Pernahkan Anda mendengar kata retail? Istilah tersebut tentu mengarah kepada sebuah bisnis yang menjual produk atau jasa secara eceran kepada konsumen. Seperti jenis bisnis lainnya, bisnis ini memiliki tantangannya sendiri.
Di Indonesia, bisnis retail berkembang cukup pesat mengingat peluang pasarnya yang begitu luas dan potensial. Namun, kondisi pandemi Covid-19 saat ini memaksa berbagai jenis bisnis mendapatkan tantangan besar.
Meskipun memiliki peluang dan potensi yang begitu menjanjikan, Anda perlu memahami lebih dalam apa itu retail serta apa saja fungsi dan jenis-jenis bisnisnya.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini agar Anda dapat memanfaatkan peluang bisnis ini dengan baik.
Apa itu Retail?
Kata retail memiliki arti ‘memangkas menjadi kecil-kecil’ yang diambil dari bahasa Prancis. Sementara itu menurut bahasa Inggris, istilah ini merujuk pada sebuah penjualan retail.
Ada banyak sekali pengertian dari istilah tersebut menurut beberapa para ahli yang merujuk pada kegiatan penjualan barang atau jasa yang dijual kepada konsumen akhir.
Jadi, pengertian sederhananya retail adalah konsumen yang membeli suatu barang atau jasa tidak lagi menjual kembali barang atau jasa tersebut. Dalam arti lain, konsumen menggunakan barangnya untuk keperluan pribadinya.
Baca juga: Apa Itu Partnership dan Kegunaannya Untuk Bisnis Anda?
Pengertian Retail Menurut Para Ahli
Setelah Anda mengetahui apa itu retail secara umum, ternyata ada beberapa pengertian lainnya yang dikeluarkan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa pengertian retail menurut para ahli:
1. Philip Kotler
Retail adalah proses penjualan eceran yang melibatkan semua kegiatan yang terkait dengan penjualan barang dan jasa kepada konsumen tingkat akhir. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi konsumen.
2. David Gilbert
Gilbert menggambarkan retail sebagai usaha bisnis yang menggunakan semua keahlian pemasaran produk atau jasa secara langsung untuk memuaskan konsumen di tingkat akhir.
Bisnis ini berfokus pada organisasi penjualan produk barang atau jasa dan berperan sebagai pusat distribusi.
3. Barry R. Berman dan Joel R. Evans
Berman dan Evans menyatakan bahwa retail merupakan aktivitas bisnis yang berusaha memasarkan produk dan jasa kepada konsumen.
Di sini konsumen merupakan tingkat akhir untuk keperluan pribadi atau kebutuhan rumah tangga.
4. Michael Levy dan Barton A. Weitz
Levy dan Weitz sepakat bahwa retail adalah serangkaian aktivitas bisnis yang bertujuan meningkatkan nilai guna produk atau jasa.
Produk tersebut kemudian dijual kembali kepada konsumen untuk digunakan secara pribadi atau kebutuhan rumah tangga.
Sejarah Perkembangan Retail di Indonesia
Sejarah perkembangan retail di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an. Toko retail pertama kali muncul di Jakarta pada tanggal 23 April 1963, di gedung Sarinah Jalan M.H. Thamrin.
Ide ini pertama kali digagasi oleh Presiden Soekarno yang mengadopsi konsep penjualan dari Jepang dan negara Barat. Kemudian pada tahun 1990-an, perkembangan toko retail semakin pesat di Indonesia.
Mulai banyak individu yang mendirikan usaha retail, menyediakan produk unggulan dari berbagai negara. Oleh karena itu, retail kemudian menjadi kebutuhan utama masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan gaya hidup.
Seiring waktu, toko retail terus mengalami inovasi dan perkembangan, muncul dengan skala yang bervariasi dari kecil hingga besar.
Dengan ini, keberadaan toko retail kini bukan hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga ikut berperan dalam pertumbuhan ekonomi negara Indonesia secara keseluruhan.
Perbedaan Retail dan Grosir
Masih banyak yang menganggap bahwa ritel sama dengan grosir, namun keduanya ternyata memiliki perbedaan.
Grosir lebih berfokus pada penjualan dalam jumlah besar tanpa mempertimbangkan aspek-aspek yang umumnya diharapkan oleh konsumen akhir.
Artinya pedagang grosir tidak berurusan langsung dengan konsumen akhir seperti retail. Justru mereka akan menjual barang dagangan mereka secara massal kepada toko retail.
Selain itu, perbedaan utama juga terletak pada harga produk, di mana harga retail cenderung lebih tinggi dibandingkan harga grosir.
Hal ini disebabkan oleh adanya biaya tambahan, seperti biaya sewa ruko, tenaga kerja, dan lainnya, yang dikenakan pada harga barang dagangan untuk konsumen akhir.
Sementara itu, pedagang grosir memiliki harga yang relatif lebih rendah karena mereka tidak perlu memikirkan biaya-biaya tambahan tersebut.
Bagaimana Cara Kerja Bisnis Retail?
Sebelum memulai bisnis eceran, sebaiknya Anda harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara kerja bisnis ini agar berjalan dengan baik. Pada dasarnya, usaha retail memberikan pasokan barang atau jasanya kepada konsumen akhir.
Perusahaan tersebut tentu harus bekerjasama dengan perusahaan lainnya agar siklus pasokan retail berjalan dengan baik. Umumnya siklus tersebut dimulai dari produsen, grosir, retailer, dan berakhir pada konsumen akhir.
Produsen merupakan pihak awal yang membuat berbagai macam produk dengan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja yang tersedia. Kemudian, produk-produk tersebut dibeli oleh para grosir yang nantinya akan dijual kembali kepada para retailer.
Bisnis eceran berada pada titik ini dimana mereka melakukan pembelian produk dari para grosir sebelum produk tersebut dijual kepada konsumen akhir.
Dengan begitu, produk-produk tersebut berakhir pada konsumen yang membeli barang dari para retailer dimana produk tersebut akan digunakan secara pribadi.
Fungsi Bisnis Retail
Hal yang tak kalah penting untuk Anda ketahui adalah memahami fungsi bisnis retail dalam distribusi pemasaran.
Kehadiran bisnis semacam ini tentunya membawa manfaat yang cukup penting khususnya bagi konsumen yang memerlukan berbagai jenis produk siap pakai.
1. Memenuhi Permintaan Pasar
Banyaknya perusahaan yang melakukan penjualan secara eceran dapat mempermudah konsumen mendapatkan produk yang diinginkannya. Hal ini karena perusahaan retailer selalu menyediakan pasokan produk yang sesuai dengan permintaan di pasaran.
Selain itu, bisnis retail selalu memberikan pelayanan purna jual kepada konsumen yang memungkinkan mendengarkan dan menanggapi berbagai keluhan dari pelanggan.
2. Menawarkan Keberagaman Produk
Tidak hanya itu, fungsi bisnis eceran lainnya yaitu memungkinkan konsumen untuk memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya.
Tentunya perusahaan retailer selalu menyediakan produk yang cukup beragam sehingga konsumen dapat memilih dan menemukan produk yang dibutuhkan.
3. Membantu Produsen Memasarkan Produk
Fungsi lainnya dari bisnis retail tidak hanya menguntungkan bagi konsumen saja melainkan bagi para produsen juga.
Perusahaan retail pastinya tidak hanya membeli produk pada satu tempat grosir atau produsen.
Hal ini kerap kali menguntungkan produsen karena mereka tidak perlu lagi repot-repot untuk memasarkan produknya seperti yang dilakukan oleh para perusahaan retail.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Penjualan? Berikut Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Manfaatnya
Jenis Bisnis Retail
Secara umum bisnis retail merupakan pihak yang menjual secara eceran atau kuantitas kecil kepada konsumen akhir.
Namun, tidak semua perusahaan retailer memiliki jenis yang sama. Terdapat beberapa jenis yang Anda harus ketahui seperti berikut ini.
