Attrition: Fenomena Pengurangan Karyawan

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

attrition rate
Isi Artikel

Retention karyawan menjadi salah satu metrik penting yang harus diperhatikan oleh HRD karena ini berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan tenaga kerja.

Namun, ternyata selain retention, metrik lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh HR adalah attrition. 

Istilah ini berkaitan dengan pengurangan karyawan dalam jangka waktu tertentu, baik itu karena great resignation, pensiun, pemutusan kontrak, atau hal lainnya.

Ada banyak penyebab dari fenomena ini. Sebagai HR tentu saja sangat penting untuk mengambil tindakan nyata untuk mempertahankan talenta terbaik.

Untuk mengatasi hal ini, maka sangat penting bagi HR mengetahui apa itu attrition rate. Dengan begini, HR bisa mencegah attrition sebelum hal ini terjadi.

Mari simak lebih jauh dalam artikel LinovHR berikut ini!

 

Pengertian Attrition

Attrition adalah sebuah fenomena yang terjadi di beberapa perusahaan dalam mengurangi jumlah karyawan yang dimilikinya dengan jangka waktu tertentu.

Di dalam attrition peran yang ditinggalkan oleh karyawan tidak diganti oleh pihak perusahaan untuk waktu yang lama atau selamanya.

Ini bisa terjadi juga karena perusahaan sudah mengadopsi otomatisasi atau teknologi baru sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sebanyak ketika proses masih dilakukan dengan cara manual.

Atrisi karyawan juga bisa diartikan sebagai pengurangan tenaga kerja yang terjadi secara alami karena beberapa alasan seperti pensiun, sakit, meninggal, atau mengundurkan diri.

Istilah attrition sering juga digunakan bersamaan dengan turnover tetapi dua istilah ini sangatlah berbeda. Di mana turnover berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja atau posisi yang ditinggalkan karyawan dan diisi kembali oleh karyawan baru.

Ini berbeda dari turnover di mana perusahaan tidak berusaha untuk mengisi ulang posisi yang ditinggalkan karyawan.

 

Alasan Terjadinya Attrition

Mengutip dari AIHR, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya attrition di suatu perusahaan, sebagai berikut:

  • Kepuasan kerja yang buruk: Karyawan meninggalkan pekerjaan mereka karena merasa tidak puas dengan pekerjaannya.
  • Kurangnya kesempatan untuk pertumbuhan dan peluang karier: Karyawan merasa perusahaan kurang memberikan kesempatan untuk pertumbuhan karier mereka baik secara horizontal maupun vertikal.
  • Budaya organisasi yang buruk: Kebijakan, nilai-nilai dalam organisasi yang dirasa tidak sesuai dengan karyawan juga menjadi alasan karyawan memilih untuk tidak bertahan di perusahaan.
  • Manajemen perusahaan buruk: Manajemen perusahaan dan kepemimpinan yang buruk juga menjadi penyebab seorang karyawan pergi.

 

Baca Juga: Cara Menghitung Employee Turnover Rate

 

Dampak Tingginya Attrition Rate Adalah

Attrition rate adalah metrik yang digunakan untuk mengukur karyawan yang berkurang dalam periode waktu tertentu.

Metrik ini ditampilkan dalam persentase dan dibandingkan dengan total tenaga kerja. HR menggunakan ini untuk menentukan jumlah posisi yang kosong atau dihilangkan.

Terjadinya atrisi karyawan, tentu akan memiliki dampak tersendiri bagi suatu perusahaan. Dampak tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Perusahaan dapat menghemat biaya tenaga kerja karena tidak perlu lagi memberikan gaji, kompensasi, intensi dengan menghilangkan posisinya.
  • Tertundanya project perusahaan yang memiliki kaitan dengan karyawan yang keluar. Hal tersebut tentu akan memengaruhi timeline yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki dampak yang langsung terhadap reputasi perusahaan, konsumen, hingga partner yang dimiliki oleh perusahaan.
  • Bertambahnya beban pekerja yang lain karena ia harus merangkap mengerjakan pekerjaan dari posisi yang dihilangkan.

 

Attrition vs Retention 

Attrition dan retention adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan keduanya dapat dilihat melalui penjelasan di bawah ini.

 

  • Attrition

Attrition lebih mengacu pada pengurangan tenaga kerja yang terjadi secara alami melalui alasan seperti pensiun, sakit, kematian, maupun pengunduran diri. Di dalam keadaan ini, perusahaan pun tidak berusaha untuk mencari pengganti dari posisi yang ditinggalkan tersebut.

 

  • Retention

Retention adalah ketika sebuah bisnis mampu mempertahankan karyawan yang berbakat dan dapat menghindari para karyawan yang dimilikinya untuk melakukan turnover.

Melalui penjelasan di atas, Anda dapat mengetahui bahwa attrition dan retention adalah dua hal yang berbeda.

Attrition lebih mengacu pada pengurangan karyawan, sedangkan retention lebih mengacu pada mempertahankan karyawan yang berbakat.

 

Mengapa Penting Mengukur Attrition

Selain menghitung turnover, sangat penting juga bagi perusahaan untuk mengukur atrisi karyawan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa attrition rate itu penting untuk dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Dapat mengetahui tingkat kepuasan para karyawan pada perusahaan.
  • Dapat mengelola biaya terkait pelatihan dalam meningkatkan keterampilan karyawan.
  • Untuk mengetahui tingkat attrition rate, karena attrition rate yang tinggi dapat memengaruhi proposisi nilai karyawan dan bisnis yang Anda jalankan. 

 

Pastikan Karier yang Jelas untuk Karyawan dengan Software HRIS LinovHR 

Layaknya turnover, attrition karyawan yang tinggi juga menandakan ada yang salah dalam manajemen SDM di dalam perusahaan. Ini menandakan bahwa perusahaan gagal untuk membaca apa yang diinginkan karyawan.

Salah satu mengapa adanya atrisi karyawan dalam perusahaan adalah karena tidak adanya jenjang karier di dalam perusahaan.

Ini membuat karyawan merasa mereka stagnan dan cepat atau lambat akan dibuang oleh perusahaan. Maka karyawan pun memilih untuk meninggalkan perusahaan.

Di sisi lain, ketidakmampuan perusahaan untuk menyediakan jenjang karier adalah karena belum adanya pengelolaan yang baik dan benar.

Perusahaan yang melakukan pengelolaan pengembangan karir secara manual tentu akan memakan waktu yang lama dan rumit.

 

Aplikasi Absensi Online
Succession Management LinovHR

 

Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempersingkat waktu dalam pengembangan karir karyawan adalah dengan menggunakan Succession Management LinovHR.

Melalui modul Succession Management dari Aplikasi HRIS LinovHR, Anda dapat melakukan pengembangan karir karyawan secara sistematis dan mudah.

Fitur career path pada modul ini dapat Anda gunakan dalam menentukan hubungan dari satu jenjang karier ke jenjang karier lainnya dengan nilai yang lebih besar.

Dengan menggunakan Succession Management LinovHR, perusahaan akan mempermudah para HR perusahaan dalam melihat kandidat karyawan mana saja yang memiliki peluang untuk melakukan pengembangan karir melalui fitur talent pool. 

Ingin segera merasakan manfaat pengembangan karir dengan mudah pada perusahaan Anda?

Segera gunakan Succession Management Software LinovHR sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru