Dalam dunia HR, bradford factor telah menjadi alat yang penting dalam pengelolaan ketidakhadiran karyawan.
Dengan menganalisis pola ketidakhadiran secara matematis, metode membantu perusahaan menentukan strategi yang efektif dalam mengelola absensi dan dampaknya terhadap produktivitas atau kegiatan operasional mereka.
Melalui artikel LinovHR ini, Anda akan memahami lebih jauh bagaimana cara menghitung absen serta mengevaluasi ketidakhadiran karyawan dengan menggunakan bradford factor. Mari simak selengkapnya!
Apa Itu Bradford Factor?
Bradford factor merupakan rumus yang umum digunakan oleh HR untuk mengukur ketidakhadiran karyawan.
Ini adalah angka yang mencerminkan seberapa banyak ketidakhadiran yang tidak terencana yang telah diambil oleh seorang karyawan selama tahun kerja terakhir.
Secara umum, aturan dari bradford factor adalah bahwa angka ini meningkat setiap kali karyawan tersebut absen. Semakin besar skornya, semakin besar dampaknya.
Dengan memantau ketidakhadiran karyawan, akan membantu mengukur potensi dampak yang dapat ditimbulkan pada kelancaran operasional bisnis secara keseluruhan. Di beberapa perusahaan, bradford factor menjadi KPI.
Bagaimana Menghitung Absen dengan Bradford Factor?
Untuk menghitung skor bradford, Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
S² x D = B
Berikut adalah penjelasan mengenai variabel di atas:
- S adalah singkatan dari ‘mantra’, yang mengacu pada ketidakhadiran selama jangka waktu tertentu
- D adalah jumlah hari ketidakhadiran pada periode yang sama
- B adalah faktor bradford yang dihasilkan
Dalam kebanyakan kasus, jangka waktu yang digunakan dalam perhitungan ini adalah satu tahun, yang setara dengan 52 minggu.Â
Untuk lebih memahaminya, mari perhatikan contoh di bawah ini:
Misalnya, ada dua karyawan dalam sebuah perusahaan. Karyawan X dan Karyawan Y. Karyawan X baru saja sakit dan tidak masuk selama 10 hari.
Sementara itu, karyawan Y dalam keadaan cukup sehat, namun dalam kurun waktu yang sama, dia sakit sebanyak tiga kali secara terpisah, dengan total 10 hari absen.
Penghitungan skor bradford akan terlihat seperti ini:
- Karyawan X: 1(1) x 10 = 10
- Karyawan Y: 3(3) x 10 = 90
Dalam situasi ini, jumlah absen Karyawan X, meskipun jumlah hari yang dihabiskan setara, pada dasarnya dapat dianggap lebih merugikan untuk operasional bisnis secara teoritis.
Baca Juga: Alasan Kehadiran Karyawan Sangat Penting Bagi Perusahaan
Bagaimana Cara Mengevaluasi Skor Bradford Factor?
Beberapa perusahaan bisa memilih untuk menetapkan poin pemicu dengan beragam skor bradford.
Ketika seorang karyawan mencapai angka yang cukup tinggi, maka tindakan tertentu akan diambil.
Berikut adalah contoh angka beserta potensi tindakan yang dapat diambil:
- Skor 100 dapat memicu tinjauan ketidakhadiran
- Skor 200 dapat menghasilkan peringatan (lisan atau tertulis)
- Skor 400 dapat memunculkan pertemuan mendalamÂ
- Skor 700 dapat mengindikasikan potensi pemecatan
Pro Kontra Menggunakan Bradford Factor
Terdapat sejumlah pro dan kontra dalam menerapkan skor bradford pada absensi karyawan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai pro dan kontra penggunaannya:
Alasan Pro
Berikut adalah alasan mengapa pro menggunakan bradford factor:
1. Efisien
Perusahaan kecil dengan tim HR yang kurang lengkap dan sering merasakan tekanan dari absensi reguler dapat mendapatkan manfaat besar dari penggunaan bradford factor.Â
Pasalnya, metode ini mudah digunakan dan akan menghemat waktu untuk tugas-tugas yang lebih penting.Â
Tak hanya perusahaan kecil, namun perusahaan besar juga dapat menggunakan alat ini untuk memantau absensi secara objektif.Â
Mereka dapat menggunakannya meskipun mungkin tidak memiliki tekanan yang sebanding dengan perusahaan kecil saat ada absensi karena sakit.
2. Pengurangan Absensi
Bradford factor dapat mendorong karyawan untuk hanya mengambil cuti ketika benar-benar diperlukan.Â
Hal ini akan mendorong karyawan untuk memikirkan dengan cermat bagaimana absensi jangka pendek mereka akan terakumulasi dalam jangka panjang.
Alasan Kontra
Berikut adalah alasan mengapa kontra menggunakan bradford factor:
1. Menegakkan Hukuman pada Karyawan yang Jujur
Kehadiran memang terkadang tidak bisa dihindari, namun memberi sanksi bisa menjadi tidak adil bagi mereka yang mengambil cuti dengan alasan yang darurat.
Misalnya, mengambil cuti dengan alasan seperti merawat anggota keluarga, menghadapi stres, atau masalah mental.
Hal ini bisa menyebabkan konsekuensi hukum serius, termasuk potensi pelanggaran terhadap UU Ketenagakerjaan.
2. Tidak Cukup Spesifik
Ada kemungkinan ada karyawan yang secara rutin mengambil cuti sakit pada hari-hari tertentu, dan bisa saja ada alasan mendasar untuk hal ini.
Akan tetapi, metode ini tidak akan menunjukkan tingkat detail tersebut.Â
Sifat matematis dari bradford factor mengubah tingkat absenteeism menjadi angka desimal.
Padahal, ketidakhadiran sebenarnya adalah masalah yang personal yang tidak dapat diukur secara akurat oleh suatu formula.
Permudah Kelola Kehadiran Karyawan dengan Software Absen LinovHRÂ
Mengelola kehadiran karyawan merupakan aspek penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan. Tanpa memperhatikan hal ini, akan sulit bagi perusahaan untuk memaksimalkan tujuan mereka.
Selain itu, mengelola kehadiran juga menjadi bagian penting dalam menegakan kedisiplinan karyawan.
Untuk memastikan efisiensi dalam monitoring kehadiran, perusahaan perlu menerapkan solusi yang mempermudah proses tersebut.Â
Solusi terbaik untuk mempermudah pengelolaan kehadiran karyawan secara efektif adalah dengan memanfaatkan Software Absensi LinovHR.Â
Software Absen LinovHR memberikan solusi dengan sistem terintegrasi untuk mempermudah tugas-tugas sehari-hari HR terutama dalam mengelola absensi karyawan.
Di dalam Software Absensi LinovHR terdapat fitur Daily Attendance, fitur ini memungkinkan HR untuk melihat secara real-time karyawan yang tidak hadir.
Ada juga fitur Time Summary yang memudahkan HR untuk mengakumulasi total lembur, cuti, keterlambatan dan total jam kerja. Tersedia juga fitur Report yang bisa diunduh guna melakukan audit kehadiran.
Dari fitur-fitur ini, HR dan manajemen bisa melihat tingkat kedisiplinan karyawan dengan efektif.
Tidak sampai situ, Software Absensi LinovHR juga memudahkan HR dalam melakukan pengelolaan cuti dan izin. Di mana HR bisa mengatur kuota cuti dan jenis izin yang bisa dilakukan karyawan.
Dengan memanfaatkan Software Absensi dari Platform Software HRIS Indonesia LinovHR, perusahaan dapat dengan mudah melacak dan mengelola presensi karyawan secara real-time, meminimalkan risiko kesalahan manual, dan meningkatkan kegiatan operasional secara keseluruhan.Â
Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memudahkan pengelolaan kehadiran karyawan Anda.
Segera ajukan demo gratis sekarang dan temukan bagaimana LinovHR mempermudah dalam urusan kehadiran karyawan Anda!