Budaya kerja adalah salah satu yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Bahkan, suatu perusahaan bisa sangat diidam-idamkan jika memiliki budaya kerja yang baik.
Membangun budaya kerja di perusahaan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Semua aspek harus diperhatikan, termasuk jenis perusahaan yang berdiri.
Nantinya budaya kerja tersebut berfungsi sebagai acuan bagi semua karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan pekerjaan maupun kegiatan lain yang berhubungan dengan perusahaan.
Kali ini, LinovHR akan memberikan pembahasan secara khusus dan mendalam mengenai budaya kerja. Mulai dari pengertian, unsur, hingga jenis-jenis yang ada saat ini.
Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian Budaya Kerja
Budaya kerja adalah sebuah nilai, norma, kebiasaan, karakteristik, serta atribut yang dibentuk dan dimiliki oleh sebuah perusahaan yang harus dijalani dan diikuti oleh setiap karyawan perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam bekerja.
Budaya kerja bisa dikatakan sebagai sebuah pedoman atau guide bagi para pekerja perusahaan dalam bersikap dan juga bertindak.
Dilansir dari Harvard Business Review, budaya kerja meliputi lingkungan kerja, visi misi perusahan, gaya kepemimpinan, value, etika, harapan, dan juga tujuan.
Poin-poin di atas merupakan bagian dari prinsip perusahaan dalam menjalankan bisnis dan mencapai tujuannya.
Fungsi dari Budaya Kerja
Setiap budaya kerja yang diterapkan oleh perusahaan, tentu memiliki fungsi yang berguna untuk menunjang perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Ini dia beragam fungsi dari sebuah budaya kerja.
-
Menjadi Pembeda dengan Organisasi Lain
Fungsi utama dari budaya kerja yaitu membedakan organisasi satu dengan yang lainnya. Secara sederhana budaya organisasi bertujuan untuk membentuk identitas tersendiri bagi setiap perusahaan yang menerapkannya.
Oleh sebab itu, budaya kerja di setiap perusahaan atau organisasi berbeda-beda. Hal ini merupakan bagian dari ciri khas atau karakteristik yang dimiliki oleh setiap perusahaan atau organisasi.
-
Menyatukan Organisasi Menjadi Satu Kesatuan
Perusahaan atau organisasi terdiri dari berbagai macam orang yang memiliki sikap, pemikiran, latar belakang, dan karakteristik yang berbeda-beda. Tujuan dari adanya budaya kerja yaitu untuk menyatukan aspek-aspek tersebut, agar menjadi satu kesatuan yang solid.
Dengan begitu, perusahaan dapat lebih mudah untuk maju dan mengembangkan usahanya, karena semua orang yang terlibat memiliki tujuan dan kepentingan yang sama.
-
Menciptakan Sistem Sosial yang Stabil
Budaya kerja yang baik penerapannya akan memberikan dampak yang positif terhadap perusahaan. Salah satunya yaitu terciptanya sistem sosial yang stabil dan positif di dalam perusahaan. Sistem sosial ini mencangkup lingkungan kerja yang positif, membangun, dan juga perubahan yang dikelola dengan baik.
-
Alat Komunikasi
Budaya kerja dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh para pekerjanya untuk berinteraksi, baik itu antar staff, maupun ke atasan dan bawahan. Budaya kerja sebagai alat komunikasi terlihat pada aspek-aspek komunikasi, seperti gaya bahasa ataupun perilaku.
-
Membentuk Perilaku Karyawan
Budaya kerja yang baik akan mampu membentuk perilaku karyawannya agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Masalah yang sering terjadi di perusahaan yaitu beradaptasi dengan lingkungan eksternal maupun integrasi internal. Penerapan budaya kerja, diharapkan bisa menjadi solusi dari masalah tersebut.
-
Pegangan dalam Pembuatan Rencana Perusahaan
Pembuatan rencana pemasaran, segmentasi pasar, penentuan posisi perusahaan di pasar, bisa dilakukan dan dibuat berdasarkan budaya kerja yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Penyesuaian tersebut dilakukan, agar perusahaan dapat lebih mudah dalam menjalankan aspek-aspek tersebut.
Keuntungan dari Budaya Kerja
Selain memberikan beragam fungsi untuk perusahaan, budaya kerja juga mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Berikut beberapa keuntungannya.
- Hubungan yang sehat antara perusahaan dengan para pekerjanya.
- Produktivitas para pekerja akan meningkat, jika budaya kerja yang diterapkan sesuai dan memberikan lingkungan kerja yang nyaman.
- Terciptanya komunikasi yang baik antara karyawan dan juga atasan, sehingga bisa meminimalisir konflik dan juga kesalahpahaman yang memungkinkan untuk terjadi.
- Reputasi perusahaan akan meningkat, karena lingkungan kerja yang positif dan juga teratur. Sehingga memberikan kesan baik bagi pihak-pihak yang pernah bekerja sama dengan perusahaan Anda.
- Membangun kekompakkan antar karyawan, sebab budaya kerja akan menyatukan orang-orang di dalam perusahaan, agar memiliki prinsip dan tujuan yang sama di perusahaan.
- Menciptakan lingkungan kerja yang positif, membangun, dan tidak menghakimi siapapun.
Baca Juga: Seperti Apa Budaya Perusahaan Inklusif Bagi Perkembangan Perusahaan
Jenis-jenis Budaya Kerja
Umumnya terdapat 4 budaya kerja yang digunakan oleh perusahaan. Keempatnya memiliki perbedaannya masing-masing. Berikut 4 jenis dari budaya kerja yang ada.
-
Clan Culture
Budaya satu ini cocok untuk perusahaan yang tidak memiliki karyawan yang banyak atau kurang dari 50 orang. Nilai utama yang dianut oleh Clan Culture yaitu kerjasama tim, komunikasi, serta konsensus.
Clan Culture lebih mengedepankan budaya kolaborasi yang terikat dengan komitmen dan juga tradisi. Setiap karyawan akan memposisikan diri mereka sebagai satu keluarga besar yang saling terikat dan berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
-
Market Culture
Apabila perusahaan yang Anda miliki merupakan jenis perusahaan multinasional dengan ratusan hingga ribuan pekerja yang ada, maka Market Culture merupakan budaya kerja yang tepat untuk diterapkan.
Market Culture adalah budaya yang memiliki orientasi untuk menjadi yang teratas atau nomor satu di bidangnya. Nilai utama yang dianut oleh Market Culture adalah pangsa pasar dan juga profit yang tinggi.
-
Hierarchy Culture
Sesuai dengan namanya, budaya satu ini lebih menekankan pada hierarki. Lingkungan kerja yang tercipta dari Hierarchy Culture cenderung lebih kaku, formal, dan prosedur yang ketat. Nilai utama yang dianut yaitu lebih kepada efisiensi dan hal yang bersifat repetisi.
Hierarchy Culture merupakan budaya kerja yang bersifat satu arah, yaitu dari atas ke bawah. Hal-hal yang dilakukan harus di bawah kontrol dan juga pengawasan atasan.
-
Adhocracy Culture
Nilai utama dari budaya adhokrasi yaitu inovasi. Budaya satu ini cocok untuk perusahaan-perusahaan yang tech-based, atau melibatkan teknologi dalam menjalankan bisnisnya. Budaya ini mendorong para karyawannya untuk selalu berpikir kreatif dan berinovasi, serta menghargai individualitas.
Budaya adhokrasi banyak digunakan oleh perusahaan startup yang memiliki budaya kerja fleksibel, santai, dan juga berorientasi pada kreativitas dan inovasi baru.
Itulah pembahasan khusus dan mendalam mengenai apa itu budaya kerja, mulai dari pengertian, fungsi, keuntungan, hingga jenis-jenis yang umum digunakan oleh perusahaan.Â
Baca Juga: Work Routine yang Bisa Diterapkan oleh Karyawan
Contoh Budaya Kerja yang Dapat Meningkatkan Produktivitas
untuk menghindari ketidaknyamanan karyawan dalam bekerja, berikut ini adalah contoh budaya kerja yang bisa tingkatkan produktivitas.
1. Aturlah Tantangan untuk Karyawan
Dalam perusahaan, apalagi yang mengutamakan hasil tentunya akan ada rasa persaingan diantara mereka. Persaingan yang dilakukan secara sehat tentu sangat baik untuk perusahaan, dibandingkan harus melakukan kecurangan-kecurangan tertentu.
Nah, sebaiknya perusahaan sudah bisa mengatur cara bersaing para karyawannya. Misalnya saja, dengan membuat beberapa tim dengan dipimpin oleh satu orang.
Terapkan aturan-aturan tertentu yang mempersilahkan mereka bekerja sekreatif mungkin. Budaya kerja yang lebih terbuka dengan kreativitas akan sangat membantu pada perusahaan.
2. Jangan Larang Karyawan Beristirahat bila Memang Sudah Waktunya
Perusahaan tentunya mempunyai waktu kerja dan waktu istirahat, misalnya saja dalam 8 jam kerja, ada kesempatan 1 jam untuk beristirahat. Jangan sampai karyawan dibiarkan kerja lembur bagai kuda tanpa ada istirahatnya sama sekali, karena mereka adalah manusia bukan mesin.
Karena hingga sekarang masih saja ada perusahaan yang beranggapan bahwa membiarkan karyawannya bekerja tanpa istirahat non stop akan lebih produktif, padahal faktanya anggapan tersebut adalah salah besar.
Dengan menyempatkan waktu untuk beristirahat, karyawan bisa mengistirahatkan pikiran, membuatnya lebih fokus kembali dibandingkan sebelumnya.
3. Buat Acara yang Mempererat Kerjasama antara Karyawan dan Atasan
Seseorang bisa lebih produktif dan nyaman bekerja di dalam kantornya bila mereka merasa nyaman juga dengan kondisi kantor, dengan karyawan dan atasannya.
Bila ada pembatas yang membuat mereka bahkan tidak bisa bergerak dan hanya boleh melakukan pekerjaanya saja itu malah membuat tidak produktif bahkan perusahaan cenderung tidak akan maju sebab menutup kreatifitas dari para karyawannya.
Buatlah sebuah kantor seperti rumah kedua bagi karyawan, ciptakan suasana kerja karyawan dengan mempererat hubungan antara karyawan dan atasan.
4. Penghargaan pada Prestasi Karyawan
Penghargaan yang dilakukan perusahaan pada karyawan juga akan memicu karyawan untuk semakin lebih produktif.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan khususnya untuk merayakan prestasi, misalnya saja dengan memberikan gaji tambahan, promosi ataupun bonus. Hal ini dapat anda pelajari pada artikel mengenai contoh reward dan punishment di dalam perusahaan.
5. Fokuslah pada Produktivitas Karyawan, Bukan Hanya Jadwalnya
Cara lain yang juga bisa membantu karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan mendorong mereka secara langsung. Alih-alih harus mengatur jadwal yang sangat ketat, lebih baik Anda memberikan keleluasaan namun masih teratur agar tidak terlalu bebas.
6. Membuat Suasana Ruangan yang Nyaman
Kantor merupakan tempat yang akan digunakan karyawan bekerja selama berjam-jam, mereka dituntut harus bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik di tempat tersebut. Namun, apa jadinya bila perusahaan membuat sebuah kantor yang membuat karyawannya tidak nyaman?
Tentu saja itu akan mempengaruhi pada kinerja karyawan. Misalnya saja, kantor yang gelap, pencahayaan yang buruk, warna cat yang tidak sesuai, pengap dan yang lainnya, itu malah akan membuat tidak nyaman.
Usahakanlah Anda bisa membuat kantor yang sangat nyaman, sekarang ini sudah banyak sekali desain-desain kantor yang bisa dijadikan referensi.
7. Membantu Penyelesaian Masalah Karyawan
Tidak selamanya karyawan akan bekerja tanpa ada masalah, bisa saja sewaktu-waktu mereka mendapatkan masalah yang akan mengganggu pada kinerjanya.
Misalnya saja masalah antar karyawan atau antar pribadi, perusahaan harus mampu menghindari hal ini. Jangan sampai masalah yang dimiliki karyawan benar-benar mengganggu pada pekerjaan.
Manfaatkanlah HRD sebagai tempat mediasi atau menyelesaikan masalah tertentu dengan baik agar kinerja karyawan tetap bisa terjaga.
Baca Juga: Rekomendasi Aplikasi untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja
Dapat disimpulkan bahwa budaya kerja adalah perananan penting bagi perusahaan dan juga karyawan yang bekerja di dalamnya. Sebuah budaya kerja memang perlu untuk diterapkan secara baik. Agar mampu menghasilkan output yang maksimal bagi bisnis dan perkembangan perusahaan.
Semoga bermanfaat!