Proses produksi dari suatu produk tidak bisa dilepaskan dari tenaga kerja. Biaya yang dihasilkan dalam proses produksi juga tidak bisa dilepaskan dengan biaya tenaga kerja langsung. Singkatnya, biaya ini adalah gaji atau upah kepada para pekerja yang terlibat dalam proses produksi.Â
Besaran gaji atau upah ini wajib untuk dimasukkan dalam pembukuan dan akuntansi di setiap periodenya.
Dalam pembahasan kali ini, LinovHR akan membahas secara mendalam, mengenai biaya tenaga kerja langsung yang ada di dalam sebuah bisnis, mulai dari pengertian, manfaat, cara menghitung, hingga contohnya.
Simak penjelasan di bawah ini!
Apa yang Dimaksud Biaya Tenaga Kerja Langsung?
Biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar atau membiayai kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan proses produksi di dalam suatu bisnis atau perusahaan. Tenaga kerja langsung ini sering juga disebut dengan direct labor.Â
Secara sederhana, biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah yang didapat oleh para pekerja yang terlibat secara aktif dan langsung di dalam sebuah proses menghasilkan barang jadi atau produksi. Misalnya, pekerja yang bekerja di pengoperasian mesin produksi.Â
Komponen dalam gaji atau upah ini tidak hanya berfokus pada gaji pokok, melainkan komponen-komponen lainnya, seperti tunjangan, kompensasi, asuransi, pajak, dan lain sebagainya.
Manfaat Menyusun Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung sangat berkaitan dengan komponen dalam produksi. Karenanya, perlu dilakukan penyusunan yang tepat. Ada beberapa manfaat yang akan dirasakan perusahaan ketika dapat menyusun anggaran biaya tenaga kerja yang baik dan matang, yaitu:Â
-
Mengurangi Pengeluaran yang Tidak Perlu
Salah satu manfaat utama dari menyusun anggaran biaya ini yaitu bisa menekan biaya yang tidak dibutuhkan. Anggaran yang tersusun, pastinya sudah dipikirkan dan dihitung secara matang, dari awal hingga proses produksi selesai.Â
Dengan begitu, maka anggaran yang keluar akan lebih efisien, dibandingkan dengan yang tidak melakukan penyusunan anggaran, serta bisa mengurangi perusahaan mengalami kerugian.
-
Menghitung Biaya Produksi dengan Cepat
Manfaat selanjutnya yaitu dapat memudahkan perusahaan dalam menghitung biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi, seperti biaya bahan pokok dan biaya overhead.
Biaya produksi harus dihitung secara baik dan benar, karena nantinya akan mempengaruhi harga jual dari produk yang sudah jadi tersebut.
-
Mengurangi Risiko Kerugian
Anggaran dibuat berdasarkan perhitungan yang matang. Nantinya anggaran tersebut akan dijadikan sebagai acuan untuk perusahaan dalam mengeluarkan biaya.
Hal ini tentunya akan mengurangi risiko perusahaan dalam mengalami kerugian, sebab semuanya sudah diatur dan dibuat di dalam anggaran tersebut. Dengan kata lain, anggaran berfungsi juga sebagai alat pengawasan bagi perusahaan dalam menjalankan proses produksi.
-
Penggunaan Tenaga Kerja Lebih Efisien
Manfaat yang terakhir yaitu, penggunaan tenaga kerja lebih efektif dan efisien. Di dalam sebuah anggaran, tertulis segala hal yang dibutuhkan dalam sebuah proses produksi, termasuk jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan bisa menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan agar sesuai dengan anggaran yang dibuat. Sehingga dapat mengurangi pengeluaran ekstra yang dibutuhkan untuk membayar tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam melakukan proses produksi.
Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung
Guna memudahkan Anda dalam memahami biaya tenaga kerja langsung, berikut adalah contoh yang bisa Anda simak seperti berikut ini:
Di dalam sebuah pabrik penghasil makanan ringan, terdapat beberapa tenaga kerja yang terlibat di dalamnya, dari awal proses pembuatan hingga akhir. Para pekerja tersebut tentunya harus diberi upah atau gaji oleh perusahaan yang mempekerjakannya, seperti operator mesin, karyawan yang melakukan pengepakan, hingga karyawan yang melakukan pengolahan barang mentah, dan juga karyawan-karyawan lainnya.
Nantinya, gaji-gaji dari para pekerja tersebut dibayarkan perusahaan dalam periode waktu tertentu, seperti harian, mingguan, atau bulanan, sesuai dengan kesepakatan awal antara kedua belah pihak yang terlibat.
Baca Juga: Mengenal Tenaga Kerja Kontingen dan Manfaat Merekrutnya
Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung, perlu menggunakan satuan jam buruh langsung yang disebut dengan DHL.
Selain itu, terdapat juga beberapa komponen yang harus diperhatikan, sebelum melakukan perhitungan biaya tenaga kerja langsung, diantaranya:
- Berapa jumlah barang yang akan diproduksi.
- Berapa jam yang dibutuhkan oleh buruh untuk mengerjakan barang per unitnya.
- Besarnya upah rata-rata per jam buruh langsung.
- Jenis barang yang diproduksi oleh perusahaan.
- Lamanya waktu produksi barang yang dibutuhkan.
Secara sederhana perhitungan biaya tenaga kerja langsung bisa dilakukan dengan cara mengalikan total jam kerja dengan tingkat upah yang ada.
Biaya tenaga kerja langsung: DHL = Total Jam Kerja x Tingkat Upah Tenaga Kerja
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang termasuk ke dalam tenaga kerja langsung. Sebagai contoh, staff akunting, staff pemasaran, dan staff lainnya yang tidak terlibat di dalam proses produksi secara langsung.
Tenaga kerja langsung hanya orang-orang atau pekerja yang terlibat dan aktif secara langsung di dalam proses produksi dari awal hingga akhir produksi, seperti yang sudah disebutkan pada contoh biaya tenaga kerja langsung di atas.
Baca Juga: Ini Caranya Hitung Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja
Itulah pembahasan mengenai biaya tenaga kerja langsung dalam kegiatan bisnis, mulai dari pengertian, contoh, hingga cara menghitungnya.
Mengingat hal ini sangat penting dalam sebuah bisnis yang berorientasi pada proses produksi, maka segala proses dan juga komponennya harus diperhatikan dan dilakukan secara matang, agar tidak menimbulkan kerugian. Baik dari sisi perusahaan maupun dari sisi pekerja yang terlibat di dalam proses produksi.
Semoga bermanfaat!