaimana hal tersebut dilakukan dalam sebuah perusahaan.
Kebanyakan definisi budaya tetap berada di tingkat pertama dan tingkat kedua ini. Namun, dapat dipercaya juga ada tingkat yang lebih maju mengenai pemahaman budaya yang membuatnya bahkan lebih berharga bagi para pemimpin bisnis.
Baca juga: Manfaat 360 Degree Feedback bagi Perusahaan
3. Tingkat ketiga
Definisi budaya sebagai identitas seperti yang dirasakan oleh pelanggan tersebut, mewakili luar-dalam pandangan budaya.
Misalnya, Amazon ingin dikenal untuk eksekusi disiplin pembelian pelanggan; Apple untuk desain dan kesederhanaan; Marriott untuk layanan yang luar biasa; Google untuk inovasi; dan seterusnya.
Brand atau identitas ini menjadi hal yang dirasakan seluruh organisasi melalui bagaimana karyawan berpikir, berperilaku, dan merasa.
Untuk menciptakan budaya yang bagus, hal tersebut tidak cukup dengan hanya memiliki atau mengenali artefak budaya (yang ada pada tingkat pertama) atau untuk membentuk bagaimana perasaan orang, berpikir, dan bertindak berdasarkan kriteria internal (yang ada pada tingkat kedua).
Sebaliknya, budaya yang menawan memastikan bahwa orang merasa, berpikir, dan bertindak secara konsisten dengan janji-janji yang dibuat kepada pelanggan dan stakeholder kunci lainnya (yang ada pada tingkat ketiga).
Bagaimana Budaya Organisasi Perusahaan Meningkatkan Pelanggan Terbaik?
Karyawan yang memahami, menghayati, dan mempraktekkannya dengan sungguh-sungguh cenderung lebih produktif dan bekerja lebih memuaskan dibandingkan karyawan yang belum sepenuhnya memahami nya. Kinerja karyawan yang memuaskan akan menghasilkan produk bermutu dan berkualitas unggul.Â
Saat perusahaan menyalurkan produk bermutu dan berkualitas kepada pasar dan dikonsumsi oleh masyarakat, perusahaan akan menerima apresiasi dan kepuasan dari pelanggan.
Kepuasan pelanggan akan membuat pelanggan kembali lagi menggunakan produk perusahaan dan enggan untuk beralih ke kompetitor.
Pada dasarnya mempertahankan pelanggan terbaik sama sulitnya dengan mendapatkan pelanggan baru. Hal ini disebabkan gempuran berbagai macam produk dari kompetitor untuk mempersuasi pelanggan beralih kepada mereka.Â
Penutup
Dengan demikian, culture yang baik akan berdampak besar pada pendapatan dan citra perusahaan secara luas. Perusahaan yang dapat menciptakan dan mempertahankan budaya yang baik akan mendapatkan berbagai keuntungan dan kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.
Sebaliknya jika culture dalam perusahaan berjalan buruk, maka operasional perusahaan pun akan terhambat. Gambaran sederhana tersebut dapat menyimpulkan bahwa budaya organisasi perusahaan yang baik dapat meningkatkan pelanggan dan mempertahankan eksistensi perusahaan untuk bertahan di dunia bisnis.