1. Berdasarkan kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya, bisnis retail dibagi atas tiga jenis yaitu franchising, corporate chain, dan independent retail firm. Masing-masing memiliki ciri khasnya yang membedakan satu dengan lainnya.
- Franchising. Seperti yang kita tahu bahwa franchising merupakan sistem pemasaran dari suatu perusahaan yang memberikan hak jualnya kepada perusahaan lain untuk menjalankan bisnis yang sama. Perusahaan franchise yang sering kita jumpai seperti Pizza Hut, Haus, Menantea, dan lain-lain.
- Corporate chain. Berbeda dengan franchising, pada corporate chain terdapat keterkaitan satu sama lain dengan manajemen tertentu dan biasanya terdapat sejumlah kepemilikan saham. Contoh dari corporate chain adalah department store dan pasar swalayan.
- Retail firm. Jenis ketiga menurut kepemilikannya yaitu independent retail firm. Jenis ini sangat sering kita jumpai dimana kepemilikannya bersifat pribadi dan tidak ada afiliasi. Contohnya seperti toko kelontong dan warung-warung.
2. Berdasarkan produk yang dijual
Tidak semua produk yang dijual oleh perusahaan retail memiliki produk yang sama. Setidaknya terdapat dua jenis berdasarkan produknya yaitu produk yang berupa barang dan produk yang berupa jasa.
- Barang. Jenis yang pertama yaitu perusahaan retail yang menjual berbagai macam produk barang kebutuhan konsumen. Dibagi lagi menjadi beberapa macam seperti department store, speciality store, catalogue showroom, dan produk makanan serta obat.
- Jasa. Berbeda dengan jenis yang pertama, terdapat bisnis retail yang menjual produk jasa. Mereka menawarkan mulai dari jasa personal seperti supir hingga jasa sewa barang-barang seperti sewa mobil, sewa sepeda, dan lain-lain.
3. Berdasarkan lokasi penjualan
Tidak hanya berdasarkan produk serta kepemilikannya, terdapat pula jenis bisnis retail ditinjau dari lokasi penjualannya. Secara umum dibagi menjadi tiga yaitu shopping center, strip development, dan downtown central business district.
Ketiganya memiliki lokasi penjualan yang berbeda-beda seperti shopping center yang secara umum lokasi penjualannya dalam satu bangunan.
Berbeda dengan strip development yang lebih luas yang biasanya memiliki lahan untuk area parkir para pengunjungnya.
Namun yang lebih besar di antara keduanya yaitu downtown central business district. Lokasi tersebut menjadi pusat bisnis atau area komersial yang terdapat di suatu kota.
Baca juga: Memahami Arti Dari Perusahaan Jasa, Manfaat, dan Cirinya
Contoh Jenis Toko Retail
Contoh dari toko retail ada banyak sekali, bahkan setiap harinya kita tidak bisa lepas dari kegiatan berbelanja dan memenuhi kebutuhan di toko retail. Berikut ini beberapa jenis toko retail, yaitu:
- Toko kelontong
- Warehouse retailer
- Departemen store
- Mobile retailer
- Internet retailer
- Speciality retailer
- Convenience retailer
Tips dan Trik Membangun Bisnis Ritel yang Sukses
Memulai bisnis ritel membutuhkan usaha dan kerja keras yang besar, terutama bagi Anda yang baru terjun pertama kali ke dunia bisnis. Untuk membangun bisnis retail yang sukses, terdapat beberapa tips yang bisa Anda ikuti seperti dibawah ini:
1. Tentukan Industri Bisnis Ritel yang Ingin Dibangun
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memulai bisnis ritel adalah mencari tahu seluk beluk tentang bisnis yang ingin dibangun. Proses ini bisa juga disebut sebagai penentuan niche market.
Jika Anda masih bergulat mencari tahu ide bisnis yang cocok atau masih bingung harus memfokuskan bisnis Anda kemana, beberapa cara ini mungkin dapat membantu Anda:
- Tentukan apa yang Anda sukai atau sesuatu yang Anda minati dan memiliki peluang besar untuk dijual.
- Mencari tahu hambatan atau masalah yang akan dihadapi dapat membantu Anda merencanakan solusi untuk mengatasinya di masa mendatang. Serta, membantu menentukan apakah suatu industri cocok untuk bisnis Anda.
- Pertimbangkan profitabilitas dari bisnis yang Anda bangun. Jadi, penting bagi Anda mencari tahu seluk beluk bisnis yang memiliki potensi profitabilitas.
2. Buat Rencana Bisnis
Langkah kedua yang penting dalam membangun bisnis apapun adalah menyusun sebuah rencana bisnis. Dengan membuat rencana bisnis, Anda dapat memiliki acuan yang pasti untuk diikuti dan memastikan Anda telah melakukan riset yang tepat.
Perusahaan yang membuat rencana bisnis memiliki peluang dua kali lebih besar untuk tumbuh dan bertahan pada tahun-tahun berikutnya, dibandingkan perusahaan yang tidak membuat rencana bisnis.
Dalam menulis rencana bisnis, penting bagi Anda untuk menyusun rencana yang dapat mencakup semua aspek utama pengembangan bisnis, seperti:
- Deskripsi perusahaan
- Tujuan dan sasaran menyeluruh bisnis
- Analisis pasar yang mendetail
- Analisis pesaing
- Struktur organisasi yang merangkum struktur manajemen dan tanggung jawab anggota tim.
- Rencana pemasaran dan perikalanan
- Dan lain-lain.
3. Pilih Nama Bisnis Retail yang Menarik
Selain membuat rencana bisnis, luangkan waktu Anda untuk menemukan nama bisnis yang bagus dan cocok dengan industri Anda. Saat menentukan sebuah nama bisnis, terdapat beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan, seperti:
- Arti: Pilih nama yang memiliki makna bagus dan usahakan nama merek mudah dikenali oleh pelanggan.
- Kesederhanaan: Carilah nama yang relatif pendek dan mudah untuk diucapkan dan diingat oleh pelanggan.
- Keunikan: Jangan memilih nama yang mirip dengan nama pesaing atau kompetitor. Usahakan cari sesuatu yang orisinil dan otentik.
Meskipun menentukan nama merek tidak menjadi tolak ukur keberhasilan bisnis retail, tetapi setidaknya Anda memikirkan entitas bisnis Anda.
4. Pilih Struktur Hukum untuk Bisnis Retail
Memilih struktur hukum untuk bisnis Anda adalah hal yang penting karena dapat menentukan bagaimana sikap perusahaan dalam mengumpulkan dan melaporkan pajak.
Terdapat banyak jenis struktur hukum, tetapi tiga jenis struktur hukum paling umum ditemukan dalam bisnis retail adalah kepemilikan tunggal, perseroan terbatas, dan korporasi.
5. Buat Anggaran Bisnis
Langkah berikutnya yang tak kalah penting adalah membuat anggaran bisnis dengan kemampuan terbaik yang Anda miliki. Pada tahap ini, penting bagi pebisnis untuk memperhatikan biaya awal untuk membangun bisnis.
6. Temukan Lokasi Bisnis yang Tepat
Apabila Anda ingin membuka bisnis secara offline, Anda perlu fokus menemukan lokasi yang tepat untuk bisnis Anda.
Usahakan Anda memilih lokasi di pusat kota, meskipun harga sewanya lebih mahal namun peluang untuk mendatangkan banyak pelanggan lebih besar dibandingkan membangun usaha di pinggiran kota.
Baca juga: Beberapa Ide Bisnis Online dan Strateginya
Setelah menyimak penjelasan diatas, membangun sebuah bisnis ritel tidak mudah dan diperlukan persiapan yang matang. Namun, bukan berarti kesulitan tersebut menjadi penghalang bagi Anda untuk mencobanya.
Sebab, jika bisnis ini dijalankan dengan serius dan tepat maka akan menghasilkan keuntungan yang besar.
Demikian penjelasan singkat kami mengenai bisnis retail. Jadi, apakah Anda tertarik untuk memulai berbisnis retail sekarang juga? Semoga artikel ini bermanfaat!