Biaya produksi adalah salah satu faktor untuk melancarkan dan mengefektifkan proses produksi barang atau jenis layanan lainnya. Selain itu, hal ini juga dapat menekan biaya pengeluaran perusahaan. Namun tahukah Anda apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
Untuk lebih jelasnya, kita simak pengertian, jenis, faktor hingga cara menghitung biaya produksi.
Pengertian Biaya Produksi
Dilansir dari Investopedia, biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bisnis atau perusahaan untuk proses pembuatan produk atau penyediaan layanan.
Istilah tersebut juga bisa diartikan sebagai faktor-faktor terpenting yang terdapat dalam proses produksi mulai dari cara menghitung, membuat laporan, dan pengontrolan biaya.
Hal ini bertujuan agar dapat memastikan kegiatan produksi bisa menghemat biaya dan tidak mengalami kerugian.
Baca Juga: Biaya dan Beban dalam Produksi, Apakah Memiliki Makna yang Sama?
Tujuan Menghitung Biaya Produksi
Pada sektor bisnis dan perusahaan, perhitungan biaya ini bertujuan agar dapat mengetahui dan memantau arus pengeluaran dan pemasukan pada segala hal yang berkaitan dengan kegiatan produksi.
Adapun beberapa tujuan lainnya adalah:
1. Membantu dalam Memutuskan Harga Jual
Proses produksi barang dimulai dari membuat produk tersebut, dan saat pembuatan produk pastinya industri harus mengeluarkan sejumlah biaya agar bisa menghasilkan sebuah barang.
Maka dari itu, biaya ini diperlukan untuk memutuskan harga jual yang tepat agar bisa diterima oleh konsumen dan industri bisa tetap mendapatkan keuntungan.
2. Menyempurnakan Kualitas Bahan Baku
Istilah ada harga ada kualitas tentunya tidak jarang Anda dengar. Sama seperti pada kegiatan produksi, jika Anda mengerti berapa biaya yang harus dilakukan dalam membuat brang akan memudahkan dalam mencari bahan baku dengan kualitas terbaik.
Sehingga barang yang dihasilkan nanti juga akan berkualitas dan bisa digunakan secara maksimal.
3. Mendapatkan Sumber Bahan Baku yang Baik
Pemilihan dari sumber bahan baku menjadi salah satu faktor utama untuk menghasilkan barang yang baik.
Maka dari itu, pemahaman tentang hal ini akan memudahkan perusahaan atau industri untuk memilih produsen bahan baku dengan harga yang murah namun tetap memperhatikan kualitas barang yang baik.
4. Proses Produksi yang Efektif dan Efisien
Selain memilih bahan baku utama, proses industri haruslah memilih sumber daya apa yang akan digunakan untuk pengolahannya apakah dari sumber daya manusia atau memanfaatkan teknologi.
Jika industri paham dan bisa mempraktikkan dengan baik biaya proses produksi, maka industri bisa menentukan dengan tepat sumber daya mana yang akan digunakan.
Dengan memilih sumber daya yang tepat, seluruh proses akan berjalan dengan efektif dan efisien.
5. Menjadi Faktor dalam Pengambilan Keputusan yang Tepat
Dengan perhitungan yang tepat dalam menentukan ongkos pembuatan, perusahaan dapat menentukan keputusan yang tepat dalam mengalokasikan dana pengeluarannya untuk pembelian bahan baku, mesin, serta menentukan harga penjualan.
Sehingga pengambilan keputusan akan sangat tepat dan akan mendatangkan keuntungan yang besar.
Jenis-Jenis Biaya Produksi
Terdapat berbagai jenis biaya yang akan dikeluarkan oleh bisnis atau perusahaan untuk proses pembuatan produk barang atau penawaran lainnya. Jenis-jenis tersebut antara lain:
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai beberapa hal dan jumlahnya tidak akan berubah.
Dengan kata lain, biaya tetap merupakan biaya yang tidak akan berubah dengan jumlah output yang dihasilkannya.
Sebagai contoh, suatu bisnis restoran harus membayar biaya ruko sebesar Rp2.000.000 dan harus dibayar setiap bulannya.
Maka biaya sewa tersebut menjadi biaya tetap yang harus dibayar oleh restoran setiap bulannya terlepas dari jumlah pendapatan per bulannya.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah seiring dengan perubahan tingkat produksi.
Biaya ini akan naik jika volume produksi meningkat dan akan menurun jika volume produksi menurun.
Jika volume produksi dalam suatu periode nol, maka tidak ada biaya variabel yang dikeluarkan.
Contohnya yaitu, biaya variabel termasuk untuk komisi penjualan, biaya utilitas, bahan baku, serta biaya tenaga kerja langsung.
3. Total Biaya
Biaya total atau total cost adalah penggabungan antara biaya variabel dan biaya tetap. Hal ini akan memperhitungkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan saat proses produksi atau penawaran layanan.
Contoh dari biaya tetap adalah suatu perusahaan tekstil akan mengeluarkan biaya sebesar Rp20.000 per kemejanya, dan perusahaan tersebut harus memproduksi sejumlah 1000 unit kemeja dalam satu bulan.
Pada periode tersebut juga, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya sewa tempat sebesar Rp1.000.000 per bulannya.
Sehingga total biaya variabel perusahaan tekstil adalah Rp20.000 Ă— Rp1000 = Rp2.000.000 dengan biaya tetap sebesar Rp1.000.000. Jadi jumlah dari biaya totalnya adalah Rp2.000.000 + Rp.1.000.000 = Rp3.000.000
4. Biaya Rata-Rata
Pada jenis biaya rata-rata yaitu mengacu pada total biaya pembuatan barang dibagi dengan jumlah unit yang dikeola.
Biaya tersebut juga dapat diperoleh dengan menjumlahkan biaya variabel rata-rata dan biaya tetap rata-rata.
Biasanya, jenis biaya ini akan digunakan perusahaan untuk membuat keputusan dalam menetapkan harga produk untuk pendapatan atau laba maksimum.
Hal ini dilakukan perusahaan untuk meminimalkan biaya rata-rata per unit agar dapat meningkatkan margin keuntungan tanpa mengikat biaya.
5. Biaya Marjinal
Biaya marjinal merupakan biaya produksi pada satu unit tambahan output. Biaya ini berfungsi untuk menunjukkan peningkatan total biaya yang berasal dari produksi satu unit barang.
Biaya marjinal akan dipengaruhi oleh perubahan biaya variabel. Perusahaan memanfaatkan biaya marjinal untuk membuat keputusan tentang alokasi sumber daya produksi dengan cara yang paling efektif.
Baca Juga:Â Marketing Mix: Pengertian dan Penjelasan Konsep 4P dan 7P
Komponen Biaya Produksi
Selain terdiri dari beberapa jenis, terdapat juga beberapa komponennya:
1. Bahan Baku (Direct Material)
Bahan baku adalah biaya bahan dengan bentuk fisik yang digunakan sebagai proses pertama kegiatan produksi. Seluruh bahan baku yang terkumpul akan diolah untuk menghasilkan suatu barang yang dapat dijual.
Dalam beberapa kasus lain, bahan baku digunakan tidak hanya pada proses pertama saja.
Namun dapat digunakan pada saat proses kedua dan selanjutnya dengan adanya penambahan bahan baku.
Contohnya adalah pabrik baju. Agar dapat menghasilkan baju, pabrik tersebut akan menyiapkan bahan baku utamanya yaitu kain dan juga benang serta beberapa komponen lainnya.
2. Tenaga Kerja atau Sumber Daya Manusia (Direct Labour)
Tenaga kerja atau sumber daya manusia adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar upah para pegawai yang terlibat secara langsung dalam pengolahan produk.
3. Biaya Overhead Produksi
Biaya overhead adalah total dari keseluruhan biaya. Pada umumnya, biaya ini memiliki jumlah yang tinggi dalam biaya proses pengelolaan barang.
Atau hal ini diartikan sebagai biaya pengeluaran tidak langsung yang berkaitan pada proses pembuatan dan pengolahan barang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produksi
Terdapat beberapa faktor utama, antara lain:
1. Permintaan (Demand)
Permintaan konsumen pada suatu barang atau layanan bisa saja menurun atau justru meningkat.
Untuk menanggapi hal tersebut, perusahaan harus bisa menyediakan bahan baku pembuatan, tenaga kerja, serta beberapa fasilitas lainnya agar bisa memenuhi permintaan konsumen.
Jadi dari keuntungan penjualan yang didapatkan bisa dimanfaatkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan barnag.
2. Teknologi
Penggunaan teknologi dirasa dapat mengurangi dalam pengeluaran biaya untuk menggaji para pegawai.
Selain itu, teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan bisa menghasilkan banyak komoditas dalam waktu yang singkat.
Sehingga saat ini banyak perusahaan memanfaatkan teknologi untuk proses produksi.
Baca Juga: Dampak Positif Dari Penggunaan Teknologi Dalam Sektor Bisnis
3. Kurs Mata Uang
Transaksi penjualan barang tidak hanya dilakukan di dalam negeri saja, namun bisa dilakukan dengan luar negeri.
Maka dari itu, perusahaan yang melakukan impor bahan baku dari luar negeri akan mempengaruhi biaya proses produksi karena terjadi proses pertukaran nilai mata uang.
Jika dalam suatu kondisi nilai mata uang sedang naik maka dapat membuat nilai bahan baku menjadi murah.
Tetapi sebaliknya jika nilai tukar sedang tinggi akan membuat harga bahan baku menjadi tinggi juga dan membuat perusahaan pengekspor menjadi kurang kompetitif.
4. Biaya Bahan
Penggunaan biaya bahan mentah yang diperlukan dapat dipengaruhi oleh tahun, keterbatasan ekonomi serta ketersediaan barang.
Misalnya, bahan baku pasir bisa saja naik akibat adanya kenaikan harga bahan bakar.
Karena saat proses pengiriman yang menggunakan kendaraan seperti mobil atau truck, para produsen harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengisi bahan bakar.
5. Pajak
Pajak menjadi salah satu faktor tidak langsung yang cukup memberikan peran dalam overhead tahunan perusahaan.
Tinggi rendahnya nilai pajak dalam satu periode tahun bergantung pada kebijakan pemerintah daerah atau pusat.
Jadi jika perusahaan memiliki tambahan pegawai untuk pengelolaan barang atau layanan, akan terjadi peningkatan biaya pada asuransi, pajak karyawan, serta biaya pengelohan barang yang lebih tinggi.
6. Suku Bunga
Suku bunga merupakan biaya pinjaman bank yang dilakukan perusahaan untuk membiayai kegiatan produksi. Maka dari itu, suku bunga yang disediakan oleh bank bisa saja mengalami kenaikan atau penurunan.
Baca juga: Pengertian Job Costing Hingga Cara Melakukannya
Cara Menghitung Biaya Produksi
Cara menghitung biaya produksi dalam dilakukan dengan tahapan , yakni menentukan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan.
Setelah itu, biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, lalu hasilnya dibagi dengan total biaya dengan jumlah barang yang dihasilkan. Hasilnya akan menjadi biaya rata-rata per unit.
Untuk memudahkan Anda dalam mendapatkan nilai biaya produksi, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini.
1. Menghitung Bahan Baku yang Digunakan:
Saldo awal bahan baku + biaya pembelian bahan baku – saldo akhir bahan baku
2. Menghitung Biaya Produksi:
Material yang digunakan + biaya pegawai langsung + biaya overhead produksi.
3. Menentukan Harga Pokok Produksi:
Total seluruh biaya produksi + saldo awal persediaan barang proses produksi – saldo akhir persediaan barang proses produksi
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP):
Harga pokok produksi + jumlah persediaan barang awal – jumlah persediaan barang akhir.
Baca Juga: Rumus Perhitungan HPP untuk Perusahaan Dagang dan Manufaktur
Agar lebih paham, simak contoh soal biaya produksi biaya produksi di bawah ini:
Sebuah pabrik kue ingin menghitung biaya produksi untuk membuat 1000 kue bolu. Berikut adalah rincian biaya yang dibutuhkan:
1. Bahan baku: tepung terigu, telur, gula, dan mentega. Untuk membuat 1000 kue bolu, diperlukan:
- 50 kg tepung terigu x Rp 8.000/kg = Rp 400.000
- 150 butir telur x Rp 2.000/butir = Rp 300.000
- 25 kg gula x Rp 10.000/kg = Rp 250.000
- 10 kg mentega x Rp 50.000/kg = Rp 500.000
- Total biaya bahan baku = Rp 1.450.000
2. Biaya tenaga kerja: Pabrik kue membutuhkan 5 orang karyawan untuk membuat 1000 kue bolu dengan gaji rata-rata Rp 3.000.000/bulan.
Jika proses produksi membutuhkan waktu 3 hari, maka biaya tenaga kerja yang dibutuhkan adalah:
- 5 karyawan x Rp 3.000.000/bulan = Rp 15.000.000
- Biaya tenaga kerja per hari = Rp 15.000.000 / 30 hari = Rp 500.000/hari
- Biaya tenaga kerja untuk 3 hari = Rp 500.000/hari x 3 hari = Rp 1.500.000 Total biaya tenaga kerja = Rp 1.500.000
3. Biaya overhead: Pabrik kue menggunakan listrik dan air untuk memproduksi kue. Biaya listrik per bulan adalah Rp 2.000.000 dan biaya air per bulan adalah Rp 1.000.000.
Jika proses produksi membutuhkan waktu 3 hari, maka biaya overhead yang dibutuhkan adalah:
- Biaya listrik per hari = Rp 2.000.000 / 30 hari = Rp 66.667/hari
- Biaya air per hari = Rp 1.000.000 / 30 hari = Rp 33.333/hari
- Biaya overhead untuk 3 hari = (Rp 66.667 + Rp 33.333) x 3 hari = Rp 300.000 Total biaya overhead = Rp 300.000
4. Total biaya produksi = Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja + biaya overhead. Total biaya produksi = Rp 1.450.000 + Rp 1.500.000 + Rp 300.000 = Rp 3.250.000
Baca Juga: Cara Menghitung EBITDA dengan Tepat
Demikian pembahasan mengenai biaya produksi. Semoga dapat memberikan manfaat bagi Anda.