Saat ini, Indonesia tengah mengalami bonus demografi. Hal ini ditandai dengan populasi usia produktif yang mencapai mayoritas, yakni sebesar 70,72 persen dari total penduduk di Indonesia.
Bonus demografi memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi negara. Jika ditangani dengan baik, bonus demografi bisa menjadi keuntungan ekonomi. Namun jika tidak, bonus demografi bisa menjadi bencana.
Mengapa demikian? Jika Anda ingin tahu jawabannya, silahkan baca artikel LinovHR tentang pengertian serta sisi positif dan negatif bonus demografi berikut ini!
Apa Itu Bonus Demografi?
Bonus demografi adalah kondisi ketika populasi usia kerja di suatu negara lebih besar daripada populasi non usia kerja. Populasi usia kerja yang dimaksud adalah masyarakat yang memiliki kemampuan untuk bekerja dan berusia 15 hingga 64 tahun.
Penyebab dari bonus demografi terjadi saat anak-anak yang lahir ketika angka kelahiran tinggi tumbuh besar dan mulai bekerja. Di saat yang sama, populasi lansia dan anak-anak semakin menurun. Hal itu menyebabkan beban tanggungan yang harus dipikul masyarakat usia produktif menjadi semakin sedikit.
Jika masyarakat produktif tidak banyak menanggung anak-anak dan lansia, mereka bisa menekan pengeluaran dan meningkatkan investasi. Alhasil, pendapatan per kapita pun meningkat.
Manfaat Bonus Demografi
Setelah Anda mengenal apa yang dimaksud dengan bonus demografi, kini waktunya Anda mengetahui manfaat bonus demografi bagi negara.
Manfaat bonus demografi yang paling utama adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Manfaat ini sudah pernah dialami oleh negara Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Singapura.
Bonus demografi bisa meningkatkan ekonomi negara karena ada banyak tenaga kerja yang dimiliki untuk melakukan aktivitas ekonomi dan produksi.Â
Semakin banyak aktivitas ekonomi yang dilakukan, semakin banyak pula penghasilan. Akibatnya, penghasilan individu dan negara pun akan semakin meningkat.
Dampak Bonus Demografi
Bonus demografi memiliki dampak positif dan negatif yaitu sebagai berikut:
Dampak Positif
Inilah beberapa dampak positif yang akan diterima suatu negara jika bonus demografi dikelola dengan baik.
-
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Ketika jumlah generasi produktif lebih banyak daripada generasi non produktif, beban yang ditanggung akan semakin sedikit.Â
Hal ini membuat generasi produktif tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak dari penghasilannya. Mereka bisa meningkatkan penghasilan hingga jauh lebih besar dari pengeluaran.
Pada akhirnya, pendapatan per kapita pun meningkat. Hal ini menandakan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh peningkatan kesejahteraan.
-
Menyediakan Tenaga Kerja Produktif
Jika kita berkaca dari negara-negara seperti Jepang dan Singapura yang memiliki cukup banyak populasi lansia, mereka mengalami masalah yang sama, yaitu kurangnya tenaga kerja.
Apabila tidak ada orang yang bisa bekerja, perekonomian masyarakat akan terganggu. Begitu pula dengan perekonomian negara, akan sulit untuk mencapai tujuan.
-
Menyiapkan Persaingan Internasional
Saat ini, akses antar negara-negara di dunia semakin terbuka. Hal ini dibuktikan dengan adanya pasar bebas.
Pasar bebas memungkinkan kegiatan jual beli antar negara dilakukan secara bebas tanpa hambatan dari pemerintah. Pasar bebas ini sangat mengutamakan persaingan.Â
Jika tenaga kerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja asing, akan sulit untuk mempertahankan posisi.
Dampak Negatif
Sayangnya, bonus demografi juga membawa beberapa dampak negatif. Berikut di antaranya.
-
Meningkatnya Populasi Lansia
Ketika bonus demografi berakhir, populasi lansia akan meningkat. Akibatnya adalah negara akan kekurangan tenaga kerja.Â
Hal ini dialami oleh negara Jepang yang telah melalui masa bonus demografi dan sedang berada di masa krisis tenaga kerja.
-
Meningkatnya Angka Pengangguran
Lonjakan jumlah tenaga kerja juga dibarengi dengan meningkatnya angka pengangguran. Hal ini bisa terjadi jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bisa menanggung semua tenaga kerja.
Selain itu, penguasaan tenaga kerja terhadap skill penting juga mempengaruhi lonjakan angka pengangguran. Jika tenaga kerja yang ada tidak bisa menguasai skill yang diminta perusahaan, mereka tidak akan bisa dipekerjakan.
Baca Juga: Mengurangi Pengangguran Kerja dengan Cara Membuka Lapangan Kerja
Tantangan Bonus Demografi
Mengelola bonus demografi bukan merupakan tugas yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi negara dalam mengelola demografi ini, yaitu:
1. Perkembangan Teknologi
Saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini menambah tantangan bagi generasi muda karena mau tidak mau, mereka harus mengejar teknologi dan menguasainya.
Di sisi lain, perkembangan teknologi juga mengubah cara kerja banyak perusahaan. Perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin menyebabkan banyak tenaga kerja diberhentikan. Hal ini tentu akan meningkatkan jumlah pengangguran dan merugikan bonus demografi.
2. Tingkat Pengangguran
Bonus demografi tidak akan membawa manfaat jika tingkat pengangguran masih tinggi. Sayangnya, saat ini jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup banyak.Â
Berdasarkan data dari BPS, terdapat 8,4 juta pengangguran di Indonesia per bulan Februari 2022.Â
3. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi bonus demografi. Tanpa pendidikan, masyarakat usia produktif tidak bisa menjadi SDM yang berkualitas. Akibatnya fatal dalam karier, di mana bisa jadi masyarakat tidak mampu memiliki karir yang baik dan meningkatkan taraf hidupnya.
4. Stunting
Demografi memiliki kaitan erat dengan kesehatan. Jika masyarakat tidak sehat, mereka tidak akan bisa bekerja.
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang sayangnya banyak dialami oleh anak Indonesia. Masalah kesehatan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan fisik yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi. Jika tidak ditangani, stunting bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak dan kecerdasan.
Strategi Mengoptimalkan Bonus Demografi
Mengingat pentingnya manfaat bonus demografi, Indonesia perlu berbenah dengan menerapkan strategi yang bisa mengoptimalkan bonus demografi. Sebab jika tidak dioptimalkan, bonus demografi akan menjadi beban demografi.
Berikut ini adalah beberapa strategi untuk mengoptimalkan bonus demografi Indonesia.
1. Meningkatkan Kualitas dan Akses Pendidikan
Strategi pertama yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas akses terhadap pendidikan tersebut. Jangan sampai hanya penduduk di daerah-daerah tertentu saja yang bisa menerima pendidikan berkualitas.
Hal ini sangat penting agar bonus demografi bisa melahirkan SDM yang berkualitas.
2. Meningkatkan Kualitas dan Akses Layanan Kesehatan
Tenaga kerja produktif adalah tenaga kerja yang sehat. Oleh karena itu, agar bonus demografi bisa dimaksimalkan, kualitas layanan kesehatan beserta aksesnya juga perlu ditingkatkan. Layanan kesehatan yang dimaksud termasuk juga pengobatan dan pemberian vitamin yang bisa mencegah stunting.
3. Membuka Lapangan Kerja
Bonus demografi akan menghasilkan banyak tenaga yang siap kerja. Oleh karena itu, membuka banyak lapangan kerja menjadi hal yang tak boleh ketinggalan untuk dilakukan. Hal ini menjadi suatu keharusan agar jumlah pengangguran tidak semakin banyak.
Itulah hal yang perlu Anda ketahui tentang bonus demografi. Bonus demografi adalah hal yang positif jika bisa dimanfaatkan dengan baik. Tentunya dengan berbagai usaha dari berbagai pihak.
Semoga dengan mengetahui hal ini Anda jadi mengerti potensi SDM yang ada di Indonesia saat ini dan masa mendatang